Duniaindustri.com (Oktober 2020) – Berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19 yang telah berjalan lebih dari tujuh bulan terakhir diprediksi mulai menunjukkan sinyal pembalikan trend, dari perlambatan menuju pemulihan. Kabar terakhir, rasio konsumsi seluruh lapisan konsumen mulai naik pada September 2020, berdasarkan hasil survey terbaru.
Survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia pada September 2020 menunjukkan, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada September 2020 meningkat dari 67,4% menjadi 68,8%. Peningkatan proporsi konsumsi pada September 2020 tersebut diikuti dengan menurunnya rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) dari 20,4% menjadi 19,8% dan rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) yang menurun dari 12,2% menjadi 11,4%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, peningkatan rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada seluruh kategori pengeluaran, tertinggi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan. Seluruh lapisan konsumen dari mulai yang berpendapatan rendah (Rp 1-2 juta), konsumen berpendapatan menengah (Rp 2,1 – 5 juta), hingga konsumen berpendapatan tinggi (di atas Rp 5 juta) menunjukkan peningkatan konsumsi selama September 2020, menandakan titik keseimbangan baru untuk mendorong market demand di negeri ini.
Tim Duniaindustri.com menilai penguatan rasio konsumsi terhadap pendapatan merupakan sinyalemen kuat bahwa market demand memang telah memulai trend pembalikan, sekaligus bukti tangguhnya ekonomi domestik Indonesia yang selama 7 bulan terakhir diterpa dampak negatif pandemi. Hal ini juga menjadi penambah sentiment positif dalam kerangka menopang tren pembalikan arah menuju pemulihan pra-pandemi.
Tim Duniaindustri.com mencoba mengurai prospek positif ke depan, meski diyakini pemulihan kondisi iklim bisnis masih dibatasi sejumlah pemberat. Penguatan rasio konsumsi, maraknya akuisisi perusahaan lokal oleh investor asing, kekuatan ekonomi domestik, stimulus regulator yang lebih terarah, serta faktor ‘vaksin’ dinilai akan mendominasi prospek positif di kuartal IV 2020 dan awal 2021. Bagaimana pun berat kondisi iklim bisnis, roda ekonomi akan menemukan celah untuk berputar lebih cepat dan akselerasi market demand akan mengiringi pembalikan trend.
Memang tidak disangkal, iklim bisnis di Indonesia yang masih diselimuti ‘awan tebal’ pandemi Covid-19 memang bisa membuat pesimistis sebagian pelaku industri dalam memandang prospek pasar ke depan. Namun, bagi sebagian pelaku industri lainnya, ini merupakan momentum emas untuk mendobrak pasar dalam tatanan baru guna mengambil peluang ceruk pasar, saat brand-brand lainnya sedang lesu.
Iklim bisnis di Indonesia yang diselimuti pandemi telah melemahkan perekonomian nasional hingga titik nadir, yakni minus 5,32% pada kuartal II 2020. Sebanyak 8,67% perusahaan berhenti beroperasi, dan 24,31% perusahaan beroperasi dengan pengurangan kapasitas (jam kerja, mesin, dan tenaga kerja). Kondisi tersebut telah diungkap dan diulas secara mendalam sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Namun, apakah memang prospek ke depan begitu suram dan tidak ada titik terang untuk pembalikan trend? Atau justru sentiment pesimistis terlalu tebal menyelimuti pelaku industri di Indonesia, setelah kerugian yang diderita di kuartal II dan III 2020?
Dengan analogi terbalik, mindset visioner pelaku industri yang lebih jernih akan membaca celah dan peluang sekecil apapun untuk mampu memanfaatkan momentum akselerasi sejak titik terendah. Sebab, salah satu landasan utama siklus bisnis (business cycle) memang mensyaratkan posisi naik-turun, yang dipengaruhi berbagai variable. Dan sepanjang tujuh bulan terakhir variable pandemi Covid-19 lebih mendominasi. Tapi apakah variable tersebut akan tetap dominan di 2021? Waktu yang akan menjawabnya.
Adalah visi seorang pelaku industri, entah dia dari divisi marketing, produksi, business and development, ataupun direksi sekalipun, mencoba mengurai prospek ke depan secara lebih luas dan jernih, sekaligus memanfaatkan momentum jangka menengah untuk diterjemahkan sebagai strategi bisnis yang terukur.
Satu hal yang pasti, pergerakan market demand akan selalu dinamis. Jika pelaku industri lokal tak mampu mengisi celah pasar, produk impor akan makin merajalela. Ini yang mesti menjadi perhatian bersama.(*/tim redaksi 05 & 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 205 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 205 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: