Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Investor Brunei Siapkan Rp 3 Triliun untuk Take Over Kebun Sawit
Investor Brunei Siapkan Rp 3 Triliun untuk Take Over Kebun Sawit

Investor Brunei Siapkan Rp 3 Triliun untuk Take Over Kebun Sawit

Duniaindustri.com – Investor Brunei menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Akuisisi itu akan dilakukan dengan skema take over, pembelian langsung, atau kerjasama dengan mitra lokal.

“Nilai take over minimal satu perusahaan bisa mencapai Rp 300 miliar. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki),” kata sumber duniaindustri.com yang mengetahui rencana akuisisi tersebut.

Menurut dia, akuisisi bisa dilakukan di seluruh daerah Indonesia, karena lahan di negeri ini sangat cocok dengan kebun kelapa sawit. Selain itu, Indonesia telah menjadi produsen dan eksportir sawit nomor satu terbesar di dunia, disusul Malaysia.

“Kami akan melihat feasibility dari lahan dan harga yang cocok. Bisa juga kerjasama dibuat dengan take over lahan yang kesulitan modal,” tambahnya.

Sejak tiga tahun terakhir, investor asing berlomba-lomba datang dan menanam modal di sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Investor Malaysia dan Amerika Serikat juga diketahui sedang mencari kebun sawit di Indonesia.

Investor asal Malaysia sedang mencari kebun sawit seluas 200 ribu hektare di Kalimantan. Sekjen Association of Plantation Investors of Malaysia in Indonesia (APIMI), Nor Hazlan Abdul Mutalib, menerangkan tiga perusahaan asal Malaysia telah menyampaikan ketertarikannya berinvestasi perkebunan sawit di Indonesia.

“Luas lahannya untuk setiap satu perusahaan sekitar 20 ribu hektare secara bertahap,” kata Nor Hazlan.

Saat ini tiga perusahaan Malaysia itu sedang tahap pencarian lahan di daerah Kalimantan. Lebih lanjut, kata Nor Hazlan, tidak hanya berinvestasi di kebun, perusahaan Malaysia juga tertarik membangun industri hilir di Indonesia seperti yang telah dilakukan Sime Darby dan KL Kepong. “November ini pabrik refinery milik Sime Darby siap produksi,” tandas Nor Hazlan.

Saat ini jumlah perusahaan perkebunan asal Malaysia yang berada di Indonesia sekitar 18 perusahaan. Dari jumlah tersebut, luas lahan yang dimiliki mencapai kurang lebih 1 juta hektare. Sekitar 80%-nya sudah ditanami oleh sawit.

Selain investor Malaysia, investor asal Amerika Serikat (AS) mencari lahan untuk perkebunan sawit seluas 250 ribu hektare di Indonesia. Investor AS yang namanya terdaftar di bursa efek AS itu menyiapkan investasi US$ 1,25 miliar atau setara US$ 5.000/hektare.

Sumber duniaindustri.com yang mengetahui rencana transaksi itu menyatakan, nama perusahaan AS tersebut cukup tenar di negeri Paman Sam dan ‘mejeng’ di bursa efek AS. “Dia bilang 250 ribu hektare kebun sawit masih ada di Indonesia mengingat Indonesia menjadi produsen sawit terbesar di dunia,” ceritanya.

Dia tidak mau menyebut nama perusahaan AS tersebut karena tidak mau menghebohkan. Lokasi yang diincar perusahaan pun belum mau dibocorkan karena khawatir harga lahan akan naik terlebih dahulu.

Saat ini PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menjadi penguasa lahan sawit terbesar di Indonesia. Smart menguasai lahan sawit seluas 480 ribu hektare. Total lahan sawit di Indonesia pada 2012 diperkirakan mencapai 8,2 juta hektare.

Seorang eksekutif SMART yang enggan diungkap jatidirinya menyebutkan dengan luas lahan itu, Sinarmas Agro menjadi produsen sawit terbesar di Indonesia. “Sinarmas Group juga memiliki 1 juta hektare lahan sawit di Papua yang belum digarap,” ujarnya kepada duniaindustri.com.

Peringkat kedua yang menjadi penguasa lahan sawit di Indonesia adalah Wimar International dengan 350 ribu hektare, selanjutnya PT Minamas Plantation, anak usaha Sime Darby Plantation Sdn Bhd (produsen sawit terbesar di dunia) yang menguasai area perkebunan sawit sebesar 280 ribu hektare di 8 provinsi di Indonesia.

Lima Grup Besar

Sebanyak lima grup perusahaan perkebunan menjadi penguasa area kebun sawit di Indonesia dengan menguasai 14% dari total area kelapa sawit di Indonesia. Lima grup perkebunan itu masing-masing grup terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas produksi antara dan hilir.

Menurut penelusuran duniaindustri.com, di antara lima grup perusahaan perkebunan terbesar tersebut, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan grup yang paling tidak terintegrasi. PT Astra Agro Lestari Tbk hampir sepenuhnya merupakan produsen minyak sawit hulu murni dan baru mulai berkonsentrasi pada perkebunan dan penggilingan belakangan ini.

Area terbesar dimiliki oleh Golden Agri-Resources Ltd, yang memiliki 0,46 juta hektar area tertanam pada akhir tahun 2013. PT Astra Agro Lestari Tbk memiliki 0,27 juta hektar, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIM) memiliki 0,23 juta hektar dan area terbesar berikutnya dimiliki oleh Wilmar International, yang juga memiliki 0,23 juta hektar (angka ini mencakup beberapa area yang terletak di Malaysia). Anak perusahaan Sime Darby Berhad di Indonesia, PT Minamas Plantation, memiliki 0,2 juta hektar lahan kelapa sawit.

Sementara di Malaysia, hampir 20% dari total area perkebunan sawit dimiliki oleh empat grup perkebunan terbesar: Felda Global Ventures Holdings Bhd, Sime Darby Bhd, Kuala Lumpur Kepong Bhd dan IOI Corporation Bhd. Grup-grup tersebut terintegrasi secara vertikal, dengan 0,86 juta area menghasilkan (khusus untuk Kuala Lumpur Kepong Bhd, angka ini termasuk area miliknya di Indonesia yang tidak dibedakan dalam dokumen publik).(*/berbagai sumber/AND)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo