Latest News
You are here: Home | World | Twitter IPO Raup Dana Segar Rp 20 Triliun
Twitter IPO Raup Dana Segar Rp 20 Triliun

Twitter IPO Raup Dana Segar Rp 20 Triliun

Duniaindustri.com (November 2013) — Twitter Inc, raksasa jejaring sosial microblogging asal Amerika Serikat, akan menggelar penawaran saham perdana ke publik (IPO) dengan target meraup dana segar sekitar US$ 1,82 miliar atau Rp 20 triliun (kurs Rp 11.000/US$). Twitter akan menjual 70 juta saham ke publik dengan harga per lembar US$ 26 atau Rp 286.000/lembar saham.

Twitter telah menyampaikan laporan pengajuan IPO kepada Securities Exchange Commission (SEC).  Emiten berkode saham TWTR yang didirikan Jack Dorsey ini diperkirakan memiliki kapitalisasi pasar US$ 14,4 miliar (Rp 158 triliun). Kicauan emiten dengan lambang burung ini akan terlihat besok saat melantai di Bursa New York.

Dana yang dikumpulkan Twitter itu berhasil menyalip Google yang saat IPO di 2004 hanya meraup US$ 1,92 miliar (Rp 19,2 triliun). Namun, dana IPO Twitter masih jauh di bawah Facebook yang tahun lalu mengeruk US$ 16 miliar (Rp 160 triliun) dari IPO.

Twitter vs Facebook

Twitter dalam dokumen IPO mengklaim telah memiliki 218 juta pengguna aktif per bulan, dan lebih dari 500 juta tweet tiap hari. Manajemen perusahaan itu menyebutkan angka pengguna aktif itu naik 44% dari posisi tahun lalu.

Namun, jumlah ini kalah dahsyat dari Facebook. Pada awal penawaran saham, Facebook mencatat 845 juta pengguna aktif per bulan.

Bahkan, saat penawaran saham, pengguna Facebook tumbuh menjadi 901 juta pengguna aktif per bulan dan 526 juta pengguna aktif per hari. Saat ini, pengguna Facebook sudah menembus 1,15 miliar pengguna per bulan dan 699 juta pengguna per hari.

Soal kinerja, Twitter juga masih kalah jauh. Menurut dokumen IPO, situs microblogging itu hanya mencetak laba operasi US$317 juta pada 2012, sedangkan Facebook mencetak pendapatan lebih dari 10 kali lipat, yaitu US$3,7 miliar setahun sebelum penawaran saham kepada publik.

Twitter mengalami kerugian hampir US$80 juta pada 2012, dan pada semester pertama tahun ini mencetak rugi US$69 juta. Neraca keuangan yang suram itu tidak dialami Facebook sebelum melantai di bursa. Setahun sebelum penawaran saham, Facebook meraih laba US$1 miliar.

Pada 2012, pendapatan Twitter tercatat US$316,9 juta atau setara Rp3,6 triliun. Perolehan pendapatan itu meningkat hampir tiga kali lipat dibanding 2011 yang mencapai US$106,3 juta.

“Platform kami telah digunakan untuk kampanye amal, upaya bantuan bencana, saksi sebuah kejadian, komunikasi dengan pejabat, gerakan politik, komunikasi dengan fans, empati satu sama lain, pengumuman produk sampai live event acara olah raga,” tulis Twitter dalam dokumen pendaftaran efek itu.

Manajemen Twitter juga membeberkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan. Dana yang digelontorkan pada 2010 sebesar US$29,3 juta, atau setara Rp336,7 miliar, meningkat menjadi US$119 juta (Rp1,3 triliun) pada 2012.

Perusahaan juga berkomitmen dalam memperluas pasar dengan dukungan dana mulai US$6,3 juta, atau setara Rp72,4 miliar pada 2010. Dana itu kemudian meningkat menjadi US$86,5 juta, atau sekitar Rp994 miliar pada 2012.

Dari sisi sumber daya manusia, kini Twitter telah mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan. Jumlah itu meningkat dibanding Juni 2012 yang tercatat baru 900 karyawan.

Era Iklan Mobile

Langkah Twitter masuk bursa itu disinyalir untuk menyaingi Facebook dan Google di era iklan mobile. Raksasa-raksasa perusahaan teknologi itu kini tengah membidik ceruk keuntungan dari iklan mobile.

