Duniaindustri (April 2012) – Nilai penjualan pupuk di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 13,47 triliun. Angka tersebut berasal dari perhitungan duniaindustri.com dari jumlah produksi pupuk di 2011 dikalikan harga eceran tertinggi pupuk.
Jumlah produksi pupuk di Indonesia saat ini sekitar 7 juta ton dari 5 badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company—holding BUMN pupuk yang baru dibentuk pemerintah—Arifin Tasrif mengatakan saat ini total kapasitas produksi PT Pupuk Indonesia Holding Company yang menaungi 5 BUMN pupuk mencapai 8,2 juta ton/tahun. “Namun kami hanya memproduksi sekitar tujuh juta ton/tahun karena banyak pabrik yang sudah tua,” katanya.
Harga pupuk rata-rata mencapai Rp 1.925/kilogram sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 87/Permentan/SR.130/12/2011 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2012. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi per kilogram tahun 2012 untuk jenis urea sebesar Rp 1.800/kg atau naik 12,5% dari harga tahun 2011 sebesar Rp 1.600/kg. Sedangkan untuk jenis SP-36, ZA dan NPK tidak mengalami perubahan, yaitu SP-36 tetap Rp 2.000/kg, ZA tetap Rp 1.400/kg, dan NPK tetap Rp 2.300/kg.
Kebutuhan pupuk di Indonesia terus meningkat sejalan dengan permintaan dari sektor perkebunan, terutama kelapa sawit, karet, kakao, kopi, kapas, tebu, tembakau, kelapa, jambu mete, teh, cengkeh, lada dan atsiri. Proyeksi kebutuhan pupuk subsektor perkebunan untuk tahun 2010 dan 2025 sebagai berikut: pada tahun 2010, urea sejumlah 2.560.214 ton, Superphos sejumlah 1.745.060 ton, ZA sejumlah 350.966, NPK sejumlah 5.809.476 ton, KCl sejumlah 2.060.791 ton dan organik sejumlah 1.489.796 ton.
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menorehkan laba sebelum pajak sebesar Rp1,2 triliun di 2011. Pencapaian laba ini melebihi target tahun kerja 2011 yang ditetapkan sebesar Rp900 miliar.
Menurut Direktur Komersial Pusri Palembang, Hilman Taufik, Pusri tahun ini ditargetkan oleh pemegang saham untuk meraih laba sebesar Rp1 triliun. Manajemen mengaku optimistis besaran target keuntungan ini dapat direalisasikan di 2012.
PT Petrokimia Gresik menorehkan laba bersih (un-audit) sebesar Rp 1,12 triliun pada tahun 2011, naik 39,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 801 miliar. “Kinerja penjualan dan keuangan tahun 2011 semakin membaik, dan pada 2012 kami menargetkan laba setelah pajak sebesar Rp 1,39 triliun,” ujar Hidayat Nyakman, Direktur Utama Petrokimia Gresik.
PT Pupuk Kaltim (Persero) menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 4,54 triliun di semester I 2011, melonjak 29% dari periode sebelumnya Rp 3,5 triliun. Menurut Direktur Utama Pupuk Kaltim Aas Asikin Idat, Pupuk Kaltim berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih 108% menjadi Rp709 miliar dalam enam bulan pertama di 2011 dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp339 miliar.(Tim redaksi 04)