Duniaindustri.com — Konsumen otomotif di Indonesia akan menjerit karena suku bunga kredit motor pada awal kuartal I 2012 naik menjadi rata-rata 28% untuk Pulau Jawa, dari semula 21%.
“Kenaikan bunga kredit itu terkait dengan peningkatan biaya perusahaan leasing, antara lain biaya karyawan, cost off fund, dan biaya lainnya,” ujar seorang pelaku industri pembiayaan (leasing) otomotif yang enggan disebut jati dirinya kepada tim redaksi duniaindustri.
Menurut dia, perusahaan pembiayaan otomotif masih dapat mengandalkan tingginya suku bunga kredit di luar Pulau Jawa. Dia mencontohkan, suku bunga kredit motor di Sumatera masih mencapai 30%. “Andalan untuk suku bunga yang tinggi bukan di Pulau Jawa lagi,” tuturnya.
Dia mengakui, kenaikan suku bunga kredit motor di Pulau Jawa bisa menaikkan keuntungan (profit) perusahaan pembiayaan. Apalagi harga motor di Indonesia telah meningkat 10-15% pada kuartal I 2012. “Tapi permintaan motor sebagai sarana angkutan yang murah masih tinggi,” ucapnya.
Data Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menunjukkan, 90% penjualan motor di Indonesia dibiayai oleh kredit melalui perusahaan pembiayaan.
Pasar motor di Indonesia pada 2011 mencapai 8.043.535 unit atau ditaksir Rp 80,43 triliun dengan harga rata-rata per unit Rp 10 juta. Angka penjualan motor di Indonesia pada 2011 naik 8,7% dibanding 2010.
Nilai pasar motor di Indonesia merupakan perhitungan Tim Redaksi Duniaindustri yang mencoba menghitung nilai pasar motor Indonesia dengan harga rata-rata motor di Indonesia sebesar Rp 10 juta per unit. Nilai pasar motor di Indonesia selama 2011 bisa lebih tinggi lagi karena terdapat beberapa segmen motor yang harganya di atas Rp 10 juta per unit.
Data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan Honda yang diusung PT Astra Honda Motor masih menguasai pasar motor di Indonesia dengan total penjualan di 2011 mencapai 4.276.136 unit. Honda merengkuh pangsa pasar 53,16% dari total pasar motor di Indonesia.
Jika diasumsikan harga rata-rata motor yang dijual seharga Rp 10 juta per unit, maka penjualan Astra Honda Motor ditaksir mencapai Rp 42,76 triliun, lebih dari separuh total pasar motor di Indonesia. Nilai penjualan Astra Honda Motor bisa lebih tinggi dari taksiran tersebut mengingat sejumlah segmen motor dijual lebih tinggi dibanding harga rata-rata Rp 10 juta per unit.
Di urutan kedua, motor merek Yamaha yang diusung PT Yamaha Motor Kencana Indonesia menorehkan total penjualan di 2011 sebesar 3.147.873 unit. Pangsa pasar Yamaha di 2011 mencapai 39,14%. Dengan asumsi harga rata-rata motor yang dijual seharga Rp 10 juta per unit, maka penjualan Yamaha Motor Kencana Indonesia ditaksir Rp 31,47 triliun di 2011. Nilai penjualan Yamaha Motor Kencana Indonesia bisa lebih tinggi dari taksiran tersebut mengingat sejumlah segmen motor dijual lebih tinggi dibanding harga rata-rata Rp 10 juta per unit.
Di urutan ketiga, Suzuki menjual 494.481 unit motor di tahun 2011. Dengan demikian pangsa pasar pangsa pasar Suzuki sebesar 6,15% di 2011. Peringkat keempat, Kawasaki mampu melego 100.673 motor di 2011 sehingga menguasai 1,25% pasar motor di Indonesia selama 2011. Disusul TVS yang mencatatkan penjualan total 23.990 unit atau 0,3% pangsa pasar selama 2011.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), rasio kepemilikan motor di Indonesia 8 orang per unit. Angka itu diperoleh dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 235 juta jiwa dibagi total populasi motor di Indonesia sebanyak 30,11 juta unit. Itu berarti, dari 8 orang di Indonesia terdapat satu orang yang memiliki motor.
Rasio kepemilikan motor di Indonesia cukup tinggi, dibandingkan negara Asean. Jika Indonesia 8 banding satu, Malaysia hanya 3 banding satu, Singapura 32 banding satu, dan Thailand 4 banding satu.(Tim redaksi 02)