Data eMarketer Inc menunjukkan, lebih dari setengah iklan mobile pada perangkat ponsel-pintar dan tablet telah menyumbang lebih dari setengah pendapatan total Twitter tahun ini.

Sementara itu, Facebook masih di belakang Twitter, dengan 41% dari total pendapatan iklannya diakses dari perangkat mobile. Selanjutnya, Google diperkirakan seperempat dari pendapatan totalnya berasal dari iklan mobile.

Tak hanya perusahaan, pendiri dan pemegang saham lama Twitter pun ingin ketiban rezeki nomplok dari proses IPO itu. Selama ini, sejumlah investor itu telah menempatkan investasi mereka sekitar US$1,16 miliar atau sekitar Rp13,3 triliun. Jumlah investasi itu terhitung sejak perusahaan didirikan oleh Ev Williams dan di masa Biz Stone, yang kembali pada 2006.

Seperti dikutip dari businessinsider, jika IPO terealisasi dan harga saham perusahaan melesat, sejumlah investor Twitter, karyawan lama, maupun pemegang saham bakal menikmati keuntungan berlipat. Mereka akan mendadak menjadi orang super kaya baru.

Keuntungan bagi perusahaan, dengan banyaknya investor publik yang masuk, saham Twitter bakal makin likuid.

Jack Dorsey, executive chairman Twitter, merupakan salah satu pendiri Twitter. Dia memiliki 4,9% saham perusahaan, atau sekitar 23,4 juta unit. Estimasi nilai kekayaan US$679 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.

Selanjutnya, Dick Costolo, chief executive officer (CEO). Kepemilikan saham 7,5 juta unit dengan perkiraan nilai kekayaan US$220 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.

Ev Williams, sang pendiri Twitter, memiliki 56,9 juta saham. Perkiraan nilai kekayaan US$1,65 miliar atau sekitar Rp19 triliun. Williams menguasai 12% saham, dan menjadi pemegang saham individu dengan kepemilikan terbesar. Menyusul Union Square Ventures dengan total kepemilikan saham sekitar 5% atau 24 juta unit. Estimasi kekayaannya US$696 juta atau sekitar Rp8,01 triliun.

Indonesia Tertinggal

Di Indonesia, belum ada perusahaan microblogging yang mencatatkan sahamnya di bursa untuk meraup dana segar. Padahal, Negara ini memiliki potensi berupa jumlah penduduk yang sangat besar, sekitar 250 juta jiwa, serta daya beli yang tergolong cukup tinggi. Meski demikian penetrasi internet di Indonesia masih rendah.

Salah satu perusahaan berbasis internet yang potensial dan terus tumbuh secara dinamis adalah Desain Bagus Group. Kelompok bisnis ini menaungi desainbagus.com (multiplatform digital agency), duniaindustri.com (pioner komunitas industri di Indonesia), nuleutik.com (online shop khusus segmen anak), karyaweb.com (hosting and server company), rajabagus.com (perusahaan afiliasi), dan butikplaza.com (perusahaan afiliasi).

Sejak 2011, Desain Bagus Group tumbuh pesat di tengah booming-nya bisnis e-commerce di Indonesia. Desainbagus.com menawarkan konsep terintegrasi dari mulai web development, web design, online application hingga brand management yang menyodorkan berbagai keunggulan seperti low cost, desain unik dan berkualitas, serta costumer friendly.

Tidak heran dalam waktu singkat, desainbagus.com dipercaya ratusan costumer baru mulai dari perusahaan skala besar, menengah, hingga industri kecil. Dengan sumber daya muda dan berdaya juang tinggi, desainbagus.com berambisi ikut memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Hingga akhir September 2013, total jumlah website dan aplikasi online yang telah dikembangkan Desain Bagus Group mencapai 180, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Begitu juga dengan kinerja finansial Desain Bagus Group. Pertumbuhan permintaan mendorong kenaikan pendapatan dan profitabililitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan. Nilai tambah itu berupa pembagian dividen untuk pemegang saham yang telah dilakukan pada Juli 2013.

“Dengan strategi yang tepat dan terarah, Desain Bagus Group akan terus berekspansi dan menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan kinerja yang efisien dan berkesinambungan,” kata CEO Desain Bagus Group Caturama Aritsyah.(*tim redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top