Duniaindustri.com (September 2014) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), melalui anak perusahaannya PT Premises Integration Service (pins Indonesia), akan mengakuisisi 1,745 miliar lembar saham PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk atau 25% dengan nilai transaksi Rp 1,394 triliun.
Sekretaris Perusahaan Semuel Kurniawan menuturkan, pengambilalihan saham dilakukan dengan dua cara. Pada 11 September 2014, Pins Indonesia telah menutup perjanjian jual beli sebanyak 1,116 miliar lembar saham TiPhone dari Boquete Group SA, Interventures Capital Pte, Ltd, PT Sinarmas Asset Management dan Top Dollar Investment Limited.
“Nilai totalnya mencapai Rp876,701 miliar,” kata Semuel dalam keterangan tertulis.
Pins juga akan melakukan eksekusi atas penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMT HMETD) perseroan sebanyak 638,051 juta lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp812,22 per saham. Nilai keseluruhan sebesar Rp518,238 miliar.
“Pelaksanaan PMT HMETD dijadwalkan pada 18 September 2014,” tuturnya.
TiPhone Mobile Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi voucher pulsa telepon seluler, kartu perdana, dan telepon seluler.
Sebelumnya diberitakan, dengan masuknya Telkom di TiPhone akan membuat posisi daya tawar Telkom ke vendor-vendor ternama lebih kuat untuk pengadaan smartphone, selain meningkatkan penetrasi smartphone di Indonesia.
Semuel menambahkan, kerja sama strategis dengan Grup Telkom diharapkan bisa meningkatkan bisnis Tiphone di masa mendatang.
Tahun ini, Tiphone menargetkan pendapatan sebesar Rp 15,7 triliun atau meningkat 49,52 persen dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun. Penjualan voucher isi ulang diperkirakan mengontribusi pendapatan Rp 8,5 triliun. Sisanya dari penjualan ponsel sebesar Rp 7 triliun.
Selama semester I-2014, Tiphone membukukan pendapatan sebesar Rp 6,31 triliun, naik 40,53 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, Rp 4,49 triliun. Kenaikan pendapatan turut mendongkrak laba bersih perseroan menjadi Rp 152,8 miliar, naik 18,17 persen dari Rp 129,3 miliar.
Bidik Myanmar
Sementara itu, Direktur Utama PINS Indonesia Mustapa Wangsaatmadja mengatakan, saat ini, perseroan sudah menyiapkan dana akuisisi saham Tiphone sebesar Rp 1,39 triliun. Dana tersebut merupakan kombinasi dari kas internal Telkom dan PINS Indonesia.
“Sesuai aturan, dana bisa dikucurkan kepada Tiphone dalam lima hari setelah perjanjian jual-beli atau setelah non-HMETD. Pengucuran dana bisa secara bertahap dan bisa juga sekaligus,” kata Mustapa.
Dia optimistis perseroan mampu merampungkan akuisisi 25 persen saham Tiphone. Sebab, perseroan bisa bersinergi dan memanfaatkan jaringan distribusi Tiphone sampai ke kota-kota lapis dua. Pasalnya, selama ini, jaringan PINS Indonesia hanya terbatas pemasaran produk TI di kota-kota besar.
Tahun depan, PINS Indonesia juga berencana menjajaki pasar regional bersama Tiphone. Salah satu negara yang dibidik adalah Myanmar. “Kami berharap bisa masuk ke pasar regional yang belum jenuh, kami juga berharap bisa bertumbuh di atas industri,” jelas Mustapa.
Tahun ini, PINS Indonesia membidik pendapatan sebesar Rp 1,5 triliun, naik 50% dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 1 triliun. Perseroan akan fokus pada lima lini bisnis, yakni pemasaran perangkat bergerak atau mobility, customer premise equipment (CPE), jasa pemeliharaan desktop, produk keamanan komputer (security), dan produk nirkabel.
Saat ini, mitra bisnis PINS terdiri atas perusahaan TI global, antara lain Cisco, HP, Samsung, ZTE, Huawei, LG, dan Palo Alto.(*/berbagai sumber/AND)