Duniaindustri.com (September 2018) – Transformasi digital berbasis internet of things (IoT) makin meluas diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia hingga 2018. Berdasarkan survei enterprise yang dilakukan Asia IoT Business Platform 2018, sebanyak 91,1% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi transformasi digital berbasis IoT.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.573 responden pada awal tahun ini. Hasil dari survey tersebut dipaparkan dalam Konferensi Asia IoT Business Platform edisi ke-25 di Jakarta pada akhir Agustus 2018 di The Ritz Carlton, Jakarta.
Menurut survey itu, hanya 8,6% pebisnis di Indonesia yang belum familiar dengan teknologi IoT pada 2018, turun dari 16% pada tahun lalu. Sebanyak 67,4% dari responden dalam survey itu merasa bahwa data analytic dan software business intelligence harus digunakan untuk meraih manfaat dari solusi IoT secara maksimal.
Survey tersebut juga mendapati bahwa 8,4% pebisnis betul-betul telah merasakan manfaat dari implementasi solusi IoT, naik dari 5,1% pada tahun lalu. “Asia IoT Business Platform adalah platform industri yang dinamis, yang semakin relevan dengan era masa kini, di mana transformasi digital telah menjadi sangat penting bagi bisnis di berbagai sector. IoT memainkan peranan penting dalam berbagai inisiatif transformasi digital dan Asia IoT Business Platform edisi ke-25 akan menghadirkan diskusi mendalam mengenai IoT dan memamerkan teknologi IoT terbaru, untuk membantu perusahaan di Negara ini mengadopsi strategi transformasi digital yang benar,” ujar Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform dalam pembukaan konferensi Asia IoT Business Platform ke-25 di Jakarta.
Pada konferensi dua hari ini, para stakeholders kunci dalam industry IoT, termasuk pemerintah, penyedia solusi IoT, dan perusahaan pengguna akan berdiskusi tentang bagaimana menghadapi tantangan yang ada dan potensi IoT yang belum dieksplorasi oleh pebisnis di Indonesia. Sejumlah pembicara yang hadir dalam acara tersebut antara lain Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Dr Ir Ismail, Dirjen Sumber Daya & Perangkat Pos & Informatika Kemkominfo, Herfini Haryono, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Diomedes Kastanis, Head Of IoT Singtel, dan Ravinder Mawa, CIO Sinar Mas Mining.
Beberapa topik penting diskusi yang disoroti dalam konferensi itu antara lain perkembangan implementasi IoT, permasalahan yang ada, solusi yang bisa digali, dan berbagai inisiatif yang dapat mendorong pengadopsian IoT di Indonesia. “Mau tidak mau kita harus mengadopsi teknologi digital berbasis IoT agar Indonesia bisa kejar ketertinggalan dari Negara maju,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo berfungsi sebagai fasilitator dan akselerator untuk menerapkan transformasi digital berbasis IoT terutama dalam program Making Indonesia 4.0. “Ini penting karena manfaatnya untuk seluruh pelaku bisnis dan industry, menciptakan efisiensi dan pemangkasan proses bisnis,” paparnya.
Memang harus disadari, perkembangan pesat teknologi digital telah menggiring landskap bisnis secara global ke tataran baru. Pergeseran pasar terutama didorong konsumen milenial makin hari makin terasa, sehingga menuntut perubahan paradigma di sektor industri.
Teknologi digital seperti IoT, big data, artificial intelligence makin mendisrupsi pasar. Pendekatan inovatif dengan memanfaatkan teknologi terkini terus berkembang pesat ditopang maraknya penggunaan aplikasi mobile.
Demikian juga di bidang internet off things (IoT) dan big data. Gabungan energi dan pola pikir inovatif yang dipadukan dengan teknologi IoT dan big data procesing membuat suatu tingkat kedalaman data yang belum pernah ada sebelumnya. Data-data tersebut kemudian diolah menjadi profil dan perilaku konsumen, trend pasar, prognosa masa depan serta berbagai data yang terstruktur dan tidak terstruktur lainnya. Tak terbatas, istilah inilah yang paling tepat untuk menggambarkan pendekatan analitik, mulai dari pemodelan statistik sampai machine learning dan deep learning.
Dari sisi data, para data scientist membantu mengembangkan analisis pemasaran baru yang mempertimbangkan metode dan pendekatan pada tingkat yang baru. Entah itu pengoptimalan harga real time pada tingkat yang paling rinci atau atribusi media untuk analisis offline yang tidak memungkinkan sebelumnya. Penekanan inovasi yang dibuat akan mendikte banyak metode untuk menentukan arah seputar riset pasar di masa depan.
Di Indonesia, perkembangan big data juga cukup pesat. Berbagai korporasi menyuguhkan layanan terbaiknya. Duniaindustri.com juga ikut berbenah dan menjelma sebagai startup layanan big data (riset pasar dan perusahaan analisis) di negeri ini.
Seiring kepercayaan yang makin meningkat, tim Duniaindustri.com juga terus berkembang dengan mencari metode-metode analisis baru, mensimulasikan pendekatan teraktual, mengkomparasi model skenario terkini, mengkalkulasikan teori-teori komprehensif, guna menghadirkan hasil riset data spesifik yang lebih riil, sesuai trend pasar, dan paling penting terjangkau bagi semua kalangan.
Perkembangan tersebut terlihat dari pertumbuhan jumlah database riset data spesifik yang telah ready di Duniaindustri.com, melonjak signifikan sebesar 30% dari 121 database riset pada akhir tahun lalu menjadi 159 database riset pada Agustus 2018. Hal ini dipicu makin meluasnya kebutuhan riset data spesifik guna mendukung pertumbuhan bisnis di sektor industri tertentu.
Duniaindustri.com menyediakan indeks data industri yang bisa didownload user untuk memberikan gambaran atau acuan perkembangan sektor industri tertentu. Duniaindustri.com telah menangani puluhan proyek data hingga riset persaingan pasar dari perusahaan kecil, menengah, besar di Indonesia, terutama dari Jakarta, Bogor, Cikarang, Bandung, Yogya, Sidoarjo, Surabaya, Palu, Bali, Medan, dan daerah lainnya, bahkan dari China dan India.(*/tim redaksi 07/danang/safarudin)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: