Duniaindustri.com (Desember 2015) – PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR), emiten BUMN produsen semen, mencatatkan kenaikan volume penjualan semen tertinggi pada periode Januari-Oktober 2015 dengan pertumbuhan 26,5% menjadi 1,25 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu 993 ribu ton, menurut data asosiasi industri. Sementara volume penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan kenaikan penjualan bulanan tertinggi pada Oktober 2015 dengan pertumbuhan 13,4% menjadi 1,75 juta ton dibanding bulan sebelumnya 1,54 juta ton.
Penjualan semen secara nasional pada Oktober 2015 tumbuh 11,3% menjadi 6,45 juta ton dibanding September 2015 sebesar 5,79 juta ton. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen periode Januari-Oktober 2015 tumbuh 1,8% menjadi 48,95 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 49,85 juta ton.
Dalam sepuluh bulan 2015, tiga pemain besar penguasa pasar semen lokal yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Indocement, dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengalami penurunan penjualan masing-masing -2,2%, -6,9%, dan -2,2%. Hal itu kontradiksi dengan penjualan semen nasional selama 10 bulan 2015 yang masih tercatat tumbuh 1,8%. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya persaingan yang makin ketat di pasar semen nasional, mengingat sejumlah pemain baru mulai merangsek ke pasar lokal, menurut perkiraan duniaindustri.com.
Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan lima pabrik baru beroperasi semester II 2015. Dengan demikian, industri semen nasional berpotensi memperoleh tambahan kapasitas produksi sekitar 11 juta ton pada semester II 2015.
Namun, di sisi lain tambahan produksi itu berpeluang membuat pasar nasional kelebihan pasokan (oversupply) menyusul pelemahan permintaan hingga Juli tahun ini.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), mengatakan pada semester II 2015 terdapat lima produsen yang siap mengoperasikan pabrik barunya di sejumlah wilayah di Indonesia. Pabrik baru tersebut antara lain Semen Bosowa dengan kapasitas produksi sebanyak 3 juta ton per tahun, PT Semen Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dengan kapasitas produksi sekitar 1,7 juta ton per tahun, Semen Merah Putih 3 juta ton per tahun, Semen Jawa 1,7 juta ton per tahun, dan Anhui Conch Cement sebanyak 1,7 juta ton per tahun.
“Dengan demikian, maka pada semester II tahun ini industri semen akan memperoleh tambahan kapasitas sekitar 11 juta ton,” kata Widodo.
Tambahan kapasitas baru tersebut akan meningkatkan total kapasitas pabrik semen dalam negeri tahun ini menjadi 75 juta ton, melebihi jumlah permintaan semen nasional yang diperkirakan sebesar 62,9 juta ton atau mungkin melemah menjadi 58 juta – 60 juta ton seiring dengan pelemahan daya beli masyarakat saat ini.
“Kondisi oversupply sangat merisaukan para produsen semen. Sehingga kami berharap proyek infrastruktur yang diprogramkan pemerintah bisa segara terealisasi pada semester II ini sehingga bisa sedikit menyerap pasokan yang berlebih,” kata Widodo.
Menurut dia, jika proyek infrastruktur tidak segera berjalan, sementara pabrik baru mulai beroperasi, maka jumlah pasokan semen yang diproduksi di dalam negeri akan semakin besar dan terjadi oversupply hingga 2020. Jika tahun ini kapasitas produksi dalam negeri sekitar 75 juta ton, tahun depan jumlahnya diperkirakan kembali meningkat menjadi 92,8 juta ton dengan beroperasinya beberapa pabrik baru seperti pabrik PT Semen Padang, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sementara permintaan semen nasional pada 2016 diperkirakan hanya sekitar 69 juta ton dengan asumsi permintaan semen tumbuh 8% dengan catatan pembangunan infrastruktur berjalan normal.(*/tim redaksi 01)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: