Latest News
You are here: Home | Umum | Tahan Penurunan Suku Bunga Acuan, BI Ubah Strategi Moneter guna Dorong Penyaluran Kredit
Tahan Penurunan Suku Bunga Acuan, BI Ubah Strategi Moneter guna Dorong Penyaluran Kredit

Tahan Penurunan Suku Bunga Acuan, BI Ubah Strategi Moneter guna Dorong Penyaluran Kredit

Duniaindustri.com (Oktober 2025) — Bank Indonesia (BI) mengubah pendekatannya dalam upaya mendukung perekonomian, menandakan bahwa kebijakan moneter sejauh ini belum cukup efektif.

Pada Rabu kemarin, bank sentral mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga acuan setelah tiga kali penurunan berturut-turut. Sebagai gantinya, BI meluncurkan reformasi dan insentif bagi bank yang menyalurkan lebih banyak kredit dengan bunga lebih rendah.

Langkah ini menunjukkan bahwa BI semakin dalam menggali “kotak peralatan” kebijakannya, setelah pemangkasan suku bunga dan injeksi likuiditas senilai USD12 miliar (sekitar Rp50,7 triliun) belum mampu mendorong penyaluran kredit maupun aktivitas ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa meskipun suku bunga acuan BI-Rate telah dipangkas 150 basis poin sejak akhir September, suku bunga kredit bank hanya turun 15 basis poin -menunjukkan bahwa konsumen dan pelaku usaha belum menikmati sepenuhnya manfaat dari biaya pinjaman yang lebih murah.

“Kami masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, tetapi fokus kami saat ini adalah memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter yang telah dijalankan,” kata gubernur BI.

Tantangan ini mendesak bagi BI, yang -seperti halnya The Federal Reserve atau Bank of Thailand -tengah menghadapi tekanan untuk mendukung upaya pemerintah memperkuat pertumbuhan yang melambat.

Data BI menunjukkan bahwa penyaluran kredit hanya tumbuh 7,7% (yoy) pada September, sedikit di atas 7,6% pada Agustus, masih di bawah target pertumbuhan kredit 2025 sebesar 8%-11%. Perlambatan ini sebagian disebabkan oleh kehati-hatian pelaku usaha di tengah perang dagang dan lemahnya sentimen konsumen.

Dia menilai lambatnya penurunan suku bunga perbankan disebabkan oleh dana yang lebih banyak ditempatkan di surat berharga ketimbang disalurkan ke kredit. Selain itu, kesepakatan khusus dengan deposan besar jangka panjang membuat suku bunga deposito sulit turun.

Mulai 1 Desember, bank yang menurunkan suku bunga kredit dan meningkatkan penyaluran ke sektor prioritas akan mendapat potongan rasio giro wajib minimum (GWM) hingga 5,5 poin persentase dari level saat ini 9%.

Selain itu, BI juga akan mengurangi volume dan imbal hasil surat berharga rupiah ( SRBI ) dan fokus menerbitkan tenor yang lebih pendek untuk memperluas likuiditas. Menurut ekonom Citigroup Inc, Helmi Arman, BI juga berencana menerbitkan surat berharga dengan suku bunga mengambang ( floating-rate notes ), yang dapat menjadi acuan yang lebih fleksibel bagi suku bunga kredit perbankan.

Penyesuaian GWM menjadi insentif bagi bank untuk meningkatkan kredit, sementara perubahan pada penerbitan SRBI bertujuan mengurangi daya tarik instrumen tersebut dibandingkan penyaluran pinjaman. Namun, efektivitas langkah-langkah baru ini masih perlu diuji.

Menurut Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, “Bank masih sangat bergantung pada deposito berjangka besar dengan bunga khusus, sehingga biaya dana sulit turun dengan cepat.” Ia menambahkan, risiko kredit yang lebih tinggi di kalangan konsumen dan pelaku UMKM juga membatasi ruang penurunan suku bunga.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top