Latest News
You are here: Home | Tekstil | Trader Mulai Alihkan Hub Impor Kapas dari Malaysia ke Cikarang
Trader Mulai Alihkan Hub Impor Kapas dari Malaysia ke Cikarang

Trader Mulai Alihkan Hub Impor Kapas dari Malaysia ke Cikarang

Duniaindustri.com (Juni 2016) – Gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) di Cikarang Dry Port mulai terisi dengan datangnya impor kapas dari Brazil, Kamis (9/6). Pengiriman impor kapas ini merupakan tahap awal dengan volume beberapa ratus ton.

Sumber duniaindustri.com menjelaskan salah satu trader kakap asal Swiss mulai mengalihkan pusat logistik (hub) untuk komoditas impor kapas dari Malaysia ke Cikarang Dry Port. Dengan menggunakan Pusat Logistik Berikat di Cikarang Dry Port, setidaknya terdapat beberapa manfaat yakni menekan biaya logistik dan meringankan beban cash flow para pengguna kapas terutama pabrik-pabrik tekstil. Dampak yang paling dirasakan, beban cash flow pabrik-pabrik tekstil pengguna kapas akan lebih ringan hingga tiga bulan dengan adanya gudang di PLB Cikarang Dry Port.

Selain itu, dengan memindahkan hub dari Malaysia untuk impor komoditas kapas, tentu akan berpengaruh positif terhadap perkembangan industri tekstil di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan salah satu basis industri tekstil yang cukup disegani di dunia. Kebutuhan kapas untuk industri tekstil nasional setiap tahun diperkirakan mencapai 650 ribu ton hingga 700 ribu ton.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan keberadaan Pusat Logistik Berikat (PLB) khusus komoditas kapas di Cikarang Dry Port (CDP) mendorong efisiensi biaya logistik industri nasional. Dengan keberadaan PLB kapas, stok bahan baku tekstil dapat dengan mudah diperoleh dan biayanya kompetitif.

“Keberadaan PLB khusus komoditas kapas di Cikarang Dry Port (CDP) jelas menguntungkan pengusaha tekstil Tanah Air. Pasalnya, mereka tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mengambil persediaan kapas dari Malaysia. Maklum, selama ini stok komoditas itu hanya bisa disimpan di negeri Jiran itu,” kata Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ernovian G Ismy, kepada wartawan, Jumat (10/6).

Ernovian juga menyambut baik pengiriman pertama impor kapas dari Brazil ke PLB di Cikarang Dry Port. Dia menjelaskan, jika nantinya proses ini berjalan baik, artinya bisa terjalin azas efektivitas, maka semua persediaan bahan baku akan dipindah ke dalam negeri semua. “Kami inginnya (bahan baku kapas) yang murah. Itu yang kami harapkan. Untuk itu tetap harus dikawal bersama-sama. Tidak hanya Bea Cukai, tapi juga pedagang dan pengguna kapas, serta asosiasi,” imbuh Ernovian.

Benny Woenardi, Managing Director Cikarang Inland Port, sebelumnya menjelaskan selama ini pengadaan impor kapas Indonesia masih didominasi impor langsung shipper dari luar negeri sekitar 60%, 30% di gudang Malaysia, dan sisanya 10% dari retailer yang melakukan impor untuk dijual lagi. PLB kapas di CDP ini dapat memindahkan gudang kapas Malaysia ke Indonesia sehingga menekan biaya logistik, transportasi, dan pergudangan.

PT Gerbang Teknologi Cikarang mengoperasikan fasilitas pusat logistik berikat (PLB) untuk komoditas kapas dengan area gudang seluas 11.960 meter persegi di kawasan Cikarang Dry Port, Jawa Barat. Saat ini gudang PLB yang kedua pun sedang dalam tahap pembangunan dan diharapkan selesai paling lambat akhir tahun ini. Harapannya, PLB ini membantu Indonesia menjadi hub logistik di Asia Pasifik khususnya untuk komoditas kapas dan industri tekstil.(*)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top