Latest News
You are here: Home | Elektronik | Trend Startup PHK Massal, Efisiensi Mengejar Profitabilitas atau Faktor Lain?
Trend Startup PHK Massal, Efisiensi Mengejar Profitabilitas atau Faktor Lain?

Trend Startup PHK Massal, Efisiensi Mengejar Profitabilitas atau Faktor Lain?

Duniaindustri.com (November 2022) — Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute menilai alasan terjadi PHK besar-besaran di sektor digital startup, ada dua. Pertama, terjadi inefisiensi pengelolaan startup dan kedua, investor meninggalkan startup tersebut.

“Adapun soal inefisiensi di Indonesia terjadi pada GoTo, dimana dilaporkan bahwa kerugian GoTo melambung 76 persen menjadi Rp 20,32 triliun per kuartal III 2022. Soal investor meninggalkan startup, hal tersebut terjadi karena perusahaan induk investor mengalami kerugian secara holding seperti yang terjadi pada investor ruang guru, Tiger Global Management yang Rugi Rp 252 Triliun dalam 6 bulan terakhir ini. Kedua alasan tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pekerja startup dimana mereka harus menerima keputusan pahit yaitu di PHK,” ujarnya dalam keterangan tertulis, kemarin.

Menurut dia, Goto melakukan PHK sebanyak 1300 orang atau 12 persen total karyawan. Sementara startup yang melakukan PHK ratusan pegawai adalah Ruangguru, Shopee Indonesia, LinkAja, Tokocrypto, Tanihub, Zenius, Sicepat, JD.ID, Pahamify, Mobile Primier League, Indosat Ooredoo Hutchison, Xendit dan Lummo. Total perusahaan 14.

Achmad menilai pemerintah jangan berdiam diri melihat massalnya WNI di PHK, Pemerintah perlu berbuat sesuatu untuk menghindari PHK terjadi di gelombang berikutnya. Seperti yang sudah diperkirakan banyak ekonom bahwa badai PHK akan melanda negeri ini menjelang resesi ekonomi global yang sudah mulai terasa saat ini.

Sebagaimana pemberitaan di berbagai media bahwa banyak startup yang kolap, dan yang bertahan melakukan efisiensi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebut saja raksasa teknologi Singapura yaitu Shopee yang melakukan PHK hingga 7.000 orang, kemudian Grab menutup GrabKtichen dan melakukan PHK bagi pegawai di divisi tersebut, dan kemudian disusul oleh GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) yang akan memangkas jumlah pekerja sebanyak 1.300 pegawai atau 12% dari total sebagai akibat kondisi perlambatan makro ekonomi.

“Ini menunjukkan bahwa ancaman ke depan akan jauh lebih besar. Badai PHK yang berdampak kepada penambahan angka kemiskinan tentunya harus ada langkah antisipatif dari pemerintah agar kemungkinan buruk dapat dihindari,” ucapnya.

Program BSU saja tidak cukup, apalagi BSU terhitung hanya dari data yang sudah ada di Kementrian Sosial, itupun belum tentu terupdate sesuai dengan jumlah warga yang berhak menjadi penerima secara faktual.

Sementara untuk bisa survive menjaga pertumbuhan ekonomi ditengah resesi maka konsumsi domestik harus diperbesar. Jika daya beli masyarakat rendah akibat angka pengangguran akibat PHK dan penyerapan tenaga kerja yang rendah tentunya maka kemampuan konsumsi domestik tentunya tidak akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Kedepan kemungkinannya adalah akan muncul UMKM-UMKM baru sebagai bentuk keterpaksaan masyarakat sehingga harus beralih profesi. Sektor ini memang mampu tahan terhadap krisis apalagi produksinya menggunakan bahan-bahan lokal. Pemerintah harus mempersiapkan diri dan mempersiapkan kebijakan untuk mendorong tumbuhnya UMKM-UMKM baru diberbagai subsektor.

Sudah waktunya pemerintah menggunakan rasionalitasnya untuk memfokuskan perhatian dengan memprioritaskan pemulihan ekonomi dibanding infrastruktur. Program-program pembangunan infrastruktur mercusuar yang tidak berkontribusi banyak terhadap pemulihan ekonomi harus dihentikan terlebih dahulu.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top