Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Ekspor Jadi Primadona Baru Penyokong Pertumbuhan 2021
Ekspor Jadi Primadona Baru Penyokong Pertumbuhan 2021

Ekspor Jadi Primadona Baru Penyokong Pertumbuhan 2021

Duniaindustri.com (September 2021) – Kinerja ekspor yang dimotori oleh komoditas minyak sawit mentah, batubara, serta hasil industri olahan menjadi primadona baru penyokong pertumbuhan di 2021. Ketiga andalan ekspor itu memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional.

Industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar USD111 miliar sepanjang Januari-Agustus 2021. Nilai ekspor ini meningkat 34,12 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD82,76 miliar. Sektor industri memberikan kontribusi paling besar hingga 78,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama delapan bulan tahun ini yang mencapai USD142,01 miliar.

“Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pelaku industri di tanah air karena masih tetap agresif untuk terus menembus pasar ekspornya di tengah masa pandemi saat ini,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (16/9).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan pada bulan Agustus 2021 sebesar USD16,37 miliar atau meningkat 20,67 persen dibanding Juli 2021 (m-to-m) dan melonjak 52,62 persen dibanding Agustus 2020 (y-on-y). Sektor industri memberikan kontribusi terbesar hingga 76,42 persen terhadap total nilai ekspor nasional pada Agustus 2021 sebesar USD21,42 miliar.

Agus optimistis, kinerja gemilang yang dicatatkan oleh sektor industri tersebut dapat memacu upaya pemulihan ekonomi nasional. “Selain itu, membuktikan bahwa di tengah keterbatasan masa pandemi, industri manufaktur Indonesia secara umum memiliki resiliensi yang tinggi sehingga masih bisa mencatatkan pertumbuhan yang positif,” tuturnya.

Agus pun menegaskan, pihaknya bertekad untuk menjaga keberlangsungan aktivitas industri dapat terus berjalan dengan baik. Hal ini perlu dukungan dari semua pihak dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif di tamah air.

“Oleh karenanya, kami bekerja keras untuk menjaga ketersediaan bahan baku, memberikan kemudahan izin usaha, memfasilitasi insentif, dan juga mendorong perluasan pasar ekspor,” tuturnya.

Geliat aktivitas sektor industri akan membawa dampak yang luas bagi perekonomian, di antaranya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja.

Di tengah masa pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ), Kemenperin terus menyempurnakan kebijakan dalam rangka memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dalam operasional dan mobilitas kegiatan industri.

“Kebijakan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus sejalan, yang artinya sama-sama menjadi prioritas,” ujar Agus.

Dalam kerangka pembangunan industri yang mandiri dan berdaulat, Kemenperin terus mendorong optimalisasi beberapa program, di antaranya program substitusi impor 35 persen tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.

Selanjutnya, upaya mewujudkan industri yang maju dan berdaya saing dilakukan melalui empat program. Pertama, program Making Indonesia 4.0. Kedua, program industri hijau dan industri biru. Ketiga, program stimulus produksi dan daya beli. Keempat, implementasi non-tarrif barrier.

“Kemudian kebijakan atau program yang mengarah pada upaya mewujudkan industri yang berkeadilan dan inklusif di antaranya adalah implementasi harga gas bumi tertentu. Selain itu, program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) serta Bangga Buatan Indonesia (BBI), pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa, serta program industri halal,” pungkasnya.

Sementara itu, Macroeconomic Analyst, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Irman Faiz, mengatakan ekspor meningkat tajam sebesar 64,1% yoy pada 21 Agustus (vs 29,3% yoy pada 21 Juli), terutama didorong oleh CPO dan batubara. Harga CPO dan batu bara naik sebesar 7%-11% pada 21 Agustus, seiring dengan membaiknya permintaan global.

“Tiga tujuan ekspor teratas adalah China, AS, dan India (43% dari total ekspor selama sebulan),” kata Irman dalam keterangan tertulis, Kamis (16/9).

Di sisi lain, impor tumbuh sebesar 55,3% yoy pada 21 Agustus, lebih kuat dari bulan sebelumnya sebesar 44,4% yoy. Hal ini disebabkan oleh kombinasi dari efek dasar yang rendah dan sedikit perbaikan pada permintaan domestik. “Karena impor bahan baku dan barang modal tumbuh masing-masing sebesar 59,6% yoy dan 34,6% yoy, maka prospek ekonomi negara ini tampaknya lebih cerah dari sebelumnya,” ujar Irman. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 237 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 237 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini: