Latest News
You are here: Home | Umum | Telkomsel Optimis Raup Pendapatan Rp 50 Triliun, tapi Tersandung Kasus Gugatan Pailit
Telkomsel Optimis Raup Pendapatan Rp 50 Triliun, tapi Tersandung Kasus Gugatan Pailit

Telkomsel Optimis Raup Pendapatan Rp 50 Triliun, tapi Tersandung Kasus Gugatan Pailit

Duniaindustri (Oktober 2012) — PT Telkomsel, anak usaha PT Telkom Tbk, mengaku optimistis dapat meraup pendapatan lebih dari Rp 50 triliun pada 2012 dengan laba rata-rata Rp 12,6 triliun per tahun dalam 5 tahun terakhir. Namun, tingginya pendapatan tidak dapat menghilangkan hambatan usaha karena perusahaan sedang tersandung kasus gugatan pailit.

Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan Telkom, Telkomsel dan Kementerian BUMN, mengatakan, “Estimasi revenue kami lebih dari Rp 50 triliun pada 2012,” ujarnya.

Alex menyatakan Telkomsel telah mempekerjakan lebih dari 5 juta tenaga kerja. “Kontribusi Telkomsel ke Telkom lebih dari 70%,” papar Alex.

Dalam RDP Komisi VI, beberapa anggota DPR mengaku kecewa dengan kasus gugatan pailit Telkomsel oleh PT Prima Jaya Indonesia. Kasus ini menimbulkan pertanyaan terhadap kinerja Kementerian BUMN dan Telkom sebagai induk.
Jumlah pelanggan Telkomsel tercatat sebesar 121 juta orang dengan pertumbuhan 17% per tahun. Dari jumlah itu, 51 juta orang di antaranya merupakan pelanggan layanan data.

PT XL Axiata Tbk (EXCL), operator telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia, menginvestasikan Rp 50 triliun sejak perusahaan telekomunikasi tersebut hadir di Indonesia pada 16 tahun lalu. Investasi itu mampu menggaet 45 juta pelanggan di Indonesia.

Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menjelaskan, sebagian besar dari investasi diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur jaringan ke seluruh penjuru negeri. Saat ini XL telah memiliki backbone fiber optic sepanjang  lebih dari 17 ribu kilometer yang menghubungkan Jawa-Sumatera-Bali-Lombok-Sulawesi-Kalimantan, bahkan juga tersambung dengan jaringan internasional. Total BTS XL mencapai 33.737  BTS, dengan 8.788 di antaranya merupakan BTS 3G.

“XL akan terus meningkatkan investasi untuk infrastruktur jaringan telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan, seiring dengan peningkatan trafik komunikasi masyarakat, bertambahnya pelanggan, kemajuan teknologi, serta dukungan kepada pembangunan di daerah terpencil,” kata Hasnul.

Saat ini XL telah melayani lebih dari 45 juta pelanggan dan masyarakat Indonesia di 33 propinsi, 498 kabupaten, dan 3.785 kecamatan. Untuk jangkauan layanan, XL saat ini telah mencapai lebih dari 90% populasi nasional, termasuk meliputi wilayah perbatasan dengan negara lain, di antaranya Sabang, Natuna, Simeulue, Entikong, Nunukan, Pulau Sebatik, Biak, dan Merauke.

XL juga selalu memberikan kontribusi bagi negara melalui pembayaran pajak, BHP (Biaya Hak Penyelenggaraan), dan kegiatan USO (universal service obligation). Di tahun 2011, XL telah memberikan kontribusi sebesar Rp 1,5 triliun untuk BHP dan USO. Di tahun yang sama pula, XL juga memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak penghasilan sebesar Rp 1,2 triliun.

XL Axiata menorehkan pendapatan usaha bruto Rp 18,9 triliun di 2011, melonjak 7% dari tahun sebelumnya Rp 17,6 triliun. Di 2012, XL mematok target pendapatan Rp 20,4 triliun.

Sayangnya, laba bersih perusahaan operator telekomunikasi itu turun 2,2% menjadi Rp2,8 triliun pada tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,89 triliun. Demikian keterangan tertulis perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Laba bersih perseroan turun seiring dengan melemahnya marjin laba bersih menjadi hanya 15%, merosot dibanding margin laba bersih perseroan di 2010 sebesar 16,4%.

Jumlah aset perseroan juga naik menjadi Rp31,17 triliun pada 2011 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp27,25 triliun.

Di 2012, XL Axiata memproyeksikan pertumbuhan pendapatan berkisar 6-8% menjadi sekitar Rp 20 triliun hingga Rp 20,4 triliun. “Kami memperkirakan pendapatan XL untuk tahun ini tumbuh 6-8%, sejalan dengan industri,” kata Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi.

Menurut Hasnul, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari layanan suara (voice) sekitar 50%, disusul oleh pesan pendek (SMS), serta layanan data. Pada tahun lalu, pertumbuhan layanan data hampir 61%, sementara kontribusinya terhadap pendapatan sebesar 23%.

Seiring dengan pertumbuhan layanan XL, katanya, perseroan memperkirakan jumlah pelanggan ikut naik menjadi 50-51 juta pelanggan pada tahun ini. Tahun lalu, perseroan mencatat sekitar 46,4 juta pelanggan. “Kami melihat dari 50 juta pelanggan itu, ada sekitar 3,6 juta pelanggan baru,” tuturnya.(Tim redaksi 02)

datapedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top