Duniaindustri.com (April 2017) – Dua market leader industri semen, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), agresif dalam berekspansi menambah pabrik baru. Tujuannya tidak lain untuk menggenggam penguasaan pasar yang lebih tinggi, di tengah ketatnya persaingan dari pemain baru dan pelemahan permintaan semen domestik.
Lihat saja, belum puas dengan pabrik baru di Rembang dan Indarung, Semen Indonesia sudah menyiapkan rencana membangun tambahan packing plant di Maluku Utara dan Bengkulu, serta tambahan fasilitas produksi baru di Aceh dan Kupang dengan kapasitas total 5 juta ton yang ditargetkan selesai 2021. Sementara Indocement sedang menjajaki pembangunan dua pabrik baru (green field) di Pati, Jawa Tengah, dan Kalimantan.
“Semen Indonesia akan mengoptimalkan keunggulan strategis perseroan dengan pengembangan kapasitas antara lain menyelesaikan proyek pabrik semen Rembang dengan kapasitas 3 juta ton. Selain itu, Semen Indonesia juga akan menyelesaikan proyek pabrik semen Indarung VI dengan kapasitas 3 juta ton, dengan estimasi nilai investasi Rp 4,2 triliun,” kata Dirut Semen Indonesia Rizkan Chandra dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, perusahaan juga akan menyelesaikan pembangunan grinding plant dan pabrik ground granulated blast furnace slag di Cigading. Di Maluku Utara dan Bengkulu, perusahaan akan membangun tambahan packing plant. Sementara untuk tambahan fasilitas produksi baru, Semen Indonesia akan membangun di Aceh dan Kupang dengan kapasitas total 5 juta ton yang ditargetkan selesai 2021.
Semen Indonesia akan menerbitkan obligasi berkelanjutan sebagai salah satu sumber pendanaan strategi ekspansi bisnis ke depan. Darmawan Junaidi, Direktur Keuangan Semen Indonesia, menjelaskan perusahaan akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun pada semester I 2017. Obligasi itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai total Rp 8 triliun.
Menurut Darmawan, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk sumber pendanaan belanja modal yang diperkirakan mencapai 15%-20% dari pendapatan perusahaan. Tiga perusahaan sekuritas yang terafiliasi dengan BUMN akan menjadi pelaksana penjamin emisi penerbitan obligasi yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Sementara itu, Indocement, market leader kedua di industri semen di Indonesia, sedang menjajaki pembangunan dua pabrik baru (green field) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan di Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Dua pabrik baru itu akan dirancang dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun. Corporate and Public Communications Manager PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Pigo Pramusakti, melalui keterangan tertulis sebelumnya menjelaskan mengantisipasi pulihnya permintaan domestik di 2017, Indocement telah menyelesaikan pabrik semen terintegrasi (brown-field project – plant 14) di komplek pabrik Citeureup, Bogor, pada akhir 2016.
Pabrik baru itu dibangun dengan teknologi terkini dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun. Periode 2016 Indocement juga telah menambah satu unit “aero derevative gas turbine” berikut “steam turbine” untuk menyuplai 73 MW listrik ke komplek pabrik Citeureup untuk menjaga stabilitas pasokan listrik dan mengganti unti gas turbin lama sehingga bisa menekan biaya.(*/tim redaksi 04)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: