Duniaindustri.com (Oktober 2013) — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), produsen semen Tiga Roda, memulai pembangunan pabrik semen ke-14 yang berlokasi di kompleks Pabrik Indocement Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Proyek dengan nilai keseluruhan mencapai Rp 5,5 triliun-Rp 6,5 triliun ini diharapkan akan selesai pada 2015.
Pabrik baru ini nantinya memiliki kapasitas produksi 4,4 juta ton semen per tahun dan manjadi pabrik semen terbesar di Indonesia. Hingga kini, kapasitas produksi pabrik Indocement telah mencapai 18,6 juta ton semen per tahun.
Pabrik ini rencananya akan menjadi salah satu pabrik semen paling efisien terhadap lingkungan karena telah dilengkapi dengan filtrasi Bag House.
“Ini menjadi bagian dari peningkatan konsistensi dan efektivitas Indocement dalam mengurangi emisi debu,” ujar Direktur Utama Indocement Daniel Lavalle saat peresmian pembangunan pabrik tersebut.
Selain itu, dirancang untuk menghasilkan semen berkualitas tinggi dengan bahan cementitious yaitu bahan baku rendah karbon yang akan mengurangi emisi C02, energi dan air secara signifikan.
Penyediaan peralatan, konstruksi dan pelaksana proyek ini sendiri yaitu Tianjin Cemen Industry Design & Research Institute Co. Ltd yang merupakan perusahaan teknologi dan pemasok peralatan asal China.
“Pembangunan pabrik ini merupakan komitmen Indocement bisa bersaing di pasar semen domestik,” kata dia.
Investasi Indocement menambah panjang daftar perluasan usaha di sektor semen di Indonesia. Dua pemain baru di sektor semen, yakni PT Semen Jawa dan PT Cemindo Gemilang (produsen semen merek Merah Putih), berencana melakukan investasi secara masif di industri semen di Tanah Air sehingga meramaikan persaingan di sektor tersebut. Semen Jawa, anak perusahaan SCG Cement-Building Materials, akan membangun pabrik semen di Sukabumi, Jawa Barat, sebesar US$ 365 juta.
Sementara Cemindo Gemilang, produsen semen merek Merah Putih, siap merealisasikan investasi senilai US$ 600 juta untuk membangun pabrik dan infrastruktur pelabuhan di Lebak, Banten.
Menurut duniaindustri.com, investasi itu dilakukan untuk menyerap pertumbuhan pasar semen nasional. Selain itu, kenaikan harga semen yang mencapai 24% dalam tiga tahun terakhir menarik perhatian investor.
PT Semen Jawa, anak perusahaan SCG Cement-Building Materials berencana membangun pabrik semen pertamanya yang berlokasi di Jampang Tengah, Nyalindung, Sukabumi Jawa Barat. Pembangunan pabrik itu telah dimulai pada kuartal II tahun 2013 dengan investasi sebesar US$ 356 juta atau sekitar Rp3,43 triliun.
Presiden & CEO SCG Kan Trakulhoon mengatakan, pabrik ini akan menjadi prototipe ramah lingkungan dengan teknologi yang dirancang untuk melindungi lingkungan, memanfaatkan sumber daya yang efisien, serta standar keamanan yang tinggi.
“Pabrik ini merupakan pabrik semen pertama SCG di Indonesia, sekaligus pabrik kedua SCG di negara ASEAN di luar Thailand,” kata Kan saat konferensi pers.
Total kapasitas produksi Semen Jawa sebesar 1,8 juta ton/tahun untuk pembangunan tahap petama. Sementara pembangunan tahap kedua akan dilaksanakan setelah evaluasi efisiensi logistik. Adapun target pasar perusahaan adalah Sukabumi, Bogor, dan Jakarta.
“Kebutuhan pasar semen di Indonesia berkisar 55 juta ton per tahun, jadi kami yakin produk kami masih dapat terserap pasar,” papar Kan. Dia juga mengatakan pada 2015 SCG memiliki pabrik semen di Myanmar, Indonesia, dan Kamboja.
PT Cemindo Gemilang, produsen semen merek Merah Putih, siap merealisasikan investasi senilai US$ 600 juta untuk membangun pabrik dan infrastruktur pelabuhan di Lebak, Banten. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 90 hektare dan ditargetkan mulai beroperasi kuartal III 2015 tersebut diharapkan mampu meningkatkan penetrasi perseroan di pasar semen Indonesia.
“Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut serta tambahan pasokan dari produksi semen anak usaha, perseroan mengharapkan bisa menguasai 8% pangsa pasar di 2015,” kata Aan Selamat, Direktur Utama Cemindo.
Sumber dana pembangunan pabrik tersebut sekitar 70% di antaranya berasal dari pinjaman sindikasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan 30% sisanya dari dana internal.
Penjualan Semen Merah Putih sebelumnya masih dipasok dari anak usaha, yakni Chinfon Cement Corporation Vietnam. Dari total kapasitas produksi Chinfon Vietnam sebesar 4,5 juta ton per tahun, hanya sekitar 1 juta ton di antaranya yang dipasok ke Indonesia sebagai tes pasar dan pengenalan merek Semen Merah Putih. Chinfon Cement Corporation sendiri merupakan perusahaan semen asal Vietnam yang diakuisisi Cemindo pada tahun lalu dengan investasi sebesar US$ 250 juta.(*tim redaksi)
Besarnya nilai investasi di sektor semen dipicu tingginya kebutuhan semen di Indonesia. Selain itu, harga semen di Indonesia dalam dua tahun terakhir melonjak 24%, dari Rp 50 ribu per sak di 2010 menjadi Rp 62 ribu per sak di pertengahan September 2012. Kenaikan harga dan tingginya permintaan akan memacu keuntungan pabrik-pabrik semen di Indonesia. Akan tetapi, jika terjadi kejenuhan pasar, maka permintaan semen di dalam negeri akan menurun sehingga memicu utilisasi yang tidak terpakai. Karena itu, pemain lama dan pemain baru di sektor semen harus dapat menerapkan strategi pemasaran dan strategi harga yang tepat agar memenangi persaingan.