Duniaindustri.com (November 2024) — BPJS Kesehatan, badan publik yang bertanggung jawab atas asuransi kesehatan di Indonesia, terus menghadapi tantangan keuangan yang signifikan sejak didirikan. Dengan meningkatnya jumlah peserta yang terdaftar, biaya pengobatan yang terus naik, serta pembiayaan penyakit katastropik yang melonjak, BPJS Kesehatan diperkirakan akan menghadapi risiko gagal bayar pada tahun 2026 jika tidak ada intervensi struktural yang efektif.
Skenario gagal bayar ini berpotensi terjadi jika defisit keuangan BPJS terus meningkat, terutama bila tidak ada langkah yang efektif untuk mengatasi biaya yang terus membengkak. Salah satu opsi yang sering muncul dalam wacana publik adalah menaikkan iuran premi peserta.
“Namun, menaikkan iuran bukanlah solusi ideal, mengingat beban tambahan bagi masyarakat, terutama golongan menengah dan bawah. Oleh karena itu, langkah-langkah yang lebih cerdas dan out-of-the-box perlu diambil untuk mencegah skenario gagal bayar tanpa membebani peserta BPJS secara langsung,” ujar Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, kemarin.
Menurut dia, dda beberapa faktor utama yang mendorong BPJS Kesehatan menuju risiko gagal bayar di tahun 2026. Di antaranya adalah peningkatan biaya pengobatan untuk penyakit-penyakit katastropik, peningkatan jumlah peserta yang dibiayai oleh pemerintah, dan kurangnya kontribusi dari peserta mandiri.
Penyakit-penyakit katastropik memerlukan biaya tinggi dan cenderung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah pasien dan kompleksitas perawatan. Sebagai gambaran tambahan, neraca keuangan BPJS Kesehatan dari tahun 2019 hingga 2023 menunjukkan tren pengeluaran yang terus meningkat.
Tahun 2023, BPJS Kesehatan mengalami defisit karena pengeluaran yang melebihi pendapatan. Kondisi ini terjadi meskipun pendapatan dari iuran peserta meningkat. Dengan tren yang ada, kondisi ini berpotensi semakin parah pada 2026, terutama jika tidak ada upaya untuk mengurangi pengeluaran atau meningkatkan pendapatan dengan cara yang lebih kreatif.
Berdasarkan data historis, BPJS Kesehatan diproyeksikan akan menghadapi peningkatan pengeluaran yang signifikan pada 2026. Jika tren pengeluaran terus naik sekitar 10-15% per tahun, maka pada tahun 2026, pengeluaran BPJS diperkirakan akan mencapai lebih dari Rp200 triliun.
Sementara itu, jika pendapatan hanya meningkat sekitar 5% per tahun, pendapatan BPJS di 2026 diperkirakan hanya akan mencapai sekitar Rp180 triliun. Ini berarti BPJS berpotensi mengalami defisit sekitar Rp20 triliun.
Simulasi ini mencerminkan skenario realistis di mana BPJS mengalami kesulitan untuk menutupi biaya operasional dan pembiayaan kesehatan peserta. Dengan kondisi ini, risiko gagal bayar menjadi sangat nyata, dan BPJS akan kesulitan untuk membayar tagihan rumah sakit, obat-obatan, dan layanan kesehatan lainnya.
Menurut dia, opsi menaikkan iuran premi peserta mungkin tampak seperti solusi instan, tetapi ini akan menambah beban masyarakat, terutama di kalangan peserta mandiri yang selama ini sudah merasa terbebani. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih komprehensif dan inovatif.
Pertama, Optimalisasi Dana Investasi: BPJS Kesehatan memiliki dana cadangan yang diinvestasikan dalam instrumen keuangan tertentu. Optimalisasi investasi di sektor yang lebih menguntungkan, tetapi tetap aman, dapat meningkatkan pendapatan tambahan.
Kedua, Kolaborasi dengan Industri Farmasi: BPJS Kesehatan dapat bernegosiasi dengan produsen obat-obatan untuk mendapatkan harga yang lebih rendah untuk obat-obatan penyakit katastropik. Kolaborasi ini akan menurunkan biaya pengeluaran untuk obat-obatan mahal yang dikonsumsi oleh pasien dengan penyakit berat.
Ketiga, Peningkatan Efisiensi Operasional: BPJS Kesehatan harus melakukan audit menyeluruh untuk mengidentifikasi pemborosan dan ketidakefisienan dalam operasional sehari-hari. Optimalisasi penggunaan sumber daya dan pemotongan biaya yang tidak perlu dapat membantu mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Di sisi lain, lanjut dia, bisa dilakuakn pendekatan preventif: mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk program preventif atau pencegahan penyakit, terutama untuk penyakit katastropik seperti jantung dan diabetes. Edukasi kepada masyarakat tentang gaya hidup sehat dan deteksi dini dapat mengurangi biaya pengobatan dalam jangka panjang.
Keempat, Reformasi Skema Iuran: Sebagai alternatif dari kenaikan iuran premi yang sama untuk semua peserta, BPJS dapat mempertimbangkan skema iuran yang lebih fleksibel. Misalnya, skema yang berbasis risiko kesehatan individu atau insentif bagi peserta yang menjaga gaya hidup sehat.
Dukungan Pemerintah: Pemerintah dapat memberikan bantuan dalam bentuk subsidi tambahan atau pembebasan pajak untuk beberapa layanan kesehatan tertentu. Hal ini akan meringankan beban BPJS Kesehatan, terutama dalam hal pembiayaan penyakit katastropik.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: