Latest News
You are here: Home | World | The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Bergerak Melemah
The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Bergerak Melemah

The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Bergerak Melemah

Duniaindustri.com (Juni 2022) – Kurs rupiah diprediksi melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS, seiring prediksi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar 75 basis poin pada rapat kebijakan, Rabu waktu setempat. Pada Selasa (14/6), kurs tengah rupiah diperdagangkan pada level Rp14.762 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 80 poin atau 0,55% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Senin sore kemarin (13/6) di level Rp14.682 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan nilai tukar rupiah kemungkinan masih melemah terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed. “Survei terbaru yang dirilis oleh FedWatch Tool dari CME Group menunjukkan bahwa pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin, yang akan dirilis pada Kamis dinihari pekan ini,” kata Ariston dalam keterangan tertulis, kemarin.

Ekspektasi The Fed yang akan lebih agresif ini dipicu oleh data inflasi konsumen AS bulan Mei yang menunjukkan inflasi di AS terus meninggi. Data Mei 2022 dirilis 8,6%, tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Dengan data ini, pasar berekspektasi The Fed akan lebih agresif mengetatkan kebijakan moneternya termasuk menaikan suku bunga acuannya.

“Harga aset-aset berisiko rontok karena pelaku pasar mengantisipasi hal tersebut di atas,” ujar Ariston.

Rupiah mungkin akan mencoba menguji level resisten di kisaran Rp14.730 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.630 per dolar AS.

Amerika Serikat baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah melaporkan lonjakan inflasi hingga 8,6%, tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Inflasi menjadi salah satu momok menakutkan setelah turbulensi harga pangan dan energi. Bahkan, inflasi di Turki melonjak hingga 74%.

Seperti diketahui, lonjakan inflasi mulai menghantui sejumlah negara seperti AS, Turki, dan tidak ketinggalan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada April 2022 dibandingkan April 2022 sebesar 3,47 persen. Inflasi tersebut merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, sebelum era pandemi Covid-19.

Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan energi menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara. Kenaikan ekstrem harga komoditas membuat inflasi naik seperti di Turki mencapai 74 persen.

Turbulensi seperti itu, menurut tim Duniaindustri.com, cukup menantang bagi iklim bisnis di dalam negeri, mengingat daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih dari efek pandemi Covid-19. Indikasi awal imbas dari turbulensi komoditas energi dan pangan serta lonjakan inflasi telah menghantam bisnis startup, dengan sejumlah startup melakukan efisiensi hingga berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) para pekerjanya. (*/berbagai sumber/tim redaksi 05/safarudin/indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top