Latest News
You are here: Home | Makanan & minuman | Tren Penjualan Barang Konsumsi Lanjutkan Penurunan di Akhir 2015
Tren Penjualan Barang Konsumsi Lanjutkan Penurunan di Akhir 2015

Tren Penjualan Barang Konsumsi Lanjutkan Penurunan di Akhir 2015

Duniaindustri.com (Desember 2015) – Tren penjualan barang konsumsi dengan perputaran cepat (fast moving consumer goods/FMCG) pada November 2015 tercatat melanjutkan penurunan dari sisi volume. Menurut Kantarworldpanel dalam FMCG monitor, volume penjualan barang konsumsi harian di Indonesia turun -2% pada 12 minggu hingga 8 November 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tren pelemahan volume penjualan barang konsumsi itu telah terjadi sejak kuartal IV 2014 sebesar -0,4% hingga saat ini. Pelemahan terdalam tercatat pada kuartal II 2015 sebesar -2,9%, sebelum membaik menjadi -1,4% pada kuartal III 2015.

Meski secara volume tercatat negatif, nilai pasar barang konsumsi di Indonesia masih terus tumbuh positif ditopang kenaikan harga jual. Secara nilai pasar barang konsumsi di Indonesia tumbuh 1,1% pada November 2015 ditopang kenaikan harga jual sebesar 3,1%.

Berdasarkan segmentasinya, nilai penjualan makanan pada November 2015 tumbuh 0,6% meski secara volume turun -3%. Penjualan produk dairy secara nilai tumbuh tipis 0,3% didorong pertumbuhan volume 1,5%.

Sementara penjualan minuman secara nilai tumbuh tertinggi, sebesar 6,9%, meski secara volume turun -1,2%. Kemudian, penjualan produk home care tumbuh 2,8% secara nilai, meski turun -0,7% secara volume. Dan penjualan produk personal care tumbuh 2,1% secara nilai dan tumbuh 2% secara volume.

Tren pasar consumer goods di Indonesia.

Tren pasar consumer goods di Indonesia.

Secara total, pasar fast moving consumer goods (FMCG) di Asia, terutama Indonesia, diperkirakan tumbuh melambat pada tahun ini menjadi 4,6%, hanya separuh dari persentase pertumbuhan dalam dua tahun lalu (10% pada 2014 & 2013). Menurut data Kantar Worldpanel Indonesia–lembaga riset, perlambatan terjadi di semua subwilayah, Asia Utara, Asia Tenggara (terutama Indonesia), dan India.

Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, menjelaskan perlambatan tren pertumbuhan itu dipengaruhi pelemahan penjualan makanan dan minuman yang berkontribusi sekitar 60% dari belanja rumah tangga di Asia.

“Dibandingkan dengan tahun lalu, nilai pasar fast moving consumer goods di Indonesia, Thailand, dan Vietnam melambat secara tajam. Volume penjualan fast moving consumer goods hanya tumbuh 0,4% di Asia. Di sektor non-makanan tumbuh tercepat 3,8%,” paparnya dalam keterangan tertulis.

Nilai penjualan industri minuman Indonesia dan China melambat, sementara Malaysia menderita pertumbuhan negatif. Sementara penjualan industri makanan di sebagian besar negara-negara Asia melambat, kecuali Vietnam yang mengalami kontraksi. Untuk penjualan produk personal care, kategori perawatan pribadi, di China menunjukkan pertumbuhan positif.

Pertumbuhan tinggi masih terjadi di segmen produk home care. Penjualan segmen ini mencakup pelembut, sabun cuci piring, masih bisa tumbuh dua digit di Indonesia. Sementara penjualan susu tumbuh dua digit di China dan Filipina, namun terjadi kontraksi di kategori susu di India dan Malaysia.

Fast moving consumer goods mencakup barang-barang konsumsi yang dibutuhkan sehari-hari atau dibutuhkan secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat. Barang konsumsi jenis itu mencakup produk-produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household), dan perawatan tubuh (personal care). Berbeda dengan barang tahan lama (durable goods), barang-barang fast moving consumer goods memiliki umur simpan yang singkat, baik sebagai akibat dari permintaan konsumen tinggi maupun karena produk yang cepat rusak.

Pasar FMCG di Indonesia tumbuh rata-rata per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16,6% periode 2004-2010, di tengah fluktuasi inflasi yang dapat menahan maupun menggerus daya beli masyarakat. Sementara periode 2011 hingga saat ini, pertumbuhan pasar diperkirakan sekitar 13%.

Lee menambahkan sejumlah produk FMCG diperkirakan masih dapat tumbuh digit ganda pada tahun ini seperti frozen food dan diapers. Berdasarkan riset Kantar Worldpanel pada tiga bulan terakhir terhadap 20.000 responden, produk siap minum (ready to drink product) seperti kopi siap minum, minuman isotonik, dan minuman energi mempunyai kontribusi volume paling besar untuk konsumsi di luar rumah.

Perusahaan riset itu menemukan hal yang menarik pada pola konsumsi di luar rumah pada setiap kelompok umur. Pada kelompok anak di bawah 10 tahun, preferensi kategori kelompok ini terutama susu cair, biskuit, dan es krim. Remaja usia 11-20 tahun terutama teh siap minum, biskuit, susu cair, dan es krim. Preferensi untuk dewasa usia 31-45 tahun terutama teh siap minum, air minum kemasan, dan isotonik. Sementara preferensi untuk dewasa di atas 45 tahun terutama teh siap minum, air minum kemasan, dan isotonik.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top