Duniaindustri.com (November 2016) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah hingga menyentuh Rp 13.865/US$ pada pukul 09.15 WIB di pasar spot, Jumat (11/11). Rupiah memimpin pelemahan mata uang di Asia terhadap dolar AS.
Rupiah merosot paling dalam pada lima tahun terakhir, mendorong bank sentral untuk menstabilkan pasar. Menurut Nanang Hendarsah, kepala pendalaman pasar keuangan di Bank Indonesia, pelemahan rupiah itu terjadi seiring strategi sejumlah investor melakukan lindung nilai (hedging) dalam jangka pendek dengan memindahkan dananya ke pasar future non-deliverable.
“Otoritas moneter sudah di pasar untuk menstabilkan rupiah, dan tidak melihat banyak dana keluar dan mengharapkan pergerakan pelemahan hanya sementara,” katanya seperti dikutip Bloomberg.
Rupiah memimpin penurunan mata uang Asia karena sentimen terhadap aset emerging-market memburuk pada spekulasi Donald Trump-administrasi akan memberlakukan kebijakan perdagangan proteksionis. AS bisa keluar dari Trans-Pacific Partnership kesepakatan perdagangan dalam 100 hari pertama di kantor, Politico melaporkan, mengutip dokumen tim transisi internal.
“Rupiah jatuh dalam menanggapi pelemahan kurs di wilayah Asia,” kata Branko Windoe, Kepala Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Won Korea Selatan tenggelam 1,4%, baht Thailand melemah 0,6%, dan peso Filipina melemah 0,5%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah. IHSG jatuh makin dalam hingga 3% dalam 11 menit perdagangan.
Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/11/2016), hingga pukul 09.11 waktu JATS, IHSG terjungkal hingga 3,05% (166,241 poin) ke 5.284,065. Sementara indeks LQ45 merosot 3,40% (31,525 poin) ke 894.614.
IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 5.380 dan terendahnya di 5.273. Seluruh sektor merah. Sektor infrastruktur memimpin pelemahan indeks pagi ini sebesar 3,65% disusul sektor industri dasar sebesar 3,37%.
Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 65.873 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 1,881 miliar saham senilai Rp 1,600 triliun. Dana asing keluar tercatat Rp 92,574 miliar.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: