Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Tarif di 15 ruas jalan tol naik per awal November 2015 dimulai pukul 00.00. Ruas tol tersebut yakni ruas Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Jakarta-Tengerang, Jalan Tol Dalam Kota, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Padalarang-Cileunyi, Semarang Seksi A, B, C, Surabaya-Gempol, Palimanan-Plumbon-Kanci, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Serpong-Pondok Aren, Tangerang-Merak, Ujung Pandang Tahap I dan II, Pondok Aren Bintaro Viaduct-Ulujami dan Bali Mandara.
Golongan I yang naik mulai 1 November 2015, antara lain: 1. Tol Jagorawi dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.500. 2. Tol Jakarta-Tangerang Rp 5.000 menjadi Rp 5.500. 3. Tol JORR Rp 8.500 menjadi Rp 9.500. 4. Tol Padalarang-Cileunyi Rp 8.000 menjadi Rp 8.500. 5. Tol Semarang seksi ABC Rp 2.000 menjadi Rp 2.500. 6. Tol Surabaya-Gempol Rp 4.000 menjadi Rp 4.500. 7. Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang Rp 34.000 menjadi Rp 37.500. 8. Tol Palimanan-Plumbon-Kanci Rp 5.000 menjadi Rp 5.500. 9. Tol Serpong-Pondok Aren Rp 5.000 menjadi Rp 6.000. 10. Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa Rp 6.000 menjadi Rp 7.000. 11. Tol Tangerang-Merak Rp 36.000 menjadi Rp 41.500. 12. Tol Ujung Pandang tahap I dan II Rp 3.000 menjadi Rp 3.500. 13. Tol Pondok Aren-Bintaro-Viaduct-Ulujami Rp 2.500 menjadi
Rp 3.000. 14. Tol Bali Mandara Rp 10.000 menjadi Rp 11.000. 15. Tol Dalam Kota Jakarta Rp 8.000 menjadi Rp 9.000.
Kenaikan tarif jalan tol yang paling tinggi terjadi di ruas tol Serpong-Pondok Aren sebesar 20% menjadi Rp 6.000 dari Rp 5.000.
Tarif baru tersebut mengalami kenaikan mengacu pada UU No 38/2014 pasal 48 ayat 3 tentang jalan. “Penyesuaian tarif” tersebut juga mengacu pada Peraturan Pemerintah no 15 tahun 2015 tentang jalan tol. Tarif ditetapkan setiap dua tahun sekali, dihitung berdasarkan tarif lama ditambah penyesuaian inflasi.
“Penyesuaian tarif sesuai laju inflasi sekitar 9-15 persen, jadi dihitung sepanjang ruas dan ada tetimbangnya, jadi tidak serta merta naik sampai 14 persen,” kata Direktur Operasi PT Jasa Marga Cristanto Priyambodo dalam jumpa pers.
Seperti diketahui, dari 15 ruas tol yang mengalami kenaikan tarif, sebanyak sebelas ruas merupakan tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga. Sisanya dikelola operator lain di antaranya PT Margautama Nusantara, PT Bintaro Serpong Damai, dan PT Citra Marga Nusapala Persada.
Cristanto menyatakan, rencana penyesuaian tarif telah disosialisasikan kepada masyarakat sejak September 2015. Usulan telah pula disampaikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) sejak Juni lalu dan disetujui. Selanjutnya, Jasa Marga akan melakukan konsolidasi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk menefektifkan sosialisasi.
“Sosialisasi juga kami sampaikan melalui spanduk di ruas-ruas jalan tol,” katanya.
Sebelumnya, rencana kenaikan tarif tol setiap dua tahun sekali menimbulkan protes dari konsumen. Itu disebabkan kenaikan tarif tidak dibarengi peningkatan pelayanan, terutama dari sisi kelancaran lalu lintas. Wakil ketua DPR RI Muhidin mengamini hal tersebut.
DPR akan melakukan revisi undang-undang jalan di 2016. Dalam undang-undang tersebut, unsur kemacetan akan dimasukkan dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) tol. Dengan begitu usulan kenaikan tarif tidak akan dengan mudah terkabulkan karena ada unsur kemacetan yang harus diselesaikan sebelum tarif naik.
“Akan kita revisi, sudah masuk prolegnas 2016,” kata dia. Untuk saat ini DPR menerima usulan kenaikan tarif yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang. Rencana revisi telah digaungkan sejak tahun lalu. Tapi karena kendala yang tak ia jelaskan, realisasinya baru terlaksana di 2016. “Soal SPM, harus dimasukkan indikator kemacetan, ini yang belum ada, harus direvisi,” tegasnya.
Jauh Tertinggal
Panjang jalan tol di Indonesia ternyata masih jauh tertinggal dibanding kompetitor utama seperti China. China merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dengan infrastruktur yang sangat maju dan berkembang pesat. Misalnya infrastruktur jalan tol di Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai sekitar 85.000 km.
Bandingkan dengan Indonesia, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, panjang tol yang beroperasi di Indonesia kurang lebih mencapai 820,2 km.
Duta Besar Indonesia untuk China, Sugeng Raharjo menjelaskan selain AS dan negara lainnya, proyek infrastruktur seperti jalan dan kereta api di China mengalahkan negara lain seperti Indonesia, bahkan Jepang.
”Mereka konsentrasi di pembangunan infrastruktur, jalan tol 85.000 km kedua terpanjang setelah AS. Lalu 19.000 km railway high speed, artinya 10 kali lebih panjang dibanding Jepang. Bandara internasional hampir di semua kota, begitu juga dengan pelabuhannya,” kata Sugeng.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: