Latest News
You are here: Home | Download | Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
<span itemprop="name">Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)</span>

Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)

Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini dirilis akhir Desember 2016 menampilkan data, outlook, kajian, analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur industri manufaktur di Indonesia, mulai dari outlook ekonomi 2017, tren infrastruktur industri, tren kawasan industri, perkembangan anggaran infrastruktur, hingga peluang investasi manufaktur di Indonesia.

Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini dimulai dari informasi umum terkait highlight perkembangan ekonomi Indonesia, mulai dari dampak ketidakpastian ekonomi global, tren pertumbuhan investasi, pergerakan kurs mata uang, hingga permasalahan infrastruktur di Indonesia (halaman 2-7). Data itu diperkuat dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional 2007-2016, komparasi dengan negara-negara industri utama (halaman 8) serta persebaran pertumbuhan ekonomi per daerah dalam grafis yang menarik periode 2010-2030 (halaman 9).

Berlanjut pada pembahasan spesifik, duniaindustri.com menampilkan outlook perekonomian Indonesia 2017 mulai dari tantangan domestik hingga risiko eksternal dari AS dan China (halaman 10-12) serta tren pergerakan indeks harga energi periode 2010-2020 (halaman 13). Dengan outlook tersebut, dapat dijabarkan skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal sejak 2014-2017 (halaman 14).
Selain itu, tren peningkatan nilai tambah ekonomi per provinsi dapat dilihat pada halaman 15 dalam sebuah grafis yang menarik.

Kemudian, beranjak pada pembahasan infrastruktur, Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)ini menampilkan komparasi anggaran infrastruktur Indonesia dengan tingkat pengangguran periode 2005-2016 (halaman 16). Juga, komposisi anggaran proyek infrastruktur di Indonesia 2016 meliputi pembangunan jalan, jalur kereta, pelabuhan, bandara, transportasi urban, listrik, infrastruktur migas, telekomunikasi, dan lainnya (halaman 17-19).

Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (20-21) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia pada 2017.

Selanjutnya, Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini membahas peluang investasi manufaktur sebagai basis produksi regional pada halaman (22-23). Sebanyak 14 kawasan industri baru di luar Jawa sedang dan akan dikembangkan pada 2017, ditampilkan dalam grafis yang menarik pada halaman 24.

Target dan realisasi pertumbuhan industri manufaktur periode 2015-2019 ditampilkan pada halaman 25-26, dilengkapi dengan perbaikan kemudahan bisnis di Indonesia pada halaman 27.

Pada halaman 28-29, ditampilkan sektor industri prioritas yang mencakup ketenagalistrikan, industri padat karya, substitusi impor, orientasi ekspor, dan lainnya lengkap dengan subsektor terkait. Di halaman 30, dijabarkan tren ekspor 10 produk utama manufaktur Indonesia periode 2009-2013 serta target 2019.

Masuk pada pembahasan proyek infrastruktur, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.

Di samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 31-41)

Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 42)

Sebagai tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market size industri manufaktur, logistik, konstruksi, agri, serta jasa lainnya. (halaman 43-48)

Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) sebanyak 49 halaman ini berasal dari BPS, Bappenas, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.

Terdapat dua metode untuk membeli data ini, yakni metode online (tinggal klik tombol beli di bagian bawah website) atau via bank transfer. Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi Duniaindustri.com (Desainbagus Group):

andryanto-suwismo

Executive Duniaindustri.com
Email: andry.dry@gmail.com
WA: 08896583870/081296668812
HP: 08896583870, 081296668812

Suci Widyaningsih
Corporate Secretary Duniaindustri.com
Email: uchy@desainbagus.com
Phone : (021) 7358329
HP: +62 87780767262

Kantor:
MAIN OFFICE
Jl. Mandar XII DD2/69 Bintaro Sektor 3A Jakarta Selatan.
BRANCHES
Kavling Pelita Air Service Blok B nomor 24, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, 16434.

Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi desainbagus.com, Jln Mandar XII Blok DD2 No 69, Bintaro Sektor 3A, Tangerang, Phone: 021-7358329. Atau jika Anda tidak menemukan data yang dicari, silakan klik detektif industri untuk pencarian spesifik (request data), Indeks Data Industri untuk melihat database secara keseluruhan, Datapedia Marketplace untuk jual-beli data, di bagian atas website ini.

