Duniaindustri.com – PT Astra International Tbk (ASII), konglomerasi bisnis di Indonesia, telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk penataan ulang (restrukturisasi) distribusi kendaraan roda empat. Nantinya, TAM akan mengambil alih penjualan kendaraan roda empat Toyota yang selama ini dijalankan Auto2000 dan jaringan diler pemasaran lainnya. Menurut manajemen perseroan, MoU tersebut bertujuan untuk memperkuat TAM dan seluruh jaringan penjualan dan distribusi Toyota di Indonesia.
TAM merupakan distributor eksklusif mobil Toyota di Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh Astra International dan Toyota Motor Corporation (TMC). Astra International memiliki 51% saham dan TMC sisanya.
Sebelum penataan ulang, Auto2000 menyalurkan kendaraan roda empat kepada diler Astra dan sub-diler lain dan dapat menjual langsung ke konsumen. “Setelah penataan ulang, TAM akan terus mendistribusikan tidak hanya kepada perseroan dan para diler utama lainnya, tetapi juga secara langsung kepada para sub-diler,” ujar Gita Tiffany Boer, Corporate Secretary Astra International dalam keterbukaan informasi.
TAM akan mendistribusikan produk Toyota kepada lima diler utama, termasuk perseroan melalui Auto2000. Diler utama tersebut tidak hanya melakukan penjualan Toyota langsung kepada para konsumen, namun selanjutnya juga dapat mendistribusikan kepada sub-diler yang kemudian menjual langsung kepada konsumen.
Berdasarkan MoU tersebut, lanjut Gita, seluruh fungsi sub-distribusi seperti logistik dan pemasaran yang saat ini dilakukan oleh para diler utama hanya akan dilakukan penjualan langsung kepada konsumen. Ke depannya, diler utama hanya akan melakukan penjualan secara langsung ke konsumen.
Dia menambahkan penataan ulang akan memberikan manfaat bagi stakeholders serta mitra dan konsumen perseroan. Penataan ulang tersebut akan berlaku efektif dengan ditandatangani perjanjian diler baru antara Astra International dan TAM.
“Perjanjian baru tersebut diperkirakan akan ditanda tangani Juli 2015 dan penataan ulang diperkirakan akan selesai paling lambat Maret 2016,” ujar Gita.
Rencana PT Toyota Astra Motor (TAM), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), untuk mengambil alih distribusi kendaraan roda empat Toyota yang selama ini diberikan kepada Auto2000 dinilai analis sebagai langkah efisiensi. Reza Priyambada, Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, memandang langkah restrukturisasi tersebut cukup baik bagi efisiensi perseroan karena akan mengurangi biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk diler.
“Bila dilihat dari jumlah diler Auto2000 yang sangat besar, biaya untuk satu diler saja terbilang cukup besar. Dengan demikian, restrukturisasi tersebut dapat membawa dampak besar terhadap kinerja Astra International. Namun apakah nantinya seiring efisiensi, biaya operasional dapat diturunkan 10%-15%,” ujar Reza.
Menurut dia, restrukturisasi tersebut merupakan salah satu pilihan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kinerja perseroan. Khususnya, di tengah lesunya penjualan otomotif saat ini seiring penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak dari perlambatan ekonomi.
Dia menyebutkan, untuk mengantisipasi membengkaknya beban pengeluaran, perseroan akan berupaya untuk menekan biaya-biaya operasional, seperti sumber daya manusia (SDM) dan biaya operasional diler. Namun, Reza melihat restrukturisasi tersebut baru sebatas efisiensi untuk menekan biaya operasional. Hal tersebut belum dapat mendorong peningkatan kinerja pendapatan dan volume penjualan kendaraan roda empat TAM.
“Namun apakah nantinya dengan berkurangnya biaya operasional akan terjadi peningkatan kinerja? Hal tersebut belum dapat dipastikan. Alasannya, karena masih harus melihat dari sisi pendapatan dan volume penjualannya,” ujar dia.
Dengan adanya restrukturisasi Auto2000, kontribusi segmen distribusi mobil Toyota kepada pendapatan Astra International akan berpotensi menurun. Pasalnya, Saat ini Auto2000 adalah main dealer Toyota terbesar di Indonesia, yang menguasai sekitar 70%-80% dari total penjualan Toyota di negeri ini. Dengan hilangnya keistimewaan main dealer yang selama ini dipegang Auto2000, hal itu akan mempengaruhi kinerja keuangan Auto2000 dan Astra International. Di sisi lain, besanya besarnya skala Auto2000 yang memiliki jaringan diler di seluruh Indonesia akan membawa risiko beban bagi Astra International, jika Auto2000 tidak mampu menangkap peluang lain di samping distribusi mobil Toyota.
Pendapatan segmen otomotif Astra International pada 2014 mencapai Rp 108,46 triliun, berkontribusi 53,7% dari total pendapatan konsolidasi perseroan, berdasarkan laporan keuangan perusahaan. TAM memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 214 miliar pada tahun lalu. Meski kontribusi pendapatan relatif kecil, Astra International tercatat membeli barang dan jasa dari TAM sebesar Rp 45,99 triliun.
Sementara itu, Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran TAM, enggan memberikan komentar saat dikonfirmasi dampak restrukturisasi Auto2000 terhadap kinerja perseroan. “Dalam hal restrukturisasi ini saya tidak bisa menjawabnya karena ini menjadi urusan pemegang saham,” ujar Rahmat.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: