Duniaindustri.com (Februari 2014) – PT Timah (Persero) Tbk (TINS) mencatat laba bersih tahun buku 2013 sebesar Rp515,102 miliar, naik 19% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya senilai Rp431,589 miliar. Efisiensi mendorong kenaikan laba bersih tersebut.
“Peningkatan laba bersih perseroan pada tahun 2013 antara lain disebabkan perbaikan sistem dan efisiensi,” kata Sekertaris Perusahaan PT Timah Tbk, Agung Nugroho, dalam keterangan tertulis.
Dia mengemukakan pemberlakuan PerMenDag No. 32/2013 yang mengharuskan perseroan melakukan penjualan logam baloknya melalui satu pintu yaitu Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia diyakini akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha penambangan di dalam negeri serta dapat mendongkrak harga timah dunia mengingat Indonesia sebagai eksportir terbesar di dunia.
“Tidak salah bila Indonesia mendeklarasikan tahun 2014 sebagai tahun kebangkitan pertimahan Indonesia dan tahun 2015 Indonesia sebagai penentu harga timah dunia namun dengan syarat semua pelaku usaha penambangan, baik regulator, pelaku usaha dan masyarakat penambangan mendukung terlaksananya good mining practices,” paparnya.
Menurut dia, kebijakan penjualan satu pintu dengan pengaturan eskpor logam volume Indonesia pada level 60.000-70.000 per tahun, perseroan memprediksi harga logam 2014 akan lebih baik dibandingkan tahun 2013.
“Harga diperkirakan bergerak di kisaran rata-rata 26.000 dolar AS per ton,” kata dia.
Dalam laporan keuangan 2013 disebutkan, PT Timah Tbk membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,852 triliun pada 2013 atau turun 20,52% dibanding tahun sebelumnya Rp7,363 triliun.
Namun, beban pokok pendapatan 2013 menurun menjadi Rp4,408 triliun dari sebelumnya Rp6,087 triliun pada 2012. Laba bruto perseroan tahun 2013 mencapai Rp1,443 triliun atau naik dibandingkan 2012 sebesar Rp1,275 triliun.
Total aset perseroan naik sebesar 28,59 menjadi Rp7,883 triliun pada 2013 dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp6,130 triliun.
Eksportir Terbesar
Produksi timah Indonesia per tahun mencapai 100.000 ton-120.000 ton per tahun dan menguasai 40% pasokan timah dunia. Namun, para pelaku pertambangan timah di Indonesia bergerak sendiri-sendiri dan bahkan sebagian produksi timah dijual ke penadah dan selanjutnya diseludupkan ke luar negeri.
Di dunia, sedikitnya terdapat lima perusahaan timah besar yang menguasai 70% pasar timah dunia. Lima perusahaan itu berada di China, dan Peru, sebuah negara di Amerika Selatan.
Menurut duniaindustri.com, Indonesia berpeluang besar menjadi penentu harga timah dunia sejalan dengan pembentukan bursa nasional sumber daya mineral tersebut.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan sejumlah CEO produsen timah dalam negeri. “Dengan adanya undang-undang yang mengatur perdagangan timah melalui bursa timah nasional, diharapkan tidak akan terjadi lagi penjualan di bawah harga pokok, sehingga proyeksi bahwa Indonesia menjadi penentu harga timah bisa terealisasi,” kata Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk Sukrisno.
Menurut Sukrisno, kemungkinan Indonesia menjadi penentu harga timah dunia cukup besar karena di samping sebagai salah satu produsen terbesar, negara ini juga menjadi pengekspor terbesar yang memunuhi kebutuhan timah dunia. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, harga timah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari US$ 19.000 per ton menjadi US$ 23.000 per ton.
Menurut Sukrisno, pihaknya menargetkan harga timah dapat mencapai 25.000 per ton di akhir Desember 2013.
Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan harga timah di akhir tahun ini dapat melampaui target yang kami rencanakan melihat perkembangan harga yang cukup signifikan selama tiga bulan terakhir.
Dia menjelaskan, kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatur perdagangan dan ekspor timah melalui bursa nasional cukup strategis, karena dapat menjamin harga tetap berada di atas harga pokok sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan, daerah dan negara.
“Kami lebih memilih menjual 15 ton timah dengan harga US$ 30.000 per ton, dibanding menjual 30 ton dengan harga US$ 15.000 per ton. Penghasilan yang diterima perusahaan memang sama namun berbeda dalam jumlah timah yang diperdagangkan,” tambah Sukrisno.
Sementara itu, kata Sukrisno, semua produsen timah di Indonesia mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk membentuk busa nasional untuk mengendalikan harga sumber daya mineral tersebut.
“Keberadaan bursa timah nasional cukup menguntungkan produsen di negara ini, namun kami tetap meminta pemerintah memperketat seleksi produsen yang akan bergabung karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak juga,” jelasnya.
Keunggulan Komoditas RI
Selain timah, Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.
Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.
Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya.
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen terbesar minyak sawit (palm oil) dunia. Menurut laporan lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia menghasilkan 47% produksi minyak sawit dunia di 2011.(*/berbagai sumber)
Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir batubara terbesar kedua di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ke-7 di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com