Duniaindustri.com – PT Surveyor Indonesia (Persero) optimistis bisa meraih laba sebelum pajak Rp72 miliar hingga akhir tahun ini, naik 20% dibandingkan realisasi laba tahun lalu yang mencapai Rp60,4 miliar.
Direktur Utama PT Suveyor Indonesia Fahmi Sadiq mengatakan peningkatan laba tersebut sesuai dengan target yang diberikan pemegang saham, yakni Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) kepada perusahaan yang bergerak di bidang survei, inspeksi dan konsultasi ini.
“Saya optimistis target itu bisa tercapai. Sebab hingga saat ini saja kami telah mencapai 95% dari target tersebut,” kata Fahmi.
Untuk merealisasikan target tersebut, kata Fahmi, perseroan memfokuskan pada pelayanan supervisi pada sektor industri & perdagangan. Selain itu, perusahaan ini juga memberikan pelayanan supervisi pada sektor energi dan sumber daya mineral, telematika, transportasi, pertanian, kehutanan, kelautan dan lingkungan hidup.
“Melalui pengalaman di berbagai bidang, kami telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis yang membuat kami mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna jasa,” kata Fahmi.
Di tempat yang sama, Direktur Keuangan PT Surveyor Indonesia Asep Iskandar mengatakan, tahun lalu perseroan telah membukukan laba sebelum pajak Rp 60,4 miliar. Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor industri dan perdagangan, energi dan sumber daya mineral, pertanian, kehutanan, kelautan dan lingkungan hidup.
“Hasil ini merupakan ini merupakan buah dari kerja keras seluruh pegawai dan manajemen yang pada awalnya sempat terpengaruh situasi krisis keuangan global, tetapi pada akhirnya berhasil mencapai target-target yang ditetapkan,” imbuh Fahmi.
Di sisi lain, perusahaan ini sejak 1992 hingga 2010 telah menyalurkan bantuan pinjaman sebanyak Rp37, 6 miliar kepada 1.610 usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka tersebar di 14 provinsi, termasuk eks Provinsi Timor Timur.
Dari keseluruhan penyaluran dana program kemitraan tersebut, sektor industri dan jasa paling besar menyerap bantuan pinjaman masing-masing sebesar 33% disusul dengan perdagangan (29%). Selebihnya untuk sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan. “Sementara itu untuk program bina lingkungan hingga 2010, kami telah salurkan Rp2,27 miliar,” kata Asep.(tim redaksi 02/sds)