Duniaindustri (Februari 2012) — Asosiasi Baja Dunia (Worldsteel) melaporkan realisasi pertumbuhan produksi baja secara global di 2011 sebesar 6,8% dari 2010, di atas proyeksi sebelumnya 6,5%. Dengan pertumbuhan itu, produksi baja global naik menembus rekor tertinggi sebesar 1,52 miliar ton.
Semua negara-negara penghasil baja utama di dunia, selain Jepang dan Spanyol, menunjukkan pertumbuhan produksi pada tahun 2011. Pertumbuhan tertinggi dicatat terjadi di Turki, Korea Selatan, dan Italia.
Produksi baja di Asia mencapai 988 juta ton pada tahun 2011, meningkat 7,9% dibandingkan dengan 2010. Produksi baja China—produsen terbesar secara global—pada tahun 2011 mencapai 695,5 juta ton, meningkat 8,9% dibanding 2010.
Produksi baja di Jepang mencapai 107,6 juta ton di 2011, turun -1,8% dari 2010. Sementara produksi baja di Korea Selatan mencapai 68,5 juta ton, naik 16,2% dibandingkan 2010.
Di Uni Eropa, meski terjadi krisis finansial, produksi baja tercatat naik tipis sebesar 2,8% menjadi 177 juta ton dibandingkan dengan 2010. Spanyol memproduksi 15,6 juta ton baja tahun 2011, turun -4,6% dari tahun 2010. Sedangkan produksi baja Italia masih meningkat kuat sebesar 11,3% menjadi 28,7 juta ton pada 2011.
Asosiasi Baja Dunia menyatakan produksi baja di Indonesia berkisar antara 3,5 – 4,2 juta ton per tahun sepanjang 2005-2009. Dengan produksi sebesar itu, Indonesia menempati urutan ke-34 produsen baja terbesar di dunia.
Asosiasi Baja Dunia merekap data produksi baja dari 170 perusahaan baja skala besar, termasuk 18 dari 20 perusahaan baja terbesar di dunia. Data produksi baja dari Asosiasi Baja Dunia merepresentasikan 85% produksi baja global.
Pasar baja di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 63,7 triliun pada 2011 atau setara 9,5 juta ton. Angka itu meningkat 53,4% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp 41,5 triliun.
Nilai pasar baja Indonesia itu diperoleh dari perhitungan tim redaksi dunia industri berdasarkan data Kementerian Perindustrian dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). Data Kementerian Perindustrian menyebutkan penjualan baja di Indonesia pada 2011 bisa mencapai 9,5 juta ton, naik 44% dibandingkan 2010 sebanyak 6,6 juta ton.
Sedangkan harga baja canai panas (hot rolled coils/HRC), yang dijadikan patokan, di pasar internasional pada April 2011 berkisar US$ 770-780 per ton. Harga baja dunia rata-rata pada April 2011 meningkat 10% dibandingkan bulan yang sama 2010.(Tim redaksi 03)