Duniaindustri.com (April 2019) — Perusahaan yang dimiliki dan didirikan Ilham Habibie, yakni Al Falah Investments Pte Ltd, akan mengakuisisi 50,3% saham PT Bank Muamalat Indonesia. Latar belakang rencana akuisisi dan penawaran umum terbatas itu untuk membantu Bank Muamalat dalam memperkuat posisi kecukupan modalnya melalui penambahan modal saham baru sebesar Rp 2,2 triliun.
Hal itu terungkap dalam prospektus rancangan akuisisi yang dirilis oleh Bank Muamalat di Jakarta, Kamis (18/4). Dalam prospektus tersebut dijelaskan, Al Falah Investments bermaksud untuk mengambil bagian sekitar 77,1% dari keseluruhan atas saham baru yang akan diterbitkan oleh Bank Muamalat dalam Penawaran Umum Terbatas, melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang akan dimilikinya dengan cara membeli HMETD dari pemegang saham Bank Muamalat tertentu saat ini dan/atau dengan berperan sebagai pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas Bank Muamalat.
Di sisi lain, Al Falah Investments juga dapat bertindak sebagai pembeli siaga bersama dengan pembeli siaga lainnya (jika ada) dalam Penawaran Umum Terbatas Bank Muamalat untuk secara sendiri-sendiri (tidak secara bersama) membeli saham yang tidak diambil bagian. Al Falah Investment merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Singapura.
Al Falah Investments adalah perusahaan yang dimiliki dan didirikan bersama oleh Bapak Ilham Akbar Habibie (“Ilham Habibie”) dan CP5 Hold Co 2 Limited (“CP5”), perusahaan investasi yang secara tidak langsung dimiliki 100% oleh dana yang dikelola oleh SSG Capital Management Limited (“SSG”) untuk tujuan berinvestasi di Bank Muamalat.
Al Falah Investments sedang dalam proses perubahan komposisi pemegang saham di mana Ilham Habibie dan CP5 masing-masing akan memiliki sekitar 51% dan 49% kepemilikan saham di Al Falah Investments. Al Falah Investments memiliki kapitalisasi keseluruhan sekitar US$ 121 juta (atau setara Rp 1,7 triliun). “Setelah diselesaikannya Rencana Akuisisi, Ilham Habibie dan SSG akan secara bersama-sama mengendalikan Bank Muamalat,” seperti dikutip dalam prospectus rancangan akuisisi. Rencana akuisisi terhadap 50,3% saham Bank Muamalat akan didanai oleh dana internal Al Falah Investments.
Sosok Ilham Habibie
Mewarisi kepintaran orang tuanya, Ilham Habibie berusaha keras melaksanakan impian ayahnya agar Indonesia terus membuat pesawat terbang sendiri.
Ilham Habibie adalah putra pertama mantan Presiden B.J.Habibie dan Hasri Ainun Besari Habibie. Ilham lahir dan besar di Jerman mengikuti ayahnya saat belajar dan bekerja di sana. Hampir 31 tahun Ilham menetap di Jerman.
Kesempatan mengikuti ayahnya di luar negeri dipergunakannya dengan baik. Pria kelahiran Aachen, Jerman, 16 Mei 1963, ini menghabiskan masa sekolahnya dari dasar hingga perguruan tinggi di Jerman. Ilham memulai sekolah di Elementary School Windmuehlenweg, High School Hochrad, Technical University of Munich, Jerman. Di Universitas Munich ini, Ilham menuntaskannya dari gelar insinyur hingga doktor dalam teknik penerbangan dengan hasil summa cum laude.
Lulus kuliah ia sempat bekerja di perusahaan pesawat Boeing. Namun, karena Indonesia waktu itu sudah merancang pesawat terbang yang digagas ayahnya, ia pun diminta membantu program ini. Dalam perjalanan kariernya, Ilham didaulat menjadi Direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia. Sebelumnya, perusahaan ini telah melahirkan sebuah pesawat dalam negeri berkode N-250.
Di sini, Ilham sempat mengembangkan proyek pesawat N-250. Sayang, di tengah jalan program ini terpaksa terhenti karena salah satu persayaratan yang diminta International Monetary Fund (IMF) untuk menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia saat itu. Ilham pun ikut keluar.
Setelah resign dari PT Dirgantara Indonesia, pada 2002, Ilham banting stir ke Grup Ilthabi Rekatama, perusahan keluarga. Hal tersebut dikarenakan sang adik, Thareq Kemal Habibie ingin menjajal bisnis lain. Sehingga Ilham mengambil kendali perusahaan tersebut.
Ilham sadar betul akan tugas beratnya memimpin perusahaan tanpa penguasaan dunia bisnis; bisnis manajemen dan marketing. Ia memutuskan belajar ilmu manajemen di School of Business, Universitas Chicago, Singapura, pada tahun 2003.
Berbekal beragam ilmu bisnis dan teknik pesawat, Ilham memantapkan bisnisnya. Kariernya terus meningkat. Ilham Habibie selalu mendapat posisi strategis. Beberapa kali ia menjadi Presiden Direktur atau CEO di beberapa perusahaan, di antaranya PT. Global Group Asia, PT. Industri Mineral Indonesia, dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan besar lainnya.
Namun, Ilham tetap fokus pada mimpi ayahnya soal pesawat terbang. Setelah melewati pengalaman pahit atas pesawat N-250, Ilham tak kapok. Bersama perusahaan investment-nya PT Ilthabi Rekatama, Ilham menanamkan modal ke PT Regio Aviasi Industri, perusahaan pembuat pesawat terbang dan didirikan bersama sang ayah, B.J. Habibie.
Bersama sang ayah, Ilham mengeksekusi proyek pesawat penumpang bermesin turboprop R-80, pengembangan dari pesawat N-250, yang dipastikan akan dapat beroperasi pada tahun 2021. Pesawat berpenumpang 80 orang ini cocok untuk penerbangan di wilayah Indonesia.(*/berbagai sumber diolah)
KELUARGA
Orang Tua : B.J. Habibie dan Hasri Ainun Besari
Istri : Insana Ilham Habibie
PENDIDIKAN
Elementary School Windmuehlenweg, Hamburg, Germany (1969-1973)
High School Hochrad, Hamburg, Germany (1973-1981)
Technical University of Munich, Germany (Faculty of Mechanical Engineering, Sub-Faculty Aeronautical Engineering (1981-1986)
Diploma Ingenieur (Technical University of Munich, Jerman) dengan hasil akhir Cum Laude (1987)
Doktor Ingenieur (Technical University of Munich, Jerman) dengan hasil akhir Summa Cum Laude (1994)
International Executive Program, INSEAD, Fontainbleau, France, and Singapore (1999)
MBA (School of Business, Universitas Chicago) (2003)
KARIER
Direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia
CEO/President, PT. ILTHABI Rekatama (2002)
Commissioner of PT. Asuransi Wuwungan (2002)
CEO/President Director of PT. Global Group Asia (2003-2006)
Chairman of PT. Industri Mineral Indonesia (2003-2004)
Commissioner of PT. Citra Tubindo, Tbk; (2004)
Chairman of Mitra Energia Ltd. (2004)
CEO/President Director, PT. Industri Mineral Indonesia (2005)
CEO/President Director, PT. ILTHABI Bara Utama (2005)
Chairman of PT. Ilthabi Sentra Herbal (2005)
Commissioner of PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah(2006)
Commissioner of PT. Global Group Asia (2006)
Commisioner of Sound Oil plc (2006)