Duniaindustri.com (Maret 2020) — Wabah virus corona makin mencekam di sejumlah negara seperti Filipina dengan kondisi lockdown yang terus menjalar ke sejumlah negara. Pemerintah Indonesia juga telah melaporkan 117 kasus confirmasi positif covid-19, dengan jumlah kematian 5 orang.
Makin gentingnya masalah penyebaran virus corona juga membuat pasar finansial masih dipenuhi ketidakpastian. Kurs rupiah cenderung melemah ke level Rp 14.818 per dolar AS menurut kurs tengah Bank Indonesia. Bursa saham yang dilihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) juga masih merah, melanjutkan koreksi dalam di pekan lalu. Hingga pukul 11.00 WIB dalam perdagangan sesi 1, Senin (16/3), IHSG anjlok -155 poin (-3,17%) ke level 4.753 poin.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan pergerakan pasar finansial dunia pada minggu ini masih akan diwarnai fluktuasi bursa saham dunia, di awal pekan diwarnai kejatuhan harga-harga saham dan baru di ujung pekan terjadi kenaikan. Perdagangan saham di bursa Wall Street sempat mengalami penurunan hampir 10% dan menjadi yang terburuk sejak “Balck Monday” 1987. Bursa Wall Street pada saat penurunan tersebut sempat dihentikan sementara setelah dibuka 15 menit pertama karena mencapai ambang batas “circuit-braker” yang digunakan bursa AS. Pasar saham dunia menanti berbagai stimulus baik fiskal maupun moneter untuk membendung dampak negatif virus korona terhadap ekonomi dan bisnis yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham.
“The Fed berencana menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan. The Fed mengatakan akan meningkatkan operasi pendanaan overnight lebih dari USD500 miliar, lalu berencana menawarkan lebih banyak operasi repo senilai USD1 triliun, dan memperluas jenis sekuritas yang akan dibeli di pasar. Federal Reserve Bank of New York memperkenalkan operasi repo baru pekan ini senilai USD1,5 triliun dan mulai membeli US Treasury beberapa tenor. Federal Reserve (Fed) akan mulai membeli obligasi Treasury di semua tenor, yang dimulai dengan obligasi 30 tahun. Kebijakan oleh Fed memberikan sentiment positif pada pasar keuangan Amerika dan dunia,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/3).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah korona sebagai pandemi akibat penyebaran ke berbagai Negara di Dunia. Menurut data Universitas Johns Hopkins virus corona sekarang telah menginfeksi lebih dari 137.000 orang di seluruh dunia dengan lebih dari 5.000 kematian.
Di Amerika Serikat, telah terjadi lebih dari 1.000 kasus virus korona yang berhasil dikonfirmasi. Peningkatan cepat dalam kasus virus korona telah menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi Amerika dan global dan mendorong seruan untuk intervensi pemerintah.
Yield US Treasury (surat utang AS) tenor 10 tahun berhasil naik ke level 0,70 persen dari sebelumnya dimana imbal hasil US Treasury sempat turun ke rekor terendah. Yield surat utang bertenor 10-tahun sempat turun di bawah 40 basis poin dan seluruh kurva imbal hasil berada di bawah 1% untuk pertama kalinya.
Berdasarkan data Johns Hopkins University dan lembaga perlindungan sipil Italia, kasus virus korona di Negara tersebut telah melampaui 15.000 dengan kematian mencapai lebih dari 1000. Italia adalah negara yang paling parah terkena dampak di luar China dan pemerintah setempat telah menerapkan langkah-langkah ketat untuk mengamankan penguncian nasional pada 60 juta penduduk negara itu. Penguncian secara nasional masih terus berlanjut di sana sampai saat ini.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa ada 10.000 orang di Inggris mungkin telah terinfeksi virus korona. BT telah mengonfirmasi bahwa CEO-nya Philip Jansen positif COVID-19.
Harga minyak mentah dunia mencatat penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991, ketika produsen utama Arab Saudi dan Rusia memulai perang harga dan mengancam akan membanjiri pasokan ke pasar minyak global. Hal ini terjadi setelah Rusia menolak untuk mendukung OPEC mengurangi produksi minyak 1,5 juta barel perhari mulai April dan mengakhiri tiga tahun kerja sama pembatasan pasokan yang dilakukan selama ini. Saudi mengancam akan memasok 12,3 juta barel per hari (bph) pada April dan ini angka jauh di atas tingkat produksi 9,7 juta bph saat ini.
Arab Saudi juga memangkas harga jual minyak mentah resmi untuk April. Menteri Perminyakan Rusia, Alexander Novak, mengatakan tidak mengesampingkan langkah-langkah bersama OPEC untuk menstabilkan pasar, menambahkan bahwa pertemuan OPEC + berikutnya direncanakan Mei-Juni. Kejatuhan harga minyak hampir 25% sempat mimicu panic selling di bursa saham global. Kejatuhan harga minyak juga di sebabkan oleh dampak virus korona. Tetapi harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges mulai kembali naik. Stimulus ekonomi sejumlah negara menimbulkan harapan kenaikan permintaan minyak. Trump mengatakan telah meminta Departemen Energi untuk membeli minyak mintah untuk cadangan minyak strategis AS. Kebijakan ini telah mendorong harga minyak mentah naik.
Pelaku pasar finansial menilai IHSG merespons positif rilis kebijakan fiskal yang diperkenalkan pemerintah dan Bank Indonesia. Otoritas moneter memangkas GWM valas dari 8 persen menjadi 4 persen. Sementara stimulus fiskal jilid dua sebesar 22,9 trilun rupiah untuk membantu sektor manufaktur dan perdangangn. Stimulus jilid dua berupa relaksasi empat jenis pajak yaitu Pajak penghasilan (PPh) 21, PPh 22 Impor, PPh badan dan restitusi pajak pertambahan nilai. Salah satu bentuknya adalah pembebasan PPh 21 (pajak penghasilan) bagi pekerja manufaktur hingga 6 bulan ke depan. Pada stimulis jilid 1 pemerintah telah mengalokasikan Rp 10,2 triliun yang difokuskan pada sektor yang terdampak langsung virus korona yaitu sektor pariwisata dan konektivitas.(*/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: