Duniaindustri.com (April 2021) — Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan alias BI 7 daya reverse repo rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2021 di level 3,50%. Seiring dengan itu, Bank Sentral juga terus mendukung pemenuhan likuiditas di perbankan melalui skema quantitative easing (penambahan likuiditas). Sejak tahun 2020, BI telah menambah likuiditas di perbankan sebesar Rp798,85 triliun, atau setara 5,18 persen dari PDB.
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan alias BI 7 days reverse repo rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2021 di level 3,50% menjadi sentimen positif. Nilai tukar rupiah terdorong menguat terhadap dolar Amerika Serikat.
Di sisi lain, skema penambahan likuiditas (quantitative easing) bagi perbankan nasional terus digalakkan BI. Bank Indonesia (BI) terus mendukung upaya pemenuhan likuiditas di perbankan melalui skema quantitative easing (penambahan likuiditas). Sejak tahun 2020, BI telah menambah likuiditas di perbankan sebesar Rp798,85 triliun. Jumlah ini setara 5,18 persen dari PDB.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan dana yang digelontorkan BI tersebut merupakan gabungan dari periode tahun 2020 dan 2021. Di tahun 2020 jumlah dananya adalah Rp726,57 triliun dan sebesar Rp72,27 triliun pada tahun 2021 (hingga 16 April 2021).
Selain itu, BI juga aktif melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana. Tercatat besarnya pembelian SBN hingga 16 April 2021 sebesar Rp101,91 triliun. Jumlah ini terdiri dari Rp28,33 triliun melalui mekanisme lelang utama dan sebesar Rp73,58 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
“Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah terus diperkuat dengan pembelian SBN oleh Bank Indonesia di pasar perdana,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4).
Dia menambahkan pada tahun 2020, BI telah melakukan pembelian dari pasar perdana sebesar Rp473,42 triliun untuk pendanaan APBN 2020. Kebijakan ini berlanjut di tahun 2021 yang didasarkan pada mekanisme sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebagaimana telah diperpanjang tanggal 11 Desember 2020, hingga 31 Desember 2021.
“Kondisi likuiditas yang longgar pada Maret 2021 telah mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 33,58 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tinggi sebesar 9,20 persen (yoy). Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Maret 2021 tetap terjaga, yakni sebesar masing-masing 10,8 persen (yoy) dan 6,9 persen (yoy),” pungkasnya.
Perry Warjiyo juga menilai kebijakan suku bunga rendah ini sejalan dengan perlunya bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. “Kami perlu menjaga stabilitas nilai tukar urpiah dari dampak masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, meski perkiraan inflasi tetap rendah,” kata Perry.
Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75% dan suku bunga lending facility di level 4,25%. Tak hanya itu, Perry juga berjanji BI akan tetap menudukung pemulihan ekonomi nasinoal lebih lanjut dengan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif dan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran.(*/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: