Latest News
You are here: Home | Tekstil | Produsen Pakaian Terancam Berguguran, Apsyfi dan API Minta Penerapan Safeguard
Produsen Pakaian Terancam Berguguran, Apsyfi dan API Minta Penerapan Safeguard

Produsen Pakaian Terancam Berguguran, Apsyfi dan API Minta Penerapan Safeguard

Duniaindustri.com (September 2019) — Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) meminta pemerintah untuk sepenuhnya mendukung pengenaan safeguard untuk tekstil dan produk tekstil (TPT) serta pakaian jadi. Sekretaris Jenderal APSyFI, Redma Gita Wirawasta menegaskan kembali bahwa kondisi industri TPT dari hulu ke hilir tengah mengalami kontraksi yang mengkhawatirkan dimana telah terjadi PHK puluhan ribu tenaga kerja khususnya di Jawa Barat.

Pernyataan APSyFI ini disampaikan terkait adanya pihak importir pedagang pakaian yang tidak setuju dengan rencana pengenaan safeguard ini. Redma menyatakan bahwa APSyFI dan API telah sepakat bahwa safeguard adalah langkah yang sangat penting yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan industri TPT. “Kalau importir kan cuma bisa pikir impor barang murah, jual dan dapat profit, kalau kita sebagai produsen kan pikirkan tenaga kerja, bayar BPJS, bayar pajak, bayar listrik efek kontribusi ekonominya kan jauh lebih tinggi,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Duniaindustri.com, di Jakarta, Kamis (5/9).

Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI), Suharno Rusdi menyayangkan adanya upaya dari beberapa kelompok pro importir yang menyatakan bahwa industri tekstil saat ini masih baik-baik saja. “Cobalah jalan-jalan ke daerah Bandung Selatan, Bogor dan beberapa wilayah sentra produksi tekstil,” ungkap Rusdi.

Suharno menegaskan bahwa industri TPT harus segera diselamatkan karena semua perusahaan dari Banten sampai Jawa Timur punya permasalahan yang sama di mana stok yang numpuk. “Ada yang stop produksi, ada yang kurangi produksi, beberapa ada yang masih bertahan, ini kan hanya masalah stamina saja, yang lebih kuat bisa lebih bertahan lama dan stamina kan ada batasnya,” tegas Rusdi.

IKATSI menyatakan bahwa pertumbuhan konsumsi TPT termasuk pakaian jadi masyarakat kita sebetulnya masih cukup baik dimana konsumsi pakaian per kapita tahun 2018 telah mencapai 8,13 atau naik 4% (yoy), namun pertumbuhan ini justru diisi oleh produk impor. “Konsumsi masyarakat kita 2 juta ton, impor kain yang untuk domestik 450 ribu ton, impor produk jadi 200 ribu ton artinya 30% konsumsi masyarakat diisi oleh produk impor,” jelas Rusdi. “Bahkan pertumbuhan konsumsi yang 103 ribu ton habis dimakan pertumbuhan kain impor yang sebesar 117 ribu ton, jadi kita gak dapat apa-apa dari pertumbuhan konsumsi,” tambahnya.

Pembenahan sektor TPT adalah langkah strategis bagi pemerintah untuk menjadikan neraca perdagangan kembali positif dan mencegah dampak buruk ekonomi makro lainnya. “Kalau sektor ini sakit neraca pembayaran pemerintah akan terdampak, sektor perbankan akan terdampak, setoran BPJS dan pembayaran listrik juga terdampak, makanya harus segera diperbaiki sebelum terlambat,” tegas Rusdi.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DKI Jakarta, Irwandy MA Rajabasa mengamini kondisi industri TPT yang saat ini tengah terpuruk. Berdasarkan informasi yang disampaikan anggotanya di sekitaran Bogor, Tangerang, dan Bekasi bahwa benang dan kain impor murah yang membanjiri pasar telah memukul penjualan anggota API DKI.

Irwandy mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan penyelamatan industri. “Kalau tidak segera ambil tindakan akan banyak produsen yang beralih jadi importir pedagang dan industri TPT yang sudah kita bangun selama 50 tahun ini akan hilang,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Sekretaris API Jawa Barat, Rizal Tanzil yang juga kembali menegaskan bahwa kondisi industri TPT di Jawa Barat sangat perlu untuk segera diselamatkan. “Ini perusahaan anggota kami mulai berguguran jadi jangan lagi ada yang bicara kalau industri TPT kita sedang baik-baik saja,” ungkapnya.

Rizal menyatakan bahwa saat ini seluruh pemain dari hulu ke hilir sudah mulai kompak. “API dan APSyFI sepakat untuk menginisiasi safeguard dari hulu ke hilir sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan industri TPT,” katanya. “Saat ini beberapa jenis produk sudah kita sampaikan usulannya ke Kementerian Perdagangan, kami harap dukungan dari Kementerian terkait lainnya untuk mendukung usulan ini,” tambahnya.

Rizal pun menambahkan bahwa perusahaan di Kawasan Berikat tidak perlu khawatir terdampak kebijakan safeguard karena kebijakan trade remedies tidak berlaku di Kawasan Berikat. “Jadi ekspor dijamin tidak akan terganggu, aturan perundang-undangan kita yang jamin, karena kita perlu menyelamatkan industri yang berorientasi pasar domestik,” pungkasnya.(*/tim redaksi 06 & 07/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini

** Butuh competitor intelligence, klik di sini

*** Butuh copywriter specialist, klik di sini

**** Butuh content provider (branding online), klik di sini

***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini
  • Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik
Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Pemasok alkes berkualitas dan termurah: