Latest News
You are here: Home | Kimia | Mengukur Ketangguhan Industri Manufaktur di Tengah Badai Covid-19
Mengukur Ketangguhan Industri Manufaktur di Tengah Badai Covid-19

Mengukur Ketangguhan Industri Manufaktur di Tengah Badai Covid-19

Duniaindustri.com (Juli 2021) – Di tengah terpaan badai pandemic Covid-19 yang telah berjalan lebih dari 1,5 tahun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim industri manufaktur di Tanah Air tergolong tangguh, karena masih mencatatkan kinerja positif.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor industri termasuk industri manufaktur mampu berkontribusi 78,80 persen terhadap ekspor atau USD81 miliar dari total ekspor nasional sebesar USD102 miliar pada Januari-Juni 2021. Alhasil neraca perdagangan Indonesia sepanjang semester pertama surplus sebesar USD8,22 miliar.

“Hemat saya, prestasi ini sangat membanggakan karena diraih di tengah-tengah kondisi sulit, pandemi Covid-19 gelombang kedua,” ujar Agus Gumiwang, dalam keterangannya, Kamis (29/7).

Menperin optimis pada semester II-2021, industri manufaktur akan tetap berada di teritori positif, meski pada pertengahan Juni perekonomian nasional mengalami turbulensi akibat varian Delta yang lebih menular.

Agus mengingatkan agar pelaku industri lebih mematuhi Surat Edaran Kemenperin No 3/2021 tentang Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19. Bahkan pihaknya tidak segan untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada pelaku industri yang tidak menjalankan ketentuan tersebut.

“Siapa saja pelaku industri yang tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin sesuai kebijakan pemerintah dalam surat edaran Kemenperin, maka akan dapat sanksi mulai dari administratif, pembekuan operasional hingga mencabut izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI),” ujar dia.

Dijelaskan Agus, sejak Maret 2020 hingga Juni 2021, Kemenperin telah menutup sebanyak 400 perusahaan berizin IOMKI. Perusahaan itu dinilai tidak patuh dalam menjalankan protokol kesehatan secara ketat saat melakukan proses bisnisnya.

“Mari kita sama-sama buktikan bahwa industri bukan klaster penyebaran Covid-19. Kita lakukan apa yang tertuang dalam surat edaran tersebut dan bantu saya untuk tidak menjatuhkan sanksi, karena saya akan bertindak tegas,” papar dia.

Salah satu subsektor manufaktur yang potensial untuk berkembang di masa depan adalah industri petrokimia. Hal itu terlihat dari besarnya peluang investasi guna mensubstitusi impor. Tengok saja, emiten petrokimia terbesar di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), menggandeng Thai Oil Public Company Limited (Thai Oil), kilang minyak unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis guna meraih pendanaan US$ 1,7 miliar atau Rp24,65 triliun untuk membangun kompleks petrokimia terintegrasi.

Chandra Asri Petrochemical dan Thai Oil telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (rights issue) yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi di emiten berkode saham TPIA ini akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thai Oil yang akan bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi tersebut.

“Ini adalah momen yang luar biasa bagi Chandra Asri. Hasil dari rights issue akan secara signifikan meningkatkan rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan langkah perseroan untuk mempercepat pengambilan Final Investment Decision atau FID pada tahun 2022,” kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Chandra Asri Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Erwin mengatakan hal tersebut adalah bagian dari strategi inti perseroan untuk memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia, mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam negeri. Hal itu juga sejalan dengan seruan Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan kemandirian dan substitusi impor.

“Kami senang memiliki Thai Oil, kilang terbesar di Thailand sebagai mitra pertumbuhan kami, yang meningkatkan keamanan pasokan bahan baku dan memperkuat posisi kami sebagai perusahaan petrokimia terkemuka dan menjadi pilihan di Indonesia,” ujar Erwin.

Pemegang saham utama Chandra Asri Petrochemical, PT. Barito Pacific., Tbk dan SCG Chemicals Co., Ltd, mendukung penuh aksi korporasi tersebut untuk menyuntikkan ekuitas ke perseroan. Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua perseroan yang berskala global oleh anak perusahaannya, PT. Chandra Asri Perkasa (CAP2) yang antara lain akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas dan utilitas terkait. Hal itu sejalan dengan strategi CAP untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia.

Total investasi Thai Oil akan memperoleh 15 persen kepemilikan saham di Chandra Asri setelah rights issue, dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57 persen dari kepemilikan saham di CAP, mencapai 1,3 miliar dolar AS. Transaksi tersebut masih mensyaratkan persetujuan regulator yang berlaku, termasuk dari OJK dan diharapkan selesai selambat-lambatnya 30 September 2021 dan akan menjadi salah satu right issue terbesar yang pernah dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tergantung atas keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada 2022, Thaioil dan SCG Chemicals dapat selanjutnya secara kolektif berinvestasi hingga 0,4 miliar dolar AS. Metode investasi selanjutnya ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham Chandra Asri serta otoritas pemerintah terkait di Indonesia.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT. Barito Pacific Tbk Agus Salim Pangestu mengatakan Barito pada dasarnya percaya pada pertumbuhan melalui kemitraan. Ia juga senang memiliki Thaioil sebagai investor fundamental lainnya di Chandra Asri, setelah melalui seleksi investor strategis yang kuat dan proses yang komprehensif.

“Kami berharap dapat bekerja sama untuk mewujudkan CAP2 dan menciptakan dampak beyond returns yang membangun nilai berkelanjutan bagi orang-orang, bisnis dan masyarakat di dalam dan di luar Indonesia. Kerjasama ini menciptakan peluang dan lingkungan yang luar biasa untuk mewujudkan visi ini, dan kami menanti fase selanjutnya untuk perjalanan bersama ini,” ujar Agus.

Presiden dan Chief Executive Officer Thaioil Wirat Uanarumit mengatakan investasi di Chandra Asri merupakan langkah penting bagi Thaioil dan langkah strategis untuk memperluas rantai nilai perseroan ke dalam bisnis petrokimia.

“Saya senang bahwa kami dapat merampungkan proses kemitraan ini dengan CAP, produsen petrokimia utama di pasar yang menarik seperti Indonesia, dan untuk membantu Chandra Asri Petrochemical dalam tahap pertumbuhan berikutnya dengan pengembangan dan pembangunan CAP2. Kemitraan ini juga akan bersinergi dengan kolaborasi komersial antara CAP dan Thaioil dimana Thaioil dapat memasok nafta untuk CAP dari Clean Fuel Project (CFP) senilai 4,8 miliar dolar AS yang dijadwalkan akan selesai pada tahun 2023,” ujar Wirat.

Dengan demikian, lanjutnya, hal itu meningkatkan keamanan bahan baku untuk CAP dalam prosesnya. Ia meyakini kemitraan tersebut akan berhasil dan saling menguntungkan baik bagi Chandra Asri maupun Thaioil. Ia berharap dapat bekerja sama dengan Chandra Asri untuk bersama-sama mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan menguntungkan di masa depan.

Sementara itu, Presiden SCG Chemicals Tanawong Areeratchakul mengatakan: SCG Chemicals menyambut baik Thaioil sebagai investor strategis dan mitra bahan baku baru. Ia sepenuhnya mendukung Chandra Asri dan dengan senang hati melakukan investasi bersama dalam pengembangan dan konstruksi CAP2.

“Kemitraan SCG Chemicals selama satu dekade dan kolaborasi yang sukses dengan Chandra Asri menunjukkan komitmen kami terhadap pertumbuhan Indonesia. Investasi kami di CAP2 menegaskan kembali komitmen kami untuk kemakmuran jangka panjang Indonesia. Kami berharap dapat bekerja sama dengan CAP, Barito dan Thaioil untuk menyelesaikan CAP2 dengan sukses,” ujar Tanawong.

Investasi di CAP2 diproyeksikan sekitar 5 miliar dolar AS. Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu empat sampai lima tahun dengan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut. Hal itu akan menggandakan kapasitas produksi perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.

Hal itu juga akan membantu memenuhi pertumbuhan permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat, mengurangi ketergantungan impor, mengembangkan industri petrokimia hilir lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini: