Latest News
You are here: Home | World | Rupiah Terpuruk hingga Rp 12.000/US$, Eksportir Diuntungkan
Rupiah Terpuruk hingga Rp 12.000/US$, Eksportir Diuntungkan

Rupiah Terpuruk hingga Rp 12.000/US$, Eksportir Diuntungkan

Duniaindustri.com (November 2013) — Depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus berlanjut hingga menembus Rp 12.000/US$. Dampaknya, eksportir yang mendulang dolar AS dari hasil ekspornya akan diuntungkan, sementara importir merana dan harus berhati-hati dalam mengelola bisnisnya.

Mata uang Asia saat ini tengah menuju pelemahan bulanan pertama mereka sejak Agustus. Pelemahan terbesar ditorehkan oleh rupiah Indonesia dan baht Thailand.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, rupiah mencatat pelemahan 5,9% menjadi US$ 11.978 per dolar AS sepanjang November. Pada 28 November lalu, rupiah sempat melemah hingga ke level Rp 12.000/US$ untuk pertama kalinya sejak Maret 2009.

Sementara baht Thailand melemah 3,1% menjadi 32,11 pada periode yang sama. Selain itu, ringgit Malaysia juga melemah 2,2% menjadi 3,226 dan rupe India melemah 1,3% menjadi 62,31.

Salah satu penyebab pelemahan mata uang Asia adalah kecemasan mengenai defisit neraca perdagangan dan ketegangan politik di kawasan regional. Dua faktor tersebut menyebabkan banyak dana asing yang memilih hengkang dari kawasan regional.

“Pelemahan bulan ini disebabkan oleh arus dana asing yang cukup besar sejak Juni lalu. Sehingga, pelemahan mata uang Asia lebih disebabkan oleh masalah kepercayaan,” jelas Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Holdings Ltd di Singapura. Rupiah diprediksi akan terus terpuruk terkait rencana penarikan stimulus (tapering off) Bank Sentral AS.

Patrick S Walujo, Pendiri dan Direktur Northstar Equity Partners (Northstar), menilai pengusaha yang mengandalkan kegiatan impor harus lebih efisien dalam mengelola bisnisnya ke depan.

“Harus lebih efisien, berhati-hati dan berpikir panjang karena kita sedang mengalami kesulitan begini (ekonomi). Tapi saya rasa pertumbuhan bisnis tahun depan masih akan bagus meski menghadapi tahun politik. Kalau situasi politik stabil, pasti tidak akan bermasalah tahun depan,” ujar dia.

Lebih jauh dia menilai, pelemahan nilai tukar rupiah memang sangat menguntungkan bagi eksportir yang selama ini meraup pendapatan dalam bentuk dolar AS. Sedangkan bagi importir, kondisi tersebut bak malapetaka.

“Untuk ke konsumen karena banyak impor barang pasti akan terjadi inflasi sehingga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Namun dalam jangka panjang, ekspor kita akan lebih kompetitif dengan pelemahan rupiah serta impor menjadi mahal dan bisa ditekan,” terang dia.

Patrick berharap, nilai tukar rupiah dapat kembali stabil di akhir tahun. Bahkan ke depannya melalui kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) bisa mendukung dunia usaha. “Harapan pengusaha yang penting volatilitas rupiah stabil, tidak naik turun. Kalau keadaannya volatil tinggi malah akan menyusahkan kami untuk merencanakan bisnis,” ujar dia.

Dari sisi eksportir, pelemahan rupiah sangat menguntungkan karena memperoleh hasil yang lebih besar dibanding sebelumnya. Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.

Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.

Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya.

Indonesia menempatkan diri sebagai produsen terbesar minyak sawit (palm oil) dunia. Menurut laporan lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia menghasilkan 47% produksi minyak sawit dunia di 2011.

Sementara itu, Malaysia yang menyumbang 39% produksi minyak sawit global berada di posisi kedua. Negara lain yang juga banyak memproduksi minyak kelapa sawit adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil.

Untuk komoditas kakao, Indonesia menargetkan mampu memproduksi dua juta ton kakao pada 2020 mendatang. Saat ini, produksi kakao nasional tercatat sebesar 600 ribu ton yang memasok sekitar 15% terhadap total dunia yang sebanyak empat juta ton.

Untuk batubara, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebutkan, Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Berdasarkan data IEA, di tahun 2009 Indonesia mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton.(Tim redaksi 02)

Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir batubara terbesar kedua di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ke-7 di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top