Latest News
You are here: Home | Kimia | US$ 2,2 Miliar Pendapatan Usaha Chandra Asri
US$ 2,2 Miliar Pendapatan Usaha Chandra Asri

US$ 2,2 Miliar Pendapatan Usaha Chandra Asri

Duniaindustri (April 2012) — PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), raksasa petrokimia terbesar di Indonesia, menorehkan pendapatan usaha di 2011 sebesar US$ 2,2 miliar (setara Rp 19,8 triliun), naik 22% dari 2010 sebesar US$ 1,8 miliar (Rp 16,2 triliun).

“Pendapatan perseroan di 2011 tercatat US$ 2,2 miliar,” kata Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis.

Naiknya penjualan memicu pertumbuhan laba perusahaan bahan baku plastik ini. Sepanjang 2011, Chandra Asri membukukan laba bersih US$ 8 juta dari 2010 yang mencatat kerugian US$ 51 juta (angka yang telah diukur dan disajikan kembali).

Chandra Asri menyatakan laporan keuangan 2011 dan 2010 merupakan laporan keuangan dari PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk yang diukur dan disajikan kembali. Penyajian kembali ini dengan asumsi PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk telah merger pada tahun  2010.

PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk merger dan mulai efektif beroperasi sebagai entitas baru, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk pada 1 Januari 2011.

Peningkatan penjualan Chandra Asri di 2011 ditopang kenaikan harga jual produk petrokimia seperti ethylene, styrene monomer, polyethylene, polypropylene serta pygas dan crude C4.

Erwin menyatakan, di tahun 2012 kinerja perseroan akan semakin solid seiring bergabungnya Siam Cement Group Chemicals Co Ltd sebagai strategic partners yang dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis dan operasional perseroan.
Siam Cement Group (SCG) Chemicals Co Ltd, perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara asal Thailand, mengakuisisi 30% saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) senilai Rp 3,76 triliun.

Siam Cement membeli saham Chandra Asri milik Apleton Investments Ltd (anak usaha Temasek Holdings) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). President Siam Cement Cholanat Yanaranop mengatakan, pembelian 30% saham Chandra Asri merupakan langkah investasi strategis di Asia. Langkah tersebut semakin memantapkan Siam Cement sebagai salah satu perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara. Mengenai dana pembelian saham senilai Rp 3,76 triliun, Cholanat menjelaskan dana tersebut berasal dari kas internal perseroan.

Menurut dia, saat ini posisi keuangan Siam Cement sangat kuat, sehingga mampu melakukan investasi strategis di Asia Tenggara. ”Keuangan kami sangat kuat sehingga dana yang dipakai untuk investasi berasal dari kas internal,” katanya.
Siam Cement selema ini merupakan perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara yang menghasilkan produk kimia terintegrasi mulai dari hulu ke hilir, seperti olefin, stearin monomer, polietilena, dan polipropilena.

Presiden Direktur Barito Pacific Loeki S Putera menerangkan, penandatanganan pembelian saham atau block trade commitment letter antara Apleton dan Barito Pacific serta Siam Cement telah berlangsung pada 19 September 2011. Dalam perjanjian tersebut, Apleton melepas seluruh kepemilikan sahamnya di Chandra Asri sebanyak 22,87% atau sejumlah 701.338.625 lembar saham dan Barito Pacific melepas 7,13% atau sejumlah 218.520.300 lembar saham kepemilikannya pada harga Rp4,088 per lembar saham.

”Total keseluruhan nilai transaksi berjumlah sebesar Rp 3,76 triliun. Setelah jual beli saham tersebut, maka Siam Cement memiliki 30% saham di Chandra Asri,” ujar Loeki.

Dengan masuknya Siam Cement, struktur kepemilikan Chandra Asri akan berubah, sebesar 64,87% saham dimiliki Barito Pacific, Siam Cement menguasai 30% saham, serta publik menguasai 5,13% saham.

”Rekam jejak dan pengalaman Siam Cement akan mendatangkan nilai tambah kemitraan strategis. Kami terbuka jika Siam Cement ingin menempatkan orangnya dalam jajaran direksi Chandra Asri,” kata Loeki.

Loeki menambahkan, dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham Chandra Asri sekitar US$ 100 juta akan dipakai untuk memperkuat lini bisnis Barito Pacific lainnya, di luar petrokimia. ”Unit pengembangan perkebunan sawit membutuhkan dana sekitar US$ 12 juta,” tuturnya.

Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra menilai masuknya Siam Cement menjadi pemegang saham akan mempercepat rencana ekspansi Chandra Asri dalam membangun kilang (cracker). ”Model bisnis Siam Cement akan membawa dampak positif bagi Chandra Asri selaras dengan visi perseroan untuk menjadi perusahaan petrokimia terintegrasi di Indonesia,” ujar Erwin.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top