Duniaindustri (Mei 2011) – Tiga investor China mengincar pasar keramik Indonesia. Ketiga perusahaan China itu adalah Nobel, Kyklios, dan Sun Tower. Ketiganya saat ini dalam proses penjajakan untuk masuk di Indonesia.
Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya mengatakan, ketiga investor China itu tertarik untuk menanamkan investasi di Indonesia. “Mereka masih menjajaki,” paparnya.
Ketertarikan tiga investor China itu karena pasar keramik di Indonesia cukup besar. Data dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menunjukkan, penjualan keramik di Indonesia pada 2010 menembus Rp17 triliun, atau naik 30,7% dibandingkan 2009 sebesar Rp 13 triliun. Pada 2011, penjualan keramik di Indonesia ditargetkan mencapai Rp 19 triliun.
Sedangkan pada kuartal I 2011, penjualan keramik nasional mencapai 61,2 juta meter persegi. Angka itu meningkat 10,1% dari kuartal I 2010 yang sebesar 55 juta meter persegi. Penjualan keramik jenis ubin glazur pada kuartal I 2011 sebanyak 687.000 meter persegi, ubin lantai poles (homogenius) sebanyak 72.000 meter persegi, dan keramik sanitari kamar mandi sebanyak 12.000 unit.
Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Tony Tanduk menjelaskan, tiga perusahaan keramik asal Tiongkok itu masih belum memastikan rencana investasi di Indonesia. Soalnya, ketiganya masih menunggu kepastian pasokan gas pada 2011. “Saat ini pasokan gas untuk industri yang sudah ada saja masih diatur. Pemerintah tengah berusaha meminta kepada PGN agar dapat memenuhi kebutuhan industri yang baru maupun lama,” paparnya.(Tim redaksi 03)