Duniaindustri.com (Juli 2017) — PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS), perusahaan patungan Nippon Steel and Sumitomo Metal Corporation dan PT Krakatau Steel Tbk (KS), siap mengoperasikan pabrik baja otomotif pada September 2017. Pabrik itu memproduksi flat product untuk industri otomotif yang selama ini masih diimpor.
Selain untuk industri otomotif, produk dari KNSS adalah cold rolled steel (CR), galvanizing steel (GI), galvannealing steel (GA) yang dapat digunakan untuk industri elektronik atau produk terkait yang membutuhkan pelapisan baja.
“Fokus KNSS adalah otomotif. Tapi, tidak tertutup kemungkinan bisa pasok ke elektronik juga. Mereka akan lihat pasarnya dan bisa menyerap berapa banyak,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Suryawirawan.
Pabrik KNSS mulai dibangun sejak pertengahan 2015, dengan nilai investasi US$ 300 juta dan berkapasitas 480 ribu ton pertahun. Dengan adanya pabrik ini, kebutuhan baja otomotif seharusnya bisa dipenuhi dari dalam negeri dan impor bisa ditekan.
Putu mengatakan, jika pabrik KNSS dan PT JFE Steel Galvanizing beroperasi, kebutuhan baja otomotif sekitar 800 ribu ton per tahun bisa ditutup. Ini dengan catatan produksi kendaraan rata-rata mencapai 1 juta unit per tahun.
“Tapi, kalau pasar mobil berkembang menjadi 2 juta unit, ya tidak cukup lagi. Saat ini, pelat baja untuk bodi luar mobil 100% diimpor,” jelas Putu.
Sementara itu, dia menuturkan, untuk bahan baku, masih akan diimpor dari Jepang, karena belum bisa diproduksi dalam negeri. Meski demikian, Putu masih belum bisa memastikan kontribusi pengurangan impor baja otomotif setelah kedua pabrik beroperasi. Pasalnya, baik JFE maupun KNSS bergantung pada kinerja sektor otomotif sebagai industri pengguna.
“Produksi mereka akan mengikuti pertumbuhan industri otomotif. Tahun ini, target pertumbuhan penjualan mobil domestik 5%. Memang agak aneh, karena selevel dengan target pertumbuhan ekonomi. Padahal, biasanya otomotif lebih tinggi. Kami juga belum tahu ini fenomena apa,” kata Putu.
Dia memastikan, KNSS bisa memenuhi kebutuhan industri otomotif, karena memproduksi pelat baja selebar 700-1880 milimeter. Adapun lebar pelat baja milik KS hanya 1.300 mm. Saat ini, saham KS pada KNSS baru 20%. Namun, dalam klausul perjanjian, kepemilikan KS bisa ditingkatkan hingga 50%.
Di sisi lain, Putu mengatakan, KNSS juga berharap mendapatkan harga gas US$ 6 per mmbtu, sesuai dengan ketentuan. “Harusnya memang mendapatkan harga gas segitu, tapi nanti keputusannya tergantung Kementerian ESDM,” ujar Putu.(*/tim redaksi 05/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: