Duniaindustri.com (September 2014) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom/TLKM) melalui anak usahanya, Telekomunikasi Indonesia International Australia Pty Ltd, mengakuisisi 75% saham Contact Centres Australia Pty Ltd (CCA), perusahaan business process outsourcing (BPO) di Sydney, Australia. Nilai akuisisi sebesar 11 juta dolar Australia atau sekitar Rp 115 miliar.
CEO Telkom Australia Siam Nugraha mengatakan, setelah mengevaluasi sejumlah perusahaan yang menjadi target akuisisi, perseroan terkesan dengan kualitas manajemen, sistem, dan sumber daya manusia (SDM) di CCA.
“Kami beserta tim dari CCA berniat terus berinvestasi untuk tumbuh di pasar Australia dan Selandia Baru, serta mengembangkan bisnis BPO di Indonesia,” jelas Siam dalam keterangan resmi.
CCA adalah perusahaan swasta yang didirikan oleh Ben Crabbe, Sue Crabbe, dan Peter Thomson. Perusahaan tersebut merupakan salah satu pemimpin industri BPO di Australia. CCA mempekerjakan lebih dari 600 karyawan dengan teknologi contact center termutakhir.
Perusahaan yang sudah beroperasi sejak 2002 itu memiliki sejumlah pelanggan korporasi antara lain Colgate, Rio Tinto, Pfizer Australia, dan Yellow Brick Road. CEO CCA Ben Crabbe mengatakan, selama lebih dari 12 tahun, perusahaan berupaya meningkatkan kualitas bisnis BPO di Australia. “Kami sangat bangga berkerja sama dengan Telkom untuk membesarkan bisnis ini ke depan,” jelas dia.
Kesepakatan perjanjian akuisisi ini telah melewati diskusi selama beberapa bulan antara Jakarta dan Sydney. Setelah proses ini selesai, seluruh tim manajemen CCA tetap menjalankan operasional seperti biasa.
“Untuk para pelanggan dan karyawan tetap menjalankan bisnis seperti biasa. Ke depan, kami terus berusaha mengembangkan sistem dan berinvestasi pada teknologi,” kata Direktur CCA Peter Thomson. CCA turut mengoperasikan satu perusahaan BPO di Wellington, Selandia Baru.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir mengatakan, selain mengakuisisi perusahaan asal Australia, perseroan juga membidik perusahaan di negara lain seperti Selandia Baru dan dua negara lainnya di Asia Pasifik.
Untuk Selandia Baru, perseroan berencana mengakuisisi 27% saham operator telekomunikasi negara tersebut. Namun, perseroan belum mau menyebut detil rencananya. Selain itu, perusahaan pelat merah ini juga berencana mengakuisisi perusahaan satelit.
Pada 29 Agustus 2014, Telkom juga sudah menuntaskan pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan operator asal Australia, Telstra Corporation Ltd.
Aksi tersebut merupakan realisasi dari nota kesepahaman (MoU) antara Telkom dan Telstra yang diteken pada Januari 2014. JV itu akan berada di bisnis penyediaan network & application services (NAS) bagi pelanggan korporasi di Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia. Telkom menguasai 51 persen saham, sedangkan Telstra memiliki 49 persen saham.
Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengatakan, pengalaman Telstra dalam penyediaan layanan teknologi informasi dan komunikasi di lebih dari 800 perusahaan di Australia menjadi alasan utama Telkom menjalin kerja sama.
“Kami yakin kerja sama penyediaan solusi NAS ini akan tumbuh secara signifikan, mengingat pengalaman Telstra sebagai pemain global serta posisi Telkom sebagai pemain utama dalam bisnis bisnis ICT dan data center,” ujar Arief.
Infrastruktur Global
Telkom melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), juga akan menggelontorkan dana sebesar US$ 400 juta untuk menggarap tiga proyek infrastruktur telekomunikasi global. Dana tersebut setara 40 persen dari total investasi yang mencapai US$ 1 miliar.
Tiga proyek infrastruktur jaringan telekomunikasi global tersebut adalah sistem kabel laut luar negeri dengan jalur South East Asia-Middle East-Western Europe 5 (SEA-ME-WE5), sistem kabel laut jalur South East Asia-United States (SEA-US), dan jaringan Indonesia Global Gateway (IGG).
Setiap tiga proyek infrastruktur tersebut memiliki bentuk model pengembangan tersendiri. Pada Maret 2014, Telkom melalui Telin menggandeng 12 perusahaan telekomunikasi di Asia dan dua perusahaan Eropa yang tergabung dalam konsorsium SEA-ME-WE 5. Proyek ini memiliki panjang sekitar 20.000 kilometer (km) yang terbentang dari Asia Tenggara ke Eropa. Megaproyek itu bakal menghubungkan 17 negara.
Sementara itu, proyek kedua SEA-US merupakan sistem kabel laut yang memiliki panjang 15.000u km. Kabel laut tersebut menghubungkan lima area dan teritori yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii), dan Los Angeles (AS).
Proyek kedua itu digarap oleh tujuh perusahaan telekomunikasi global dengan Telin sebagai pemimpin proyek. Tujuh perusahaan tersebut adalah Globe Telecom, RAM Telecom internasional, Hawaiian Telecom, Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation, dan Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telkom USA).
Investasi jalur infrastruktur SEA-US senilai US$ 250 juta. Dari nilai tersebut, Telkom memiliki porsi 28,5 persen atau setara US$ 71,25 juta. Jalur tersebut diperkirakan bisa beroperasi pada 2016. Perseroan memperkirakan proyek itu bisa balik modal atau break even poin (BEP) dalam waktu lima sampai tujuh tahun ke depan.
Sementara itu, tahun depan, Telkom akan mulai menggarap proyek ketiga, yaitu jaringan Indonesia Global Gateaway (IGG). Proyek tersebut dilakukan tanpa konsorsium dengan total investasi US$ 253 juta. Secara teknis, IGG adalah jaringan yang membentang dari Medan sampai Menado. Infrastruktur tersebut menghubungkan jalur SEA ME-WE 5 ke arah barat hingga Eropa dan jalur SEA-US ke arah timur hingga AS.
Start-up Potensial
Salah satu start-up potensial yang terus berkembang di Indonesia adalah Desain Bagus Group. Desain Bagus Group merupakan kelompok bisnis yang menaungi desainbagus.com (multiplatform digital agency), duniaindustri.com (pioner komunitas industri di Indonesia), nuleutik.com (online shop khusus segmen anak), karyaweb.com (hosting and server company), rajabagus.com (perusahaan afiliasi), dan autokilap.com (lini usaha baru salon mobil).
Sejak 2011, Desain Bagus Group tumbuh pesat di tengah booming-nya bisnis e-commerce di Indonesia. Desainbagus.com menawarkan konsep terintegrasi dari mulai web development, web design, online application hingga brand management yang menyodorkan berbagai keunggulan seperti low cost, desain unik dan berkualitas, serta costumer friendly.
Tidak heran dalam waktu singkat, desainbagus.com dipercaya ratusan costumer baru mulai dari perusahaan skala besar, menengah, hingga industri kecil. Dengan sumber daya muda dan berdaya juang tinggi, desainbagus.com berambisi ikut memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Hingga September 2014, total jumlah website dan aplikasi online yang telah dikembangkan Desain Bagus Group mencapai 400, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Kontrak pembuatan aplikasi online juga datang dari korporasi besar dari sektor asuransi, farmasi, perbankan, telekomunikasi, sekuritas, media, agroindustri, dan lainnya. Jumlah aset Desainbagus Group juga melonjak 200% pada periode tersebut.
Begitu juga dengan kinerja finansial Desain Bagus Group. Pertumbuhan permintaan mendorong kenaikan pendapatan dan profitabililitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan. Nilai tambah itu berupa pembagian dividen dari laba bersih perusahaan yang dibagikan pada Juli 2013. Bahkan, pada akhir Maret 2014, Desain Bagus Group mampu memberikan dividen kedua bagi pemegang saham yang meningkat dibanding dividen pada 2013, sekitar 30% dari laba bersih perusahaan.
“Dengan strategi yang tepat dan terarah, Desain Bagus Group akan terus berekspansi dan menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan kinerja yang efisien dan berkesinambungan,” kata CEO Desain Bagus Group Caturama Aritsyah. Untuk mengembangkan bisnis ke depan, Desain Bagus Group membuka peluang untuk kerjasama menguntungkan dengan mitra strategis untuk menangkap peluang pertumbuhan lebih pesat. Desain Bagus Group juga memiliki rencana jangka panjang yakni go public dalam 10 tahun mendatang.
Pada pertengahan tahun ini, Desainbagus.com meluncurkan paket website murah hanya Rp 750 ribu untuk lebih menangkap peluang di mass market. Harga tersebut dinilai murah karena mencakup domain dan hosting, search engine optimization (SEO), custom desain banner dan slider, support lifetime, jasa upload dan setting, serta alamat email pribadi.(*tim redaksi)