English-Version

Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017)

Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) was released end of December 2016 data display, outlook, assessment, analysis, and research related to all the information about the infrastructure manufacturing industry in Indonesia, ranging from the economic outlook in 2017, the trend of industrial infrastructure, trends industrial areas, development of the infrastructure budget, up manufacturing investment opportunities in Indonesia.

Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) starts from general information related to highlight the economic development of Indonesia, ranging from the impact of global economic uncertainty, the trend of investment growth, exchange movements, to infrastructure problems in Indonesia (pages 2-7 ). Data was reinforced by the trend of national economic growth 2007-2016, comparison with the major industrialized countries (page 8) as well as the distribution of economic growth per region in an attractive graphical period 2010-2030 (page 9).

Continues on specific discussions, duniaindustri.com featuring outlook for the Indonesian economy in 2017 ranging from domestic challenges to the external risks from the US and China (pages 10-12) as well as trends in energy prices index movement period 2010-2020 (page 13). With the outlook can be assessed scenarios Indonesia’s economic growth per quarter since 2014-2017 (page 14). In addition, the upward trend in economic value added per province can be seen on page 15 in an interesting graphic.

Then, move to the discussion of the infrastructure, Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) showing a comparison of infrastructure budget Indonesia with an unemployment rate period 2005-2016 (page 16). Also, the composition of spending for infrastructure projects in Indonesia in 2016 include the construction of roads, railways, ports, airports, urban transport, electricity, oil and gas infrastructure, telecommunications, and others (pages 17-19).

Especially on the motorway, described in more detail on pages (20-21) includes projections of highway construction period from 1978 to 2019 along with growth per year, and estimated repair toll roads in Indonesia in 2017.

Furthermore, the Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) discusses investment opportunities in manufacturing as a regional production base on pages (22-23). A total of 14 new industrial areas outside Java, are being and will be developed in 2017, is displayed in an interesting graphic on page 24.

Target and realization of the manufacturing industry’s growth period of 2015-2019 is shown on pages 25-26, are equipped with improved ease of business in Indonesia on page 27.

On pages 28-29, show the industrial sector priorities that include electricity, labor-intensive industries, import substitution, export orientation and more complete with the relevant subsector. On page 30, described the trend of exports of 10 main products of manufacturing Indonesia 2009-2013 and 2019 targets.

Continues to the discussion of infrastructure projects, these data include data transport and logistics infrastructure in Indonesia, such as the distribution of the airport through 2030. Total general airport now as many as 189 airports, which is comprised of 26 commercial airports (managed by PT Angkasa Pura) and 1,643 airports noncommercial. In 2030, 44 new airport will increase, bringing the total number rose to 233 airports. Also featured expansion of PT Angkasa Pura I and II in the expansion of the airport, including: the need for investment, capacity expansion, and the percentage of growth.

In addition, display port infrastructure that is vital considering that Indonesia has the fourth longest coastline in the world (95 181 km). Number of ports currently reaches 2,392 ports consisting of 111 commercial ports, 1481 port noncommercial, and 800 special terminals. There is a plan to add 91 new ports in eastern Indonesia with an investment of Rp 3.37 trillion. (Pages 31-41)

Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) also shows the ratio of logistics cost per sub-sectors of the industry, consisting of 24 industry sectors ranging from the food industry, sugar, cigarettes, textiles, paper, fertilizer, chemicals, cement, plastics, rubber, metal, steel, electrical equipment, and automotive. (Page 42)

In addition, the display priority infrastructure development plan 2015-2019 period complete with estimated costs as well as a comparative market size industrial manufacturing, logistics, construction, and other services. (Pages 43-48)

Indonesia Infrastructure Industry Research 2015-2019 (Opportunities Manufacturing Production Base 2017) as many as 49 pages is based from BPS, Bappenas, the Ministry of Industry, Investment Coordinating Board (BKPM), Ministry of Transportation, and processed duniaindustri.com. Index of industrial database is a new feature in which duniaindustri.com

Scroll To Top