Duniaindustri.com (Agustus 2021) – Guna mengurangi beban para pelaku usaha akibat adanya pandemi Covid-19, pemerintah menambah insentif perpajakan berupa PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) 10 persen yang diberikan ke sektor usaha perdagangan eceran. Insentif ini tertuang melalui PMK Nomor 102/PMK.10/2021 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Jasa Sewa Ruangan atau Bangunan kepada Pedagang Eceran yang Ditanggung Pemerintah tanggal 30 Juli 2021.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, mengatakan tambahan insentif ini adalah bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kebijakan ini akan diberikan selama tiga bulan, sejak Agustus hingga Oktober 2021. “Pemerintah berharap insentif ini dapat semakin membantu mengurangi beban sektor ritel selama pandemi,” ujar Febrio dalam keterangannya, Selasa (3/8).
Menurut dia, kebijakan perpajakan ini sebagai respon terhadap kebijakan pengetatan mobilitas yang kembali diperpanjang. Menurutnya pengetatan restriksi dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 lantaran varian delta Covid-19 menyebar secara masif dan cepat. Untuk itu pemerintah menyadari pentingnya pengendalian Covid-19 untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi melalui berbagai kebijakan seperti PPN DTP itu.
Kebijakan PPKM Level 4 adalah langkah perlu agar penularan Covid-19 tidak eskalatif dan kurva pandemi dapat kembali menurun. Kebijakan restriksi mobilitas ini sifatnya sementara dan terus dievaluasi secara periodik untuk disesuaikan. Kebijakan restriksi mobilitas juga disertai kebijakan komplementer yang dibutuhkan untuk pengendalian pandemi. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan tes, lacak, isolasi, serta terus mengakselerasi tingkat vaksinasi.
“Pemerintah juga terus mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, karena kerja sama mengendalikan pandemi antara pemerintah dan masyarakat merupakan kunci untuk mendorong kinerja pemulihan ekonomi,” lanjut Febrio.
Insentif PPN DTP Sewa Ruangan ini akan membantu pelaku sektor ritel yang sangat terdampak PPKM , khususnya pedagang eceran yang menjual barang dan/atau jasa langsung ke konsumen akhir. Peruntukan insentif ini tidak terbatas pada pedagang eceran yang berada di pusat perbelanjaan saja, tetapi juga yang berada di pasar rakyat, komplek pertokoan, apartemen, hotel, lingkungan pendidikan, lingkungan kantor, dan fasilitas transportasi publik sehingga diharapkan memberikan manfaat bagi pedagang eceran secara luas. Dukungan pada sektor ritel ini juga pada gilirannya juga akan membantu pengusaha di sektor ini mempertahankan keberlangsungan bisnisnya dan tenaga kerjanya.
“Diharapkan, PPN DTP atas sewa ruangan dimanfaatkan secara optimal dan dapat menjadi pelengkap bebagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk melindungi masyarakat dan pemulihan ekonomi secara nasional”, tutup Febrio.
Sebelumnya pemerintah telah memberikan berbagai insentif perpajakan untuk dunia usaha seperti PPh 21 DTP, PPh final UMKM DTP, pembebasan PPh 22 Impor, pengurangan angsuran PPh 25, pengembalian pendahuluan PPN, penurunan tarif PPh Badan untuk seluruh WP, PPN DTP Properti, dan PPnBM mobil. Saat ini, total alokasi APBN 2021 untuk insentif perpajakan bagi dunia usaha dalam program PEN adalah sebesar Rp62,83 triliun.
Indeks PMI Anjlok
Sementara itu, indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) Indonesia yang dirilis IHS Markit anjlok ke level 40,1 pada Juli 2021, menurun cukup signifikan dibanding posisi 53,5 pada Juni tahun ini. Pandemi Covid-19 gelombang dua yang terjadi pada akhir Juni 2021 memicu pembatasan operasional di sejumlah industri manufaktur.
Dampaknya, sektor manufaktur mengalami kontraksi di tengah peningkatan kasus Covid-19 yang menyebabkan PPKM Level 4 dan batasan yang lebih besar terhadap mobilitas penduduk.
Indeks PMI Juli menandakan kontraksi pertama untuk manufaktur Indonesia sektor dalam sembilan bulan, dengan tingkat penurunan tercepat sejak Juni 2020. Efek dari kondisi ini berdampak dua kali lipat karena pemulihan ekonomi tertahan seiring dengan melambatnya permintaan, produksi, dan angka pekerjaan. Selain itu, kondisi ini juga memperparah pelemahan rantai pasokan dan biaya untuk produsen.
Output manufaktur dan pesanan baru menyusut paling cepat sejak Mei 2020, menurut data terbaru HIS Markit, dengan demikian mengakhiri laju pertumbuhan delapan bulan. Hal lain yang menjadi sorotan adalah peningkatan gangguan yang timbul dari gelombang kedua Covid-19 yang telah mengurangi produksi dan permintaan.
Pesanan ekspor juga terdampak dan jatuh untuk pertama kalinya dalam empat bulan dengan tingkat lebih cepat daripada penurunan pekerjaan baru secara keseluruhan. Di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh Covid-19, produsen Indonesia beralih untuk menurunkan tingkat pekerjaan mereka pada bulan Juli.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/indra/safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: