Latest News
You are here: Home | Download | Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017
<span itemprop="name">Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017</span>

Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017

Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017 ini menampilkan data, analisis, dan outlook industri oleokimia (fatty acid, fatty alcohol, minyak goreng) serta biodiesel di Indonesia, dari mulai tren produksi, tren investasi, peningkatan kapasitas produksi, para pemain besar, persebaran lokasi pabrik, tren ekspor, impor, serapan tenaga kerja, serta berbagai informasi lain seperti regulasi dan target 2030.

Riset ini dimulai dengan tren kenaikan kapasitas produksi yang signifikan pada empat industri, yakni refinery (fraksionasi) atau minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, dan methyl ester (biodiesel). (halaman 2)

Pada 2014 dan 2015 terjadi peningkatan investasi yang signifikan di industri oleokimia dan biodiesel hingga Rp 24 triliun yang mendorong kapasitas produksi nasional tumbuh rata-rata 55% (minyak goreng 80%, fatty acid 47%, fatty alcohol 85%, dan methyl ester atau biodiesel 66%). Duniaindustri.com secara eksklusif membuat riset tren produksi stearic acid, glycerine, fatty acid, dan fatty alcohol dari 1995-2016. (halaman 3)

Data tersebut kemudian dianalisis lebih mendalam pada halaman 4. Demikian juga pada halaman 5 dibuat riset khusus terkait tren produksi biodiesel di Indonesia periode 2011-2016.

Untuk memperkuat riset tersebut, duniaindustri.com menampilkan persebaran kapasitas produksi industri oleokimia di Indonesia, terutama untuk produksi fatty acid, fatty alcohol, dan produk akhir. Fokus persebaran industri oleokimia didominasi di Sumatera Utara. Total kapasitas industri oleokimia di Indonesia mencapai 1,599 juta ton per tahun. Terdapat 9 pemain besar di antaranya PT Musim Mas dengan kapasitas 450 ribu ton per tahun, PT Ecogreen 419 ribu ton per tahun, PT Wilmar Nabati Indonesia 132 ribu ton per tahun, lengkap dengan peta lokasi masing-masing pabrik perusahaan tersebut.

Riset ini juga menjabarkan peta persebaran industri biodiesel Indonesia periode 2014-2016. Pada 2014, total kapasitas industri biodiesel di Indonesia mencapai 4,99 juta ton atau setara 5,67 juta kiloliter, dengan perincian Riau dan Kepri 2,61 juta ton, Jawa Bagian Timur 1,57 juta ton, Jawa Bagian Barat 364 ribu ton, dan daerah lain-lain 233 ribu ton. Terdapat 17 pemain skala besar di antaranya PT Wilmar Bioenergy Indonesia di Riau dengan kapasitas 1,3 juta ton per tahun, PT Musim Mas di Medan dengan kapasitas 235 ribu ton per tahun, PT Eterindo Whanatama Gresik dengan kapasitas 80 ribu ton per tahun, PT Wilmar Nabati Indonesia di Gresik (1,3 juta ton per tahun), PT Sumi Asih Oleochem di Bekasi (100 ribu ton per tahun), PT Darmex Biofuels di Cikarang (150 ribu ton per tahun), dan lainnya, lengkap dengan peta lokasi masing-masing pabrik.

Pada 2015, terjadi penambahan kapasitas biodiesel sebesar 2,32 juta ton per tahun sehingga total kapasitas nasional naik menjadi 7,32 juta ton. Terdapat 11 pemain skala besar yang melakukan penambahan kapasitas pada 2015 antara lain PT Oleokimia Sejahtera Mas di Dumai dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun, PT Darmex Biofuels di Dumai sebesar 410.500 ribu ton per tahun, PT Indo Biofuels Energy di Kalbar (100 ribu ton/tahun), PT Permata Hijau Palm Oleo di Medan (140 ribu ton/tahun), PT Nusa Energy di Kaltim (100 ribu ton/tahun), PT Bits Energy di Kaltim (100 ribu ton/tahun), PT Multi Biofuel Indonesia di Sulut (160 ribu ton/tahun).

Pada halaman 9, ditampilkan profil singkat industri minyak goreng, oleokimia, dan biodiesel dari mulai tren investasi, jumlah unit usaha (perusahaan), kapasitas produksi, produksi riil, konsumsi domestik, ekspor, impor, dan tenaga kerja pada 2011-2017.

