Latest News
You are here: Home | Umum | Senin Kelabu, IHSG Jatuh 6,6% dalam Sehari, Bikin Jantungan?
Senin Kelabu, IHSG Jatuh 6,6% dalam Sehari, Bikin Jantungan?

Senin Kelabu, IHSG Jatuh 6,6% dalam Sehari, Bikin Jantungan?

Duniaindustri.com (Maret 2020) — Senin kelabu menjadi istilah yang tepat menyusul kejatuhan pasar saham di Indonesia yang terlihat dari jatuhnya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar -6,58% ke level 5.137 poin atau terjun -362 poin hingga penutupan perdagangan Senin (9/3). Kejatuhan harian itu merupakan yang terburuk sejak 2008 silam.

Akumulasi sejumlah faktor dramatis seperti kolapsnya harga minyak mentah serta makin meluasnya wabah virus corona ikut menyeret IHSG merah berdarah. Koreksi dalam IHSG juga terinfeksi oleh kejatuhan bursa saham utama di Asia Pasifik. Bursa saham Australia jatuh lebih dalam dengan Indeks ASX 200 anjlok 7,33% ke posisi 5.760,6. Indeks Nikkei di Jepang juga jeblok 5.07% ke posisi 19.698,76.

Seiring dengan itu, harga minyak mentah (crude oil) di pasar internasional kolaps secara mengejutkan hingga anjlok 22% ke level US$ 32 per barel, dan diperkirakan akan terus menurun ke level US$ 20 per barel menurut sejumlah analis. Kemerosotan harga itu menjadi yang terburuk dalam kurun 30 tahun terakhir, dan berpotensi mengguncang industri hilir pengguna minyak mentah seperti petrokimia.

Sejumlah analis menyebutkan faktor utama penyebab kejatuhan harga minyak mentah itu karena kebijakan ‘perang harga’ dari Arab Saudi, negara utama OPEC yang bersitegang dengan Rusia. Arab Saudi gagal membujuk Rusia untuk menurunkan produksi minyak mentah secara tajam untuk menyelamatkan harga.

Dilansir dari sejumlah media asing, harga minyak telah jatuh sejak Jumat (6/3), ketika 14 anggota OPEC yang dipimpin Arab Saudi bertemu dengan sekutu-sekutunya Rusia dan anggota non-OPEC lainnya. Mereka bertemu untuk membahas bagaimana menanggapi penurunan permintaan yang disebabkan oleh penyebaran virus corona. Tetapi kedua pihak gagal menyepakati langkah-langkah untuk memotong produksi sebanyak 1,5 juta barel per hari.

Wabah virus corona yang telah memporak-porandakan sejumlah sektor industri di China karena adanya isolasi daerah, ikut menyurutkan permintaan minyak mentah di negara tersebut. Konsumsi minyak mentah harian China telah merosot sebesar 20%, setara dengan kebutuhan minyak Inggris dan Italia jika digabungkan.

Sebagai tanggapan, kilang minyak terbesar di Asia, Sinopec, yang dimiliki oleh pemerintah China, telah memangkas jumlah minyak mentah yang diprosesnya sekitar 600.000 barel per hari, atau 12%, pemangkasan terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Penurunan tajam permintaan minyak disebut-sebut menjadi gejala yang jelas dari penurunan aktivitas bisnis di China. Hal itu menjadi pertanda bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu, yang sudah berada di level terendah tiga dekade, akan melambat lebih jauh.

Kejatuhan harga minyak mentah secara drastis dan mendadak akan memberikan efek negative dan positif terhadap Indonesia. Dampak positif, beban impor bahan bakar minyak (BBM) akan berkurang dan konsumen di Indonesia akan menikmati murahnya harga BBM. Namun di sisi lain, kejatuhan harga minyak mentah akan mengguncang dari sisi penerimaan negara serta mengguncang industri turunan minyak seperti petrokimia.

Meski industri petrokimia membutuhkan impor yang besar, harga jual produk petrokimia seperti plastik dan derivatifnya menjadi ikut terpangkas dan bisa berdampak pada cash flow perusahaan-perusahaan petrokimia hilir, menurut analisis Duniaindustri.com.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
  • Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top