Duniaindustri.com (Juli 2020) – Kinerja industri pengolahan (industri manufaktur) pada triwulan III diprediksi mulai membaik secara terbatas, meski masih berada pada fase kontraksi volume produksi. Hasil survei prompt manufacturing index (PMI) Bank Indonesia, yang dirilis Senin (13/7) menyebutkan, pada triwulan III 2020 sub sektor dengan indeks PMI tertinggi pada periode tersebut adalah pupuk, kimia, barang dari karet (49,65%), serta makanan, minuman, dan tembakau (48,42%).
“Membaiknya kinerja sub sektor makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan karena pelonggaran pembatasan di sejumlah daerah dan masuknya era normal baru sehingga mendorong permintaan masyarakat,”ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Berdasarkan survei PMI Bank Indonesia, kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II-2020 berada dalam fase konstraksi yang lebih dalam. Hal tersebut tercermin dari prompt manufacturing index (PMI) Bank Indonesia sebesar 28,55%, turun dari 45,64% pada triwulan I 2020 dan 52,66% pada triwulan II 2019. Kontraksi PMI pada triwulan II 2020 terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI Bank Indonesia, dengan kontraksi terdalam pada komponen volume produksi sejalan dengan menurunnya permintaan sebagai dampak pandemi Covid-19. Secara sektoral, seluruh subsektor mencatatkan kontraksi pada triwulan II 2020, dengan kontraksi terdalam pada subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki.
Pada triwulan III 2020, kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan membaik meskipun masih berada fase kontraksi. PMI Bank Indonesia pada triwulan III 2020 diperkirakan sebesar 45,72%, meningkat dari 28,55% pada triwulan II 2020. Seluruh komponen pembentuk PMI Bank Indonesia mengalami perbaikan meskipun masih berada pada fase kontraksi. Peningkatan tertinggi terjadi pada komponen indeks volume total pesanan dan volume produksi.
Dalam survei PMI Bank Indonesia juga disebutkan, pada triwulan II 2020 volume produksi industri pengolahan tercatat mengalami kontraksi yang cukup dalam dengan indeks sebesar 25,63% atau menjadi yang terendah selama tiga tahun terakhir. Kontraksi yang dialami komponen ini merupakan yang terdalam di antara komponen lainnya. Responden menyatakan bahwa kondisi tersebut masih dipengaruhi oleh penurunan permintaan dan gangguan distribusi akibat pandemi Covid-19. Pada triwulan III 2020, volume produksi diperkirakan membaik, meski masih dalam fase kontraksi sebesar 47,98%, seiring dengan perbaikan pada volume pesanan barang input di triwulan III 2020.
Sementara itu, volume pesanan barang input juga menunjukkan kontraksi yang semakin dalam pada triwulan II 2020, dengan indeks sebesar 28,95%, lebih rendah dari 47,28% pada triwulan sebelumnya setelah sejak tahun 2018 berada pada fase ekspansi. Menurunnya volume pesanan barang input tersebut sejalan dengan penurunan kegiatan produksi akibat pandemi Covid-19. Di sisi lain, responden menyatakan bahwa pada triwulan III 2020 volume pesanan barang input akan membaik meskipun tetap terkontraksi dengan prakiraan indeks sebesar 48,27% dan menjadi salah satu komponen yang mendorong peningkatan prakiraan PMI BI ke depan.
Sementara itu, pada triwulan III 2020, komponen volume persediaan barang jadi diperkirakan membaik dengan indeks 47,95% meski masih terkontraksi, seiring dengan meningkatnya volume pesanan barang input dan volume produksi.
Pada triwulan II 2020, indeks penggunaan jumlah tenaga kerja tercatat tetap berada pada fase kontraksi sebesar 31,84%, lebih rendah dibandingkan 47,63% pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2020, penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahan diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan volume produksi, namun tetap masih mengalami kontraksi dengan indeks sebesar 44,37%.
Pembatasan sosial berskala besar akibat pandemi Covid-19 menyebabkan gangguan terhadap pasokan dan distribusi, yang selanjutnya berpengaruh terhadap aspek kecepatan penerimaan pesanan barang input. Komponen tersebut tercatat mengalami kontraksi yang lebih dalam pada triwulan II 2020, dengan indeks sebesar 26,16%. Meski membaik, kontraksi diperkirakan masih berlanjut hingga triwulan III 2020 yang dipengaruhi oleh new normal pada beberapa daerah di Indonesia, dengan indeks sebesar 37,14%, membaik dari triwulan sebelumnya.
Survei PMI Bank Indonesia merupakan sebuah komposit indikator yang dibuat untuk menyediakan gambaran umum mengenai kondisi sektor industri di Indonesia berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU). PMI ank Indonesia menjadi indeks komposit yang diperoleh dari lima indeks yaitu volume pesanan barang input, volume produksi (output), ketenagakerjaan, kecepatan waktu pengiriman dari pemasok, dan volume persediaan. Hasil perhitungan PMI Bank Indonesia merupakan hasil pre-assesment dari benchmarking purchasing managers index (PMI) yang telah dilakukan beberapa negara. Indeks di atas 50 memberikan sinyal ekspansi usaha, sedangkan di bawah 50 memberikan sinyal adanya kontraksi. PMI BI di triwulan II 2020 dihitung dari 698 responden di sektor industri pengolahan. (*/tim redaksi 07 & 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 188 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 188 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: