Duniaindustri (April 2012) — PT First Lamandau Timber International, anak usaha PT Triputra Argro Persada, membenamkan investasi senilai Rp 95 miliar untuk membangun pabrik pengolahan sawit di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng). Pabrik kelapa sawit yang dikelola PT First Lamandau Timber International diresmikan pengoperasiannya oleh Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir MS. Lokasi pabrik itu di Tangga Batu-Kecamatan Belantikan Raya, Lamandau, Kalteng.
“Pembangunan pabrik kelapa sawit ini merupakan solusi dari kebutuhan untuk pengolahan tandan buah segar kelapa sawit yang dihasilkan dari perkebunan milik First Lamandau. Total investasi yang dikeluarkan sekitar Rp 95 miliar,” kata Komisaris First Lamandau Tjandra Karya Hermanto dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, keunggulan pabrik pengolahan sawit ini terkait penggunaan material berbahan stainless steel yang berkualitas tinggi serta mengusung teknologi vertical sterilizer. Selain itu juga dibangun dengan proses in-house design yang membuat proses produksi secara keseluruhan menjadi lebih efisien.
“Pabrik ini merupakan penyempurnaan dan inovasi dari pabrik kelapa sawit yang dibangun TAP sebelumnya,” katanya.
CEO Triputra Argro Persada Group Arif P Rachmat mengatakan, pabrik First Lamandau juga menggunakan bahan baku tandan buah segar (TBS) produksi dari perkebunan milik masyarakat sekitar. TBS masyarakat dibeli dengan harga tinggi, sehingga saling menguntungkan.
Menurut dia, total luas areal perkebunan kelapa sawit Triputra Argro Persada Group mencapai 298.853 hektare, dengan areal yang telah ditanami seluas 110.868 hektare, dan 62.299 hektare di antaranya sudah menghasilkan.
First Lamandau bergabung dalam naungan Triputra Argro Persada Group pada 2008 dan memiliki izin lokasi seluas 15.725 hektare. Sebanyak 4.159 hektare di antaranya sudah ditanam dengan bibit kelapa sawit terbaik di Indonesia dan mayoritas sudah menghasilkan.
Triputra Argro Persada Group mengembangkan kegiatan usaha di berbagai daerah antara lain di Provinsi Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Dengan beroperasinya pabrik First Lamandau, maka jumlah pabrik Triputra Argro Persada Group yang beroperasi menjadi lima unit dengan total kapasitas produksi sebesar 225 ton per jam. Pada 2011 lalu, Triputra Argro Persada Group menghasilkan 204.004 ton CPO dari empat pabrik yang beroperasi.
Musim Mas Group, kelompok bisnis sawit, juga akan menanam investasi hingga US$ 860 juta atau senilai Rp 8 triliun untuk pengembangan sektor hilir sawit. Musim Mas akan membangun pabrik di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat, serta di Kalimantan Tengah.
General Manager PT Musim Mas Suhardi mengatakan, iklim investasi di Indonesia saat ini cukup menjanjikan. “Baik dari kebijakannya maupun insentifnya,” paparnya.
Musim Mas termasuk salah satu dari tujuh perusahaan raksasa di sektor perkebunan dan pengolahan sawit yang akan menanamkan investasi dengan total Rp 20 triliun di Indonesia mulai tahun ini. Investasi itu dipengaruhi dukungan pemberian insentif berupa tax holiday dan tax allowance serta perubahan bea keluar ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menjelaskan tujuh perusahaan itu antara lain Wilmar International Group yang menanamkan investasi Rp 8,1 triliun, Sinar Mas Group dengan investasi Rp 2,3 triliun, Permata Hijau Group Rp 2 triliun, Domba Mas Group Rp 1,6 triliun, PTPN III dan Ferrostal AG Rp 3 triliun, dan PT VVF (industri oleokimia di India) Rp 900 miliar.
“Investasi itu didorong oleh kebijakan restrukturisasi bea keluar ekspor CPO dan produk turunannya,” katanya.(Tim redaksi 02)