Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Sampoerna Agro Siap Ekspansi Rp 1,1 Triliun, Akuisisi 40 Ribu Hektare Lahan Sawit
Sampoerna Agro Siap Ekspansi Rp 1,1 Triliun, Akuisisi 40 Ribu Hektare Lahan Sawit

Sampoerna Agro Siap Ekspansi Rp 1,1 Triliun, Akuisisi 40 Ribu Hektare Lahan Sawit

Duniaindustri (Juli 2012) — PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), perusahaan perkebunan sawit, menyiapkan anggaran belanja modal untuk ekspansi sebesar Rp 1,1 triliun. Sebagian besar anggaran itu diperuntukkan bagi komoditas andalan, yakni sawit.

“Hingga Maret lalu, realisasi capital expenditure Rp 200 miliar. Core business kami di sawit masih yang paling banyak mendapat anggaran,” ujar Head of Investor Relation Sampoerna Agro, Michael Kesuma.

Sumber ekspansi tahun ini berasal dari kas internal. Sampoerna Agro sudah mendapatkan fasilitas pinjaman dari beberapa bank, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BRI Tbk (BBRI), PT Bank UOB Indonesia, dan PT Bank DBS Indonesia. Standby loan yang diperoleh perusahaan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Tahun lalu, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Sampoerna Agro mencapai 345 ribu ton. Tahun ini produksi diharapkan meningkat 5-10%. Produksi CPO Sampoerna Agro juga bakal diperkuat dengan rencana pembangunan satu unit pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 140 miliar.

Sampoerna Agro juga sedang memfinalisasi akuisisi lahan seluas 40 ribu hektare di Kalimantan Barat. Akuisisi lahan itu akan mendongkrak landbank perseroan yang saat ini mencapai 200.000 hektare.

Michael menuturkan harga tanah di Kalimantan Barat masih di bawah Rp 5 juta per hektare, sementara jika telah ditanami (brownfield) diperkirakan menyentuh kisaran Rp 100 juta per hektare.

10 Pemain Terbesar

Sebanyak 10 perusahaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menorehkan total penjualan Rp 72,9 triliun di 2011. Data nilai penjualan itu dikumpulkan duniaindustri.com dari laporan keuangan masing-masing perusahaan.

Kesepuluh perusahaan CPO tersebut tercatat di bursa efek dan memiliki lahan sawit yang tersebar di Indonesia. Kesepuluh perusahaan CPO Indonesia menorehkan lonjakan penjualan di 2011 dibanding 2010.

Pertama, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menorehkan penjualan senilai Rp 31,6 triliun di 2011, naik 56% dari 2010 sebesar Rp 20,2 triliun. Kedua, PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan kenaikan pendapatan sebesar 21,81% menjadi Rp10,77 triliun pada 2011, dari pendapatan pada 2010 yaitu Rp8,84 triliun. Di urutan ketiga, PT Salim Ivomas Pratama Tbk meraih pertumbuhan penjualan bersih sebesar 33% menjadi Rp12,6 triliun di 2011 dari Rp9,48 triliun pada 2010.

Keempat, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mencatatkan kenaikan pendapatan perseroan yang naik 30,4% menjadi Rp4,69 triliun dari tahun sebelumnya Rp3,59 triliun. Kelima, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 49% menjadi Rp4,36 triliun di tahun 2011 dari Rp2,93 triliun di tahun 2010.

Keenam, PT Sampoerna Agro Tbk menorehkan kenaikan penjualan sebesar 36% menjadi Rp3,14 triliun pada 2011 dari tahun sebelumnya Rp2,31 triliun. Ketujuh, PT Tunas Baru Lampung Tbk menorehkan pendapatan usaha naik sebesar 26% menjadi Rp3,73 triliun pada 2011 dari periode sama sebelumnya Rp2,95 triliun.

Kedelapan, PT BW Plantation Tbk melaporkan pendapatan usaha perseroan sepanjang tahun lalu dilaporkan naik 25% menjadi Rp888 miliar dari Rp712 miliar pada 2010. Kesembilan, PT Jaya Agra Wattie Tbk membukukan penjualan selama 2011 sebanyak Rp 647 miliar atau meningkat sekitar 56% dari penjualan perseroan di 2010 yang tercatat sebanyak Rp 413 miliar.

Kesepuluh, PT Gozco Plantations Tbk membukukan pendapatan usaha naik 8% menjadi Rp492,9 miliar selama tahun lalu dari Rp454,5 miliar pada 2010.

Saat ini PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menjadi penguasa lahan sawit terbesar di Indonesia. Smart menguasai lahan sawit seluas 480 ribu hektare. Total lahan sawit di Indonesia pada 2012 diperkirakan mencapai 8,2 juta hektare.

Seorang eksekutif SMART yang enggan diungkap jatidirinya menyebutkan dengan luas lahan itu, Sinarmas Agro menjadi produsen sawit terbesar di Indonesia. “Sinarmas Group juga memiliki 1 juta hektare lahan sawit di Papua yang belum digarap,” ujarnya kepada duniaindustri.com.

Peringkat kedua yang menjadi penguasa lahan sawit di Indonesia adalah Wimar International dengan 350 ribu hektare, selanjutnya PT Minamas Plantation, anak usaha Sime Darby Plantation Sdn Bhd (produsen sawit terbesar di dunia) yang menguasai area perkebunan sawit sebesar 280 ribu hektare di 8 provinsi di Indonesia.

Sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menguasai lahan sawit mencapai 265.000 hektare yang tersebar di Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan perkebunan milik Grup Astra ini akan menambah lahan perkebunan baru di wilayah Indonesia Timur sekitar 10.000 hektare.

Indonesia sudah melampaui Malaysia menjadi produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Indonesia menguasai 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia 41,3%. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia pada 2012 mencapai 25 juta ton. Angka tersebut setara dengan US$ 25 miliar atau Rp 225 triliun sesuai proyeksi harga sawit di pasar internasional US$ 1.000 per ton.

Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan mengatakan jumlah produksi itu naik 6,4% dibandingkan 2011 yang mencapai 23,5 juta ton. Total areal perkebuanan sawit Indonesia pada 2012 akan mencapai 8,2 juta hektare. Ekspor sawit dan produk turunannya asal Indonesia diperkirakan 17,5-18 juta ton atau setara US$ 17,5-18 miliar. Harga sawit di pasar internasional pada 2012 diperkirakan berkisar US$ 1.000-1.200 per ton.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top