Riset ini juga dilengkapi dengan proyeksi produksi CPO Indonesia pada 2016 sebesar 35 juta ton, tumbuh 9,3% dibanding proyeksi tahun ini 32 juta ton, menurut data United State Department of Agriculture (USDA). Kenaikan tersebut akan mendorong peningkatan produksi CPO global sebesar 5,96% menjadi 65,1 juta ton pada 2016 dibanding proyeksi tahun ini 61,44 juta ton.

Dengan demikian, produksi CPO Indonesia tahun depan diperkirakan menyumbang 53,7% dari total produksi CPO global. Sementara Malaysia, produsen CPO terbesar kedua setelah Indonesia, diperkirakan memproduksi CPO sebanyak 21 juta ton pada 2016, dengan kontribusi 32,25% terhadap pasar global.

Selain itu, ditampilkan data proyeksi harga CPO dunia pada 2016, pengaruh El-Nino dan sentimen program biodiesel. Serta, dampaknya terhadap perkembangan ekspor dan tren permintaan global.

Juga ditampilkan cakupan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dengan komposisi provinsi terbesar berdasarkan kebun sawit. Luas lahan kebun kelapa sawit di Indonesia pada 2015 diperkirakan mencapai 11,4 juta hektare, dengan komposisi 5,9 juta hektare lahan swasta, 4,7 juta hektare lahan rakyat, dan 0,8 juta hektare lahan BUMN.

Di sisi lain, ditampilkan juga tren investasi di sektor hulu dan sektor hilir industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia dalam lima tahun terakhir, insentif investasi yang disiapkan pemerintah, serta proyeksi tren ke depan. Tidak ketinggalan, dipaparkan kawasan industri khusus industri kelapa sawit yang sedang dibangun pemerintah, target 2030, dan tren mata rantai industri sawit modern.

Riset sebanyak 27 halaman ini berasal dari berbagai sumber antara lain regulator di Indonesia, BPS, BKPM, kementerian terkait, serta asosiasi industri, seperti Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.

Terdapat dua metode untuk membeli data ini, yakni metode online (tinggal klik tombol beli di bagian bawah website) atau via bank transfer. Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi Duniaindustri.com (Desainbagus Group):

andryanto-suwismo

Executive Duniaindustri.com
Email: andry.dry@gmail.com
WA: 08896583870
HP: 08896583870, 085715553221
BBM: 228CD348

Suci Widyaningsih
Corporate Secretary Duniaindustri.com
Email: uchy@desainbagus.com
Phone : (021) 7358329
HP: +62 87780767262

Kantor:
MAIN OFFICE
Jl. Mandar XII DD2/69 Bintaro Sektor 3 Jakarta Selatan.
BRANCHES
Kavling Pelita Air Service Blok B nomor 24, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, 16434.

Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi desainbagus.com, Jln Mandar XII Blok DD2 No 69, Bintaro Sektor 3A, Tangerang, Phone: 021-7358329. Atau jika Anda tidak menemukan data yang dicari, silakan klik detektif industri untuk pencarian spesifik, Indeks Data Industri untuk melihat database secara keseluruhan, Datapedia Marketplace untuk jual-beli data, di bagian atas website ini.

English-Version

Research Oleochemicals and Biodiesel Production Trends 2011-2017

Research Oleochemicals and Biodiesel Production Trends 2011-2017 showing the data, analysis, and industry outlook oleochemicals (fatty acid, fatty alcohol, cooking oil) as well as biodiesel in Indonesia, ranging from production trends, investment trends, increased production capacity, the big players, distribution of the plant site, the trend of exports, imports, labor absorption, as well as a variety of other information such as regulation and targets in 2030.

This research began with the trend of increasing production capacity significantly at four industries, namely refinery (fractionation) or cooking oil, fatty acid, fatty alcohol, and methyl esters (biodiesel). (Page 2)

In 2014 and 2015 there was an increase significant investment in industrial oleochemicals and biodiesel up to Rp 24 trillion, which is boosting the capacity of national production grew at an average 55% (cooking oil 80%, fatty acid 47%, fatty alcohol 85%, and methyl ester or biodiesel 66%). Duniaindustri.com exclusively making research production trends stearic acid, glycerine, fatty acid and fatty alcohol from 1995 to 2016. (Page 3)

The data is then analyzed more in depth on page 4. Similarly, on page 5 created specialized research related to biodiesel production trends in Indonesia period 2011-2016.

To strengthen the research, duniaindustri.com display the distribution of the production capacity of the oleochemical industry in Indonesia, especially for the production of fatty acid, fatty alcohol, and the final product. The focus of the oleochemical industry dominated distribution in North Sumatra. The total capacity of the oleochemical industry in Indonesia reached 1,599 million tons per year. There are nine major players in between PT Musim Mas with capacity of 450 thousand tons per year, PT Ecogreen 419 thousand tons per year, PT Wilmar Nabati Indonesia 132 thousand tons per year, complete with a map of the location of each plant of the company.

The research also outlines the spread map Indonesian biodiesel industry 2014-2016 period. In 2014, the total capacity of the biodiesel industry in Indonesia reached 4.99 million tons, equivalent to 5.67 million kiloliters, with details of Riau and Riau 2.61 million tons, Eastern Java 1.57 million tons, Western Java 364 thousand tons, and other areas 233 thousand tons. There are 17 large-scale players include PT Wilmar Bioenergy Indonesia in Riau with a capacity of 1.3 million tons per year, PT Musim Mas in Medan with a capacity of 235 thousand tons per year, PT Eterindo Whanatama Gresik with a capacity of 80 thousand tons per year, PT Wilmar Indonesian vegetable in Gresik (1.3 million tonnes per year), PT Sumi Asih Oleochem in Bekasi (100 thousand tons per year), PT Darmex Biofuels in Cikarang (150 thousand tons per year), and others, complete with a map of the location of each each plant.

In 2015, the addition of biodiesel capacity of 2.32 million tons per year, bringing the total national capacity rose to 7.32 million tonnes. There are 11 players large-scale capacity expansion in 2015, among others PT Oleochemicals Sejahtera Mas in Dumai with a capacity of 500 thousand tons per year, PT Darmex Biofuels in Dumai amounted to 410 500 thousand tons per year, PT Indo Biofuels Energy in West Kalimantan (100 thousand tons / years), PT Permata Hijau Palm Oleo in Medan (140 thousand tons / year), PT Nusa Energy in Kaltim (100 thousand tons / year), PT Bits Energy in Kaltim (100 thousand tons / year), PT Multi Biofuel Indonesia in North Sulawesi (160 thousand tons / year).

On page 9, displayed a brief profile of the edible oil industry, oleochemicals and biodiesel from the start of investment trends, the number of business units (company), production capacity, real production, domestic consumption, exports, imports, and employment in 2011-2017.

Research is also equipped with a projection of Indonesian CPO production in 2016 amounted to 35 million tons, up 9.3% compared to the projected 32 million tons this year, according to data from the United State Department of Agriculture (USDA). The increase will push the global CPO production increase of 5.96% to 65.1 million tonnes in 2016 compared to this year’s projection of 61.44 million tons.

Thus, Indonesia’s CPO production next year are estimated to contribute 53.7% of total global CPO production. While Malaysia, the second largest palm oil producer after Indonesia, is expected to produce 21 million tons of CPO in 2016, with a contribution of 32.25% to the global market.

In addition, the data show the world CPO price forecast in 2016, the influence of El Nino and sentiment biodiesel program. As well, the impact on the development of exports and global demand trends.

Also featured coverage of oil palm plantations in Indonesia, the largest province composition based on an oil palm plantation. The land area of ​​oil palm plantations in Indonesia in 2015 is estimated at 11.4 million hectares, with a composition of 5.9 million hectares of private land, 4.7 million hectares of the people, and 0.8 million hectares of state-owned enterprises.

On the other hand, displayed a trend also invest upstream and downstream sectors of the palm oil industry in Indonesia in the last five years, investment incentives prepared by the government, as well as projections of future trends. No lag, presented a special industrial zones palm oil industry is being built by the government, the target in 2030, and the trend of the modern oil industry chain.

Research as many as 27 pages is derived from various sources such as regulators in Indonesia, BPS, BKPM, relevant ministries, as well as industry associations, such as the Indonesian Palm Oil Association (GAPKI), Indonesian Vegetable Oil Industry Association (GIMNI), processed duniaindustri.com. Index of industrial database is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented. Thank you for your confidence to duniaindustri.com.

Scroll To Top