Duniaindustri.com — PT Adaro Energy Tbk (ADRO), produsen batubara terbesar kedua di Indonesia, sepanjang 2011 membukukan pendapatan usaha mencapai US$ 3,98 miliar (setara Rp 35,8 triliun), naik 47% dari 2010 sebesar US$ 2,71 miliar (setara Rp 24,39 triliun). Sedangkan beban pokok pendapatan naik menjadi US$ 2,55 miliar dari tahun sebelumnya US$ 1,88 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan Adaro Energy yang dipublikasikan, laba bersih Adaro Energy di 2011 mencapai US$ 552,10 juta, atau melonjak signifikan 123,6% dari tahun sebelumnya US$ 246,85 juta. Naiknya pendapatan menjadi pemicu lonjakan laba perseroan.
Laba kotor naik dari US$ 828,72 juta pada 2010 menjadi US$ 1,42 miliar pada 2011. Sementara laba usaha tercatat US$ 1,28 miliar dari 2010 sebesar US$ 711,49 juta.
Adaro Energy merupakan produsen batubara terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Bumi Resources Tbk. Indonesia menjadi eksportir batubara terbesar kedua di dunia, setelah Australia pada 2009-2010. Batubara dibutuhkan untuk pembangkit listrik dan sumber bahan bakar industri.
Dewan Energi Nasional mengolah data dari International Energy Agency (IEA) yang menyatakan, Indonesia pada tahun 2009 mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton pada tahun itu. Pada 2010, ekspor batubara Indonesia diperkirakan mencapai 275 juta ton.
Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam Top 8 Eksportir Batubara Terbesar di Dunia, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).
Sedangkan menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010 pada akhir tahun lalu, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India.
Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237,29 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157,01 juta ton (14,4% cadangan dunia), disusul China dengan cadangan sebesar 114,50 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76,50 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60,6 juta ton (7% cadangan dunia).
Sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5,529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia). Berdasarkan data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, China merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia).
Peran batubara sebagai sumber energi terus mengalami peningkatan dari 41 juta ton di 2005 menjadi 67 juta ton di 2010. Dalam struktur energi nasional, porsi batubara di 2005 sebesar 19% dan naik menjadi 23% di 2010.(Tim redaksi 01)