Duniaindustri.com (Juni 2024) – Kondisi perkembangan iklim bisnis yang makin dinamis dan menantang dengan adanya turbulensi pelemahan rupiah serta gelombang PHK di sejumlah industri mengisyaratkan pelaku industri untuk lebih jeli melihat dinamika pasar. Sebab, tim Duniaindustri.com menilai, seberapa besar pun tantangan yang dihadapi, peluang juga pasti tidak sedikit.
Dalam arti, menurut analisis tim Duniaindustri.com, kenaikan jumlah tantangan akan linear dengan peningkatan peluang bagi pelaku industri yang jeli dan mampu mengoptimalkan celah. Ambil contoh pelemahan rupiah tentu akan memukul industri yang mengandalkan bahan baku impor, cost membengkak, di sisi lain pelemahan rupiah justru menguntungkan eksportir.
Salah satu eksportir yang bakal ketiban cuan terutama di sektor ekspor rumput laut dan olahannya. Indonesia merupakan negara penghasil budidaya rumput laut terbesar kedua di dunia, sehingga bisa menjadi tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut, mulai dari proses budidaya sampai dengan proses hilirisasi. Namun demikian, belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir rumput laut yang lebih memiliki nilai tambah.
“Karenanya, Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui berbagai kebijakan,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, pekan lalu.
Dalam 10 tahun terakhir, ekspor rumput laut kering dari Indonesia masih mendominasi, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Ekspor produk rumput laut kering mencapai 66,61%, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39%.
Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman, yaitu sebesar 77%. Sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya, baru mencapai 23%. Sehingga, Kemenperin terus mendorong agar industri ini bisa lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar.
The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk-produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD11,8 miliar, yang antara lain meliputi biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil. “Untuk itu, diperlukan pengembangan dan inovasi produk untuk mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk-produk potensial tersebut,” papar Putu.
Pengembangan hilirisasi berbasis sumber daya hayati, salah satunya rumput laut, akan semakin fokus dan berkembang seiring dengan masuknya komoditas rumput laut dalam tematik pengembangan hilirisasi industri berbasis SDA unggulan pada RPJMN 2025 – 2029.
Salah satu upaya Kemenperin untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri adalah menjalin sinergi dengan berbagai K/L melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, Kemenperin mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN, dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.
Untuk mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, Kemenperin menyelenggarakan Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna pada 25-26 Juni 2024 di Jakarta. Ini merupakan business matching kedua untuk industri pengolahan rumput laut yang digelar Kemenperin. Pada tahun 2022 lalu, kegiatan serupa telah diselenggarakan dan berhasil mencatatkan transaksi kerja sama sebesar Rp6,3 Miliar. Business Matching kali ini diikuti oleh 19 perusahaan industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan produk berupa karagenan, agar-agar, bioplastik, biostimulan, dan pupuk. Dalam kegiatan tersebut juga dihadirkan industri pengguna rumput laut di sektor pangan dan nonpangan.
“Kami menyusun sesi sharing profil perusahaan industri pengolahan rumput laut sebagai media promosi dan pengenalan produk, dilanjutkan dengan pertemuan antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna,” jelas Putu.
Dalam rangkaian agenda Business Matching juga dilaksanakan seminar dengan tema “Future Market Outlook: Seaweed Application for Industry” dengan narasumber dari CBI Belanda, lembaga yang bergerak mendukung Industri Kecil dan Menengah di negara berkembang dan menghubungkannya dengan pasar Eropa dan regional.
Pada pembukaan Business Matching, Dirjen Industri Agro menyaksikan penandatanganan Point of Interest antara industri pengolahan rumput laut dengan industri penggunanya, yakni PT Algalindo Perdana dengan PT Karunia Alam Segar, PT Seaweedtama Biopac Indonesia dengan PT Kelleng Indo Kopi, serta PT Ijo Inovasi Indonesia dengan PT Asia Sejahtera Mina Tbk. Business Matching kali ini ditargetkan mencatatkan transaksi kerja sama sebesar Rp15 miliar setelah kegiatan ini.
“Kami mengharapkan terlaksananya Business Matching ini dapat membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” pungkas Dirjen Industri Agro.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 295 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 295 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: