Duniaindustri.com (April 2021) – Tantangan pandemi dan pergeseran perilaku konsumen ikut mendorong transformasi industri 4.0 yang mengarah pada customer centric model. Apa itu? Yakni pergeseran dan perubahan pola produksi dari berbasis kapasitas menjadi menyesuaikan permintaan atau kebutuhan pelanggan.
Perjalanan sektor industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi Industri 4.0 menorehkan beberapa catatan penting yang akan melandasi perkembangan industri selanjutnya. Di sektor kimia, farmasi, dan tekstil, sejumlah perusahaan telah mengimplementasikan industri 4.0 yang memungkinkan efisiensi dan peningkatan daya saing.
“Revolusi industri ke-4, yang merupakan perpaduan teknologi dengan mengintegrasikan sumber daya teknologi, mesin, dan manusia, memberikan perubahan besar dalam sektor ini,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam.
Sektor IKFT menjadi prioritas nasional pengembangan industri 4.0 karena memiliki kinerja yang cemerlang selama ini. Pada tahun 2020, ekspor industri kimia, farmasi, dan tekstil mencapai USD33,99 Miliar. Realisasi investasinya pada periode tersebut sebesar Rp61,97 Triliun, didominasi oleh industri kimia dan bahan kimia. Sektor tersebut juga menyerap tenaga kerja hingga 6,24 juta orang.
“Selain itu, sektor farmasi juga masuk ke dalam prioritas untuk mendorong transformasinya dan mewujudkan kemandirian Indonesia dalam bidang kesehatan,” papar Khayam. Kemandirian Indonesia di sektor industri alat kesehatan dan farmasi merupakan hal yang penting, terlebih dalam kondisi kedaruratan kesehatan seperti saat ini. Sektor tesebut masuk dalam kategori high demand di tengah pandemi Covid-19, di saat sektor lain terdampak berat.
Hingga tahun 2021, sejumlah program telah dilaksanakan Kemenperin untuk mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0 di sektor IKFT, antara lain assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), pelaksanaan roadmap Implementasi Dan Adopsi Teknologi Industri 4.0 sektor tekstil dan busana, perbaikan alur aliran material sektor industri petrokimia, serta pendirian Pilot Project Industri TPT 4.0. “Kami juga menyelenggarakan Bimbingan Teknis dan Training Manajer Transformasi serta pembangunan Indonesia Smart Textile Industry Hub (ISTIH),” ujar Khayam.
Selain itu, Kemenperin juga menyediakan fasilitas restrukturisasi industri tekstil, kulit, dan alas kakimelalui peremajaan mesin/peralatan agar menggunakan teknologi yang lebih modern. Selanjutnya, penyusunan model arsitektur implementasi Industri 4.0. “Kemudian, Kemenperin juga melakukan penerapan lean management di subsektor ini,” papar Dirjen IKFT.
Pada Tahun 2020, terdapat tujuh perusahaan di sektor IKFT yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0 dan satu perusahaan mendapatkan predikat National Lighthouse Industry 4.0. Ketujuh perusahaan tersebut yaitu PT Kaltim Parna Industri, PT. Biggy Cemerlang, PT. Schott Igar Glass, PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, PT. Globalindo Intimates, PT. TI Matsuoka Winner Industry, dan PT. Asia Pasific Rayon serta PT. Pupuk Kalimantan Timur mendapatkan predikat National Lighthouse Industry 4.0 di sektor industri kimia. “Delapan perusahaan di sektor IKFT tersebut mendapat angka INDI 4.0 lebih dari 3, yang menunjukkan tahap kesiapan matang,” kata Khayam.
Dirjen IKFT Kemenperin mengharapkan ajang Hannover Messe dapat menjadi media promosi, komunikasi dan informasi antar industri dan pengguna sehingga tercipta supply-chain. “Selain itu, Hannover Messe juga membuka peluang untuk melakukan National Branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global,” ujar Khayam.
Dalam kesempatan tersebut, Senior Vice President Teknologi Informasi PT Pupuk Indonesia Mardiyanto menjelaskan, transformasi digital di perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka menjaga kelangsungan bisnis dan usaha yang diselaraskan dengan masterplan perusahaan.
Transformasi menuju Industri 4.0 yang dilakukan mengacu pada Customer Centric Model, yaitu dengan melakukan perubahan pola produksi dari berbasis kapasitas menjadi menyesuaikan permintaan atau kebutuhan pelanggan. Kemudian, Solusi Agri dan service untuk perluasan jasa layanan one stop solution di bidang pertanian. “Kami juga menerapkan best in class operation and supply chain untuk optimasi biaya operasi dan supply chain,” ujar Mardiyanto.
Sementara itu, Pharma Sales and Marketing Manager PT. Indofarma Tbk, Darkono mengungkapkan, penerapan industri 4.0 di perusahaan tersebut meliputi penerapan bisnis proses terintegrasi menggunakan ERP SAP, baik untuk horizontal integration maupun vertical value chain. Selanjutnya, perusahaan juga melakukan consistent engineering atau investasi revitalisasi fasilitas produksi, terutama menuju otomatisasi agar proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah aplikasi TeleDoc Pro. Ini merupakan aplikasi telemedicine multifungsi secara realtime dan jarak jauh yang berfungsi sebagai thermometer, stetoskop, dan mengukur saturasi oksigen. “Transformasi digital yang diterapkan saat ini dapat membuat harga penjualan lebih kompetitif, meningkatkan kulitas dan hasil produk, meningkatkan kemampuan SDM, dan proses bisnis yang lebih stabil” jelas Darkono.
Sementara itu, Sherlina Kawilarang selaku CEO PT. Excellence Qualities Yarn menjelaskan, perusahaan yang dipimpinnya mulai menerapkan industri 4.0 ketika membeli mesin dengan kualitas yang mendukung teknologi tersebut pada 2013. Perusahaan bertekad menyelaraskan tiga faktor penting yang mendukung keberhasilan penerapannya, yaitu teknologi permesinan, teknologi fiber/visual, serta sumber daya manusia (SDM). “Salah satunya dengan mengembangkan kemampuan SDM melalui training dasar-dasar teknologi industri 4.0,” ujarnya. (*/tim redaksi 07 & 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: