Duniaindustri (Januari 2012) – Pemerintah menyatakan sebanyak delapan badan usaha milik negara (BUMN) akan menawarkan saham kepada publik atau ‘go public’ di 2012. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menjelaskan delapan BUMN itu antara lain tiga BUMN yang sudah masuk dalam daftar privatisasi pada 2012 yaitu PT Semen Baturaja, PT Waskita Karya, dan PT Pegadaian.
“Di 2012 kami upayakan delapan BUMN bisa masuk bursa saham,” kata Dahlan.
Menurut dia, Komite Privatisasi sudah mengajukan tiga nama tersebut (Semen Baturaja, Waskita Karya, dan Pegadaian) kepada Menteri Keuangan. Selain ketiga BUMN itu setidaknya terdapat 5 BUMN yang sudah siap antre untuk “go public”. Dari lima perusahaan itu terdapat juga anak usaha BUMN.
Anak usaha BUMN yang sudah menyatakan siap melantai di bursa saham antara lain PT Krakatau Wajatama (anak usaha PT Krakatau Steel), PT Pertamina Hulu Energi (anak usaha PT Pertamina), dan PT Indonesia Power (anak usaha PT PLN).
Saat ini terdapat 141 BUMN, 18 di antaranya sudah mencatatkan saham di pasar modal. Kementerian BUMN mendorong BUMN melakukan go public untuk mempercepat perbaikan kinerja BUMN.
“Go public terbukti mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin banyak BUMN menjadi perusahaan publik semakin baik,” katanya.
Peningkatan kinerja usaha perusahaan dipicu pengelolaan BUMN yang semakin transparan, serta penerapan tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance/GCG).
“Manajemen BUMN juga akan semakin mudah menolak intervensi dari luar perusahaan,” tegasnya.
Dana investasi BUMN pada 2012 diperkirakan mencapai Rp50 triliun. Investasi itu didominasi proyek infrastruktur, mulai dari pembangkit listrik hingga jalan tol.
Kementerian BUMN merilis, rencana belanja modal (capital expenditure) dan operational expenditure BUMN pada 2012 nilainya Rp49,61 triliun. Belanja modal dan belanja operasi ini merupakan akumulasi dari sembilan perusahaan negara di antaranya PT PLN, PT Angkasa Pura I dan II, PT ASPD Indonesia Ferry, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II dan III, PT Kereta Api Indonesia (PTKA), serta PT Jasa Marga Tbk.
Kesembilan BUMN ini masuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). PLN mengalokasikan belanja modal Rp21,32 triliun atau yang terbesar. Dana ini digunakan sebagai pengembangan pembagkit listrik tenaga uap (PLTU).
Sedangkan operator bandara, AP I dan II masing-masing mengalokasikan belanja modal Rp3,04 triliun dan Rp1,62 triliun. ASDP Indonesia Ferry membutuhkan capex Rp1,75 triliun dan opex Rp149,3 miliar guna penambahan kapal ferry.
Pelindo I, II dan II mengalokasikan investasi dengan total Rp12,78 triliun. Investasi terbesar adalah Pelindo II guna pengembangan pelabuhan senilai Rp7,704 triliun, plus belanja operasi Rp2,71 triliun.
Sementara PT Kereta Api Indonesia membutuhkan belanja modal Rp2,8 triliun guna perbaikan gerbong dan pembangunan rel kereta baru. Terakhir Jasa Marga dalam upayanya terus menambah jalur bebas hambatan di 2012 setidaknya membutuhkan investasi Rp 6,06 triliun.(Tim redaksi 03)