Duniaindustri.com (November 2015) – Penjualan semen secara nasional pada Oktober 2015 tumbuh 11,3% menjadi 6,45 juta ton dibanding September 2015 sebesar 5,79 juta ton. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen periode Januari-Oktober 2015 tumbuh 1,8% menjadi 48,95 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 49,85 juta ton.
Berdasarkan data ASI, penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tumbuh paling tinggi, 13,4% menjadi 1,75 juta ton pada Oktober 2015 dibanding September 2015 sebesar 1,54 juta ton. Meski demikian, penjualan Indocement periode Januari-Oktober 2015 turun -6,9% menjadi 13,72 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 14,73 juta ton.
Sementara penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), pemegang pangsa pasar terbesar, tumbuh 8,9% pada Oktober 2015 menjadi 2,71 juta ton dibanding September 2015 sebesar 2,49 juta ton. Meski demikian, penjualan Semen Indonesia periode Januari-Oktober 2015 turun -2,2% menjadi 20,92 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 21,38 juta ton.
Penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) tumbuh 5,4% pada Oktober 2015 menjadi 938 ribu ton dibanding September 2015 sebesar 890 ribu ton. Meski demikian, penjualan Holcim periode Januari-Oktober 2015 turun -2,2% menjadi 6,97 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 7,13 juta ton.
Penjualan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) tumbuh 4% pada Oktober 2015 menjadi 168 ribu ton dibanding September 2015 sebesar 162 ribu ton. Secara tahunan, penjualan Semen Baturaja periode Januari-Oktober 2015 tumbuh signifikan 26,5% menjadi 1,25 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 993 ribu ton.
Konsumsi semen di Indonesia pada tahun ini diprediksi hanya tumbuh 1,1% menjadi 60,6 juta ton, dibanding realisasi tahun lalu 59,9 juta ton. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menjelaskan tahun ini diperkirakan terjadi kesenjangan antara kapasitas dan konsumsi nasional.
Dengan adanya penambahan kapasitas dari sejumlah pemain existing dan munculnya pemain baru di industri ini, kapasitas semen nasional tahun ini diprediksi mencapai 79,8 juta ton, meningkat 9,7% dibanding tahun lalu 72,7 juta ton. Dengan demikian, diperkirakan terjadi kelebihan pasokan sekitar 24% atau setara 19,2 juta ton tahun ini.
Berdasarkan data ASI, pertumbuhan konsumsi semen mulai melambat sejak 2011 yang mencapai puncak pertumbuhan dengan catatan pertumbuhan pasar 17,7% secara tahunan. Setelah itu, pasar semen Indonesia pada 2012 tumbuh melambat menjadi 14,5%, dan terus melambat menjadi 5,5% pada 2013, 3,3% pada 2014, dan 1,1% pada 2015 (estimasi).
Lima Pabrik Baru
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan lima pabrik baru beroperasi semester II 2015. Dengan demikian, industri semen nasional berpotensi memperoleh tambahan kapasitas produksi sekitar 11 juta ton pada semester II 2015.
Namun, di sisi lain tambahan produksi itu berpeluang membuat pasar nasional kelebihan pasokan (oversupply) menyusul pelemahan permintaan hingga Juli tahun ini.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), mengatakan pada semester II 2015 terdapat lima produsen yang siap mengoperasikan pabrik barunya di sejumlah wilayah di Indonesia. Pabrik baru tersebut antara lain Semen Bosowa dengan kapasitas produksi sebanyak 3 juta ton per tahun, PT Semen Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dengan kapasitas produksi sekitar 1,7 juta ton per tahun, Semen Merah Putih 3 juta ton per tahun, Semen Jawa 1,7 juta ton per tahun, dan Anhui Conch Cement sebanyak 1,7 juta ton per tahun.
“Dengan demikian, maka pada semester II tahun ini industri semen akan memperoleh tambahan kapasitas sekitar 11 juta ton,” kata Widodo.
Tambahan kapasitas baru tersebut akan meningkatkan total kapasitas pabrik semen dalam negeri tahun ini menjadi 75 juta ton, melebihi jumlah permintaan semen nasional yang diperkirakan sebesar 62,9 juta ton atau mungkin melemah menjadi 58 juta – 60 juta ton seiring dengan pelemahan daya beli masyarakat saat ini.
“Kondisi oversupply sangat merisaukan para produsen semen. Sehingga kami berharap proyek infrastruktur yang diprogramkan pemerintah bisa segara terealisasi pada semester II ini sehingga bisa sedikit menyerap pasokan yang berlebih,” kata Widodo.
Menurut dia, jika proyek infrastruktur tidak segera berjalan, sementara pabrik baru mulai beroperasi, maka jumlah pasokan semen yang diproduksi di dalam negeri akan semakin besar dan terjadi oversupply hingga 2020. Jika tahun ini kapasitas produksi dalam negeri sekitar 75 juta ton, tahun depan jumlahnya diperkirakan kembali meningkat menjadi 92,8 juta ton dengan beroperasinya beberapa pabrik baru seperti pabrik PT Semen Padang, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sementara permintaan semen nasional pada 2016 diperkirakan hanya sekitar 69 juta ton dengan asumsi permintaan semen tumbuh 8% dengan catatan pembangunan infrastruktur berjalan normal.(*/tim redaksi 01)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: