Duniaindustri.com (November 2025) — Pasar sepeda motor listrik Indonesia menghadapi tantangan akibat lemahnya belanja konsumen dan ketidakpastian insentif pemerintah. Kondisi ini memicu kekhawatiran para pelaku industri mengenai kecepatan adopsi di pasar kendaraan Indonesia sebagai yangterbesar di Asia Tenggara.
Menurut Ketua Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, penjualan ritel motor listrik turun 50 persen pada paruh pertama tahun ini menjadi sekitar 12.000 unit, tapi karena ketidakpastian seputar subsidi pemerintah dan tekanan ekonomi, membuat minat belikonsumen menurun. Akibatnya, produsen kesulitan merencanakan pembelian dan produksi.
Penurunan permintaan, memberikan pukulan besar kepada produsen motor, yang sebagian besar merupakan pemain lokal.”Banyak perusahaan telah mengurangi produksi; dan dampaknya meluas, tidak hanya bagi produsen tetapi juga pemasok komponen, banyak di antaranya adalah usaha kecil dan menengah,” ungkap Budi kemarin.
Program subsidi motor listrik Indonesia yang berakhir akhir tahun lalu menyumbang sekitar 90 persen penjualan motor listrik. Program tersebut berupa subsidi langsung sebesar tujuh juta rupiah untuk setiap pembelian motor listrik baru.
Subsidi motor listrik umumnya menutup sekitar 20 hingga 35 persen dari total harga unit baru, tergantung modelnya. Sebelum subsidi, sebagian besar model dijual di kisaran 15 juta hingga 35 juta rupiah.
Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, subsidi motor listrik dialihkan ke prioritas pengeluaran lainnya, sehingga mengurangi dukungan finansial bagi pembeli dan memperlambat laju adopsi.
Menurut Budi, tanpa subsidi dan jika permintaan tetap lemah, total penjualan 2025 mungkin hanya mencapai sekitar 24.000 unit, jauh di bawah target pemerintah sebesar 200.000 unit.
Selain ketiadaan subsidi, Roy Purnomo, direktur di Fitch Ratings berpendapat, masalah lain seperti infrastruktur pengisian daya yang belum memadai, biaya awal yang relatif tinggi, dan rendahnya kesadaran konsumen juga menekan permintaan.
Banyak masyarakat Indonesia mengandalkan motor untuk perjalanan jarak jauh, terutama saat musim puncak seperti libur Lebaran ketika jutaan orang mudik, sehingga kekhawatiran soal jarak tempuh menjadi isu utama.Saat ini, terdapat kurang dari 2.000 stasiun pengisian dan penukaran baterai khusus motor listrik di seluruh Indonesia, sebagian besar terkonsentrasi di kota-kota besar.
Nilai jual kembali juga menjadi pertimbangan, kata Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia.Sebagian besar konsumen Indonesia membeli kendaraan melalui skema cicilan, mencerminkan preferensi terhadap pembayaran bulanan yang terjangkau.
Untuk skema pembiayaan tiga tahun, cicilan bulanan umumnya berkisar antara 500.000 hingga 1,5 juta rupiah, tergantung model dan uang muka. Saat ini, pembiayaan kendaraan listrik hanya mencakup sekitar 5 persen dari total portofolio perusahaan pembiayaan.
“Besaran uang muka sangat krusial di tengah turunnya daya beli masyarakat saat ini,” kata Suwandi. “Jika pendapatan rumah tangga membaik atau daya beli pulih, permintaan bisa meningkat,” Suwandi menambahkan.
Meskipun penjualan ritel melambat, segmen business-to-business (B2B) menjadi titik terang. Aismoli mencatat bahwa sekitar 50 persen penjualan saat ini digerakkan oleh kalangan bisnis, karena produsen semakin banyak bermitra dengan layanan logistik, ojek online, armada sewa, atau perusahaan logistik.
Produsen motor lokal Gesits Motor Nusantara mengatakan bahwa penjualan motor listrik ke perusahaan ojek online menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
Raksasa teknologi Goto menjadi salah satu perusahaan yang paling agresif berinvestasi dalam armada kendaraan listrik untuk para drivernya. Sejak 2023, Goto memperluas operasi kendaraan listriknya di Indonesia, termasuk melalui kerja sama dengan Gogoro dari Taiwan dan peluncuran merek motor listriknya sendiri, Electrum.
R A Koesoemohadiani, direktur legal dan sekretaris perusahaan grup di Goto, mengatakan bahwa lebih dari 6.500 mitra pengemudi aktif Gojek kini menggunakan motor listrik – tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Jumlah ini terus meningkat.
Produsen seperti Alva – pembuat motor listrik dan penyedia solusi mobilitas – tetap optimistis bahwa tanpa subsidi pemerintah pun, prospek jangka panjang motor listrik tetap menjanjikan. Model-model Alva, yang dibanderol antara 28 juta hingga 45 juta rupiah, berada di segmen premium.
Perusahaan menyesuaikan strateginya dengan memperkenalkan skema sewa baterai dan rent-to-own untuk menurunkan biaya awal, sehingga motor listrik lebih terjangkau bagi konsumen sensitif harga. Dalam skema sewa baterai, pembeli membayar sekitar 20,5 juta rupiah untuk motor dan menyewa baterai secara terpisah sekitar 385.000 rupiah per bulan.
Program ini mendapat respons positif dari konsumen, kata CEO Alva, Purbaja Pantja.”Apa pun bentuk dukungan yang diberikan, kami bersyukur,” ujarnya.
“Namun yang terpenting adalah bagaimana kami terus menawarkan solusi yang praktis dan terjangkau bagi pelanggan ke depan.”(*/berbagai sumber/tim redaksi 09)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah:





Dunia Industri Pionir Berita dan Komunitas Industri Indonesia


