Duniaindustri.com (Agustus 2014) – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) tengah mengepakkan sayap ekspansi luar negeri.
Direktur Utama Telin, Syarif Syarial Ahmad menyampaikan bahwa pihaknya berencana membidik akuisisi perusahaan di empat negara, antara lain Australia, Selandia Baru, dan dua negara lainnya di Asia Pasifik. “Dari Telkom ada pengembang portfolio. Nanti dipindah ke Telin,” kata Syarif di Jakarta, Selasa, (26/8).
Ia menjelaskan, di Australia Telin berencana mengakuisisi 75% kepemilikan pada perusahaan Business Process Outsourcing (BPO). Akuisisi tersebut senilai USD8 juta dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar di posisi Rp 11.700, atau setara dengan Rp93,6 miliar. “Pendanaan akusisi ini termasuk dalam anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Telin,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan, tujuan ekspansi luar negeri ini adalah untuk menyebar risiko dan mencari kesempatan berkembang. “Dengan adanya kemampuan bersinergi, maka daya kompetisi pun menjadi tinggi,” tandasnya.
Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebagai induk usaha juga melakukan ekspansi ke Silicon Valley, Amerika Serikat dengan menggandeng sejumlah perusahaan modal ventura. Langkah ini sekaligus menjadikan Telkom sebagai perseroan Indonesia pertama yang merambah ke pusat industri kreatif digital terkemuka itu.
“Kami investasi di sana dalam skema corporate venture capital (CVC) senilai US$ 200 juta. Yang dijual tak bisa dibayangkan, karena barang yang dibeli merupakan hasil kreativitas yang luar biasa,” kata Dirut Telkom Arief Yahya.
Menurut dia, komitmen tersebut dijalankan bersama Fenox Venture Capital, AS. Kerja sama itu dilakukan melalui Telkom Metra. Anak perusahaan Telkom itu fokus bergerak dalam pengelolaan portofolio information-media-edutainment.
Arief Yahya menyatakan bahwa investasi tersebut merupakan bagian dari ekspansi perseroan ke luar negeri. Telkom ingin mempertajam pengembangan industri kreatif yang menawarkan nilai tinggi.
“Pengembangan industri kreatif digital seperti Google, Facebook, atau Whatsapp menunjukan bahwa nilai-nilai perusahaan-perusahaan tersebut lebih tinggi dibanding Telkom di seluruh dunia, karena ini mengandung potensi bisnis yang lebih tinggi,” katanya.
Skema CVC disebutkan diharapkan dapat memperkuat device-network-application (DNA) Telkom. Pasalnya, itu merupakan salah satu pilar inovasi perseroan yang diproyeksikan sebagai salah satu sumber pendapatan baru melalui keuntungan modal (capital gain).
Dalam kaitan investasi, skema CVC akan mengoptimalkan seluruh kapabilitas dan seluruh SDM Telkom. Ini termasuk keberadaan customer based yang mencapai 150 juta pelanggan. Aktivitas investasi tidak akan dibatasi pada perusahaan yang berada di Indonesia, tetapi juga akses ke perusahaan-perusahaan yang berada di Silicon Valley Amerika Serikat yang terkenal dengan inovasi dan pertumbuhan yang pesat dengan tujuan membawa best practice industry (inovasi, start-up, dll) ke dalam negeri.
Selain ke AS, Telkom juga melakukan international expansion di 10 negara yaitu Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, USA, Macau, Taiwan, dan Arab Saudi.
Start-up Potensial
Salah satu start-up potensial yang terus berkembang di Indonesia adalah Desain Bagus Group. Desain Bagus Group merupakan kelompok bisnis yang menaungi desainbagus.com (multiplatform digital agency), duniaindustri.com (pioner komunitas industri di Indonesia), nuleutik.com (online shop khusus segmen anak), karyaweb.com (hosting and server company), rajabagus.com (perusahaan afiliasi), dan autokilap.com (lini usaha baru salon mobil).
Sejak 2011, Desain Bagus Group tumbuh pesat di tengah booming-nya bisnis e-commerce di Indonesia. Desainbagus.com menawarkan konsep terintegrasi dari mulai web development, web design, online application hingga brand management yang menyodorkan berbagai keunggulan seperti low cost, desain unik dan berkualitas, serta costumer friendly.
Tidak heran dalam waktu singkat, desainbagus.com dipercaya ratusan costumer baru mulai dari perusahaan skala besar, menengah, hingga industri kecil. Dengan sumber daya muda dan berdaya juang tinggi, desainbagus.com berambisi ikut memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Hingga awal Juni 2014, total jumlah website dan aplikasi online yang telah dikembangkan Desain Bagus Group mencapai 300, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Jumlah aset Desainbagus Group juga melonjak 200% pada periode tersebut.
Begitu juga dengan kinerja finansial Desain Bagus Group. Pertumbuhan permintaan mendorong kenaikan pendapatan dan profitabililitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan. Nilai tambah itu berupa pembagian dividen dari laba bersih perusahaan yang dibagikan pada Juli 2013. Bahkan, pada akhir Maret 2014, Desain Bagus Group mampu memberikan dividen kedua bagi pemegang saham yang meningkat dibanding dividen pada 2013, sekitar 30% dari laba bersih perusahaan.
“Dengan strategi yang tepat dan terarah, Desain Bagus Group akan terus berekspansi dan menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan kinerja yang efisien dan berkesinambungan,” kata CEO Desain Bagus Group Caturama Aritsyah. Untuk mengembangkan bisnis ke depan, Desain Bagus Group membuka peluang untuk kerjasama menguntungkan dengan mitra strategis untuk menangkap peluang pertumbuhan lebih pesat. Desain Bagus Group juga memiliki rencana jangka panjang yakni go public dalam 10 tahun mendatang.
Pada pertengahan tahun ini, Desainbagus.com meluncurkan paket website murah hanya Rp 750 ribu untuk lebih menangkap peluang di mass market. Harga tersebut dinilai murah karena mencakup domain dan hosting, search engine optimization (SEO), custom desain banner dan slider, support lifetime, jasa upload dan setting, serta alamat email pribadi.(*tim redaksi)