Duniaindustri.com (Juli 2023) – Dua market leader industri perbankan di Indonesia, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mencetak pertumbuhan laba bersih double digit di semester I 2023. Pertumbuhan yang solid itu terjadi di tengah imbas resesi global yang sempat melemahkan perekonomian domestik.
Berdasarkan laporan keuangan, pada medio 2023, laba bersih Bank BNI tumbuh 17% year-on-year (YoY) mencapai Rp10,3 triliun. Portofolio kredit BBNI pada semester pertama 2023 mencapai Rp650,8 triliun, yang ditopang oleh segmen korporasi swasta Blue Chip yang tumbuh 17% YoY dan segmen konsumer yang tumbuh 12% YoY.
Kualitas kredit juga semakin baik dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 71 basis points (bps) menjadi 2,5%. Rasio pencadangan kredit bermasalah (NPL Coverage ratio) tetap dijaga di level yang aman yaitu di 3,1 kali pada Juni 2023.
Ekspansi kredit juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 10,6% YoY menjadi Rp765 triliun, sehingga membuat likuiditas menjadi lebih kuat dengan Loan To Deposits Ratio di posisi 85,1%.
“Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6%. Tentunya, hal tersebut merupakan hasil dari kinerja BNI yang terjaga sehingga memungkinkan penguatan modal dapat terus terjadi secara organik,” ujar Direktur Utama BBNI, Royke Tumilaar, kemarin.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp24,2 triliun atau melonjak 34 persen (year-on-year) di tengah pertumbuhan kredit yang sebesar 9 persen sepanjang semester I 2023.
Menurut Presiden Direktur BBCA dalam siaran pers yang dilansir di Jakarta, Senin (24/7), pertumbuhan profitabilitas tersebut ditopang oleh peningkatan total kredit yang solid, baik secara kuartalan (quarter-on-quarter) maupun tahunan (y-o-y).
Dia menyampaikan, pertumbuhan kredit BBCA di Semester I-2023 sebesar 9 persen (y-o-y) menjadi Rp735,9 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
“Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, kami melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut,” kata Jahja.
Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang meningkat 12 persen (y-o-y) menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB naik 19,2 persen (y-o-y) menjadi Rp51,4 triliun.
Adapun saldo outstanding kartu kredit juga melonjak 15,4 persen (y-o-y) menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer meningkat 13,9 persen (y-o-y) menjadi Rp183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM bertumbuh 10,9 persen (y-o-y) menjadi Rp219,2 trilliun.
Kredit korporasi juga tercatat meningkat 5,1 (y-o-y) menjadi Rp326 triliun. Sehingga secara keseluruhan, total kredit BBCA tercatat bertumbuh 9 persen (y-o-y) menjadi Rp735,9 triliun per akhir Juni 2023.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan mencatatkan 6,9 persen (y-o-y) menjadi Rp181,2 triliun di Semester I-2023 atau berkontribusi hingga 24,3 persen terhadap total portofolio pembiayaan BBCA. Perseroan telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp751 miliar per akhir Juni 2023 atau melonjak 44 kali lipat (y-o-y).
Seiring dengan pemulihan bisnis debitur dan portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, maka rasio loan at risk (LAR) di Semester I-2023 menurun menjadi 8,7 persen dari 12,3 persen pada periode yang sama setahun sebelumnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 275 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 275 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: