Duniaindustri.com (September 2015) – Penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun ini memicu Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) untuk mengalihan porsi dana investasi di saham ke sektor properti. IHSG telah turun 24% sejak level tertinggi 5.514 poin pada 6 Maret 2015 sampai sesi I pada 25 September 2015 di level 4.197 poin, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia.
“Sekarang jangan terlalu mengandalkan pasar modal untuk berinvestasi. Sepertinya kami menjadi kapok menaruh uang-uang dana pensiun di saham. Kami akan beralih ke properti saja,” kata Ketua Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Mudjiharno M Sudjono.
Menurut Mudjiharno, berlarutnya penurunan IHSG telah mengganggu rasio kecukupan dana Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), sehingga pihaknya harus memikirkan untuk me-rebalancing portofolio. “Kalau mengandalkan pasar modal, lalu IHSG jatuh, maka otomatis harta kami akan jatuh,” tuturnya.
Dia mengatakan, rencana memperbesar porsi investasi di properti untuk menghindari berlanjutnya koreksi nilai historis investasi dari Selisih Penilaian Investasi (SPI). “Sekarang ini investasi kami di saham mencapai 30%, sehingga akan kami kurangi,” kata Mudjiharno.
Lebih lanjut dia menyebutkan, porsi investasi di properti yang hanya sebesar 15% akan diperbesar hingga mencapai 30% di tahun ini. “Utamanya, kami akan fokus pada investasi di perumahan. Sekarang Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) memiliki 46 anggota dan siap masuk ke properti,” tegasnya.
Selain menempatkan dana di perumahan, kata dia, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) juga akan meningkatkan investasi di anak perusahaan maupun reksadana pendapatan tetap (RDPT) yang memiliki underlying konstruksi. “Kami juga akan masuk di MTN (medium term note) yang underlying-nya sektor riil,” ucap Mudjiharno.
Tumbuh 580%
Menurut data duniaindustri.com, IHSG selama 10 tahun terakhir hingga September 2014 tumbuh 580,6%. Dan itu cukup memicu investor jangka panjang untuk memulai profit taking, disertai sentimen negatif dari internal maupun eksternal, seperti perlambatan perekonomian nasional serta pelemahan kurs rupiah yang terus berlanjut.
“Dalam 120 bulan terakhir atau 10 tahun hingga September 2014, IHSG telah tumbuh sebesar 580,6%,” kata Kepala Grup dan VP Investasi PT Sun Life Finansial Indonesia Marsangap P Tamba.
Dia mengatakan, pertumbuhan harga saham tersebut merefleksikan pertumbuhan ekonomi sebuah negara yang berarti laba perusahaan akan semakin tinggi. “Kalau kita melihat tingkat ekonomi yang tinggi, saham merupakan salah satu instrumen investasi yang harus kita punya,” katanya.
Dia menambahkan, selama 10 tahun itu, 86 bulan indeks berjalan positif sementara hanya 36 bulan berjalan negatif. “Salah satu penurunan yang cukup besar terjadi saat terjadinya ‘global financial crisis’ atau krisis keuangan global tahun 2008, dimana IHSG turun hingga 15% dan 31%,” katanya.
Dalam kasus saham menjadi negatif, dia mengatakan, dengan akumulatif IHGS yang tinggi maka pihaknya akan melakukan pendekatan yang panjang dan reguler agar nasabah dapat mendapatkan keuntungan dari langkah yang diambil.
“Kami coba ‘reguler’, kita ‘top-up’ kita jadikan peluang untuk ‘average down cost’ kita, dan yang kedua harus panjang, agar dapat merasakan benefitnya,” katanya.
Berdasarkan data dari PT Sun Life Indonesia, IHSG selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sebesar 580,6%, dimana sebesar 70% kinerja bulanannya positif.
Kinerja positif tertinggi terjadi pada bulan April 2009 sebesar 20,13 persen, sementara kinerja negatif terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2008 sebesar 31,42 persen.
Sementara itu, pada 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, dan 2012 menjadi tahun dengan kinerja positif terbanyak yaitu sembilan bulan, dan tahun 2008 menjadi tahun dengan kinerja positif paling sedikit yaitu tiga bulan.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:
KABAR BAIK!!!
Nama saya Chiu